Sukses

Inggris Berlakukan Ancaman Denda hingga 190 Juta Bagi Penolak Isolasi Mandiri

Aturan denda bagi pelanggar isolasi mandiri di Inggris tersebut berlaku mulai 28 September

Liputan6.com, Jakarta Inggris bakal memberlakukan sanksi berupa denda tinggi kepada orang-orang yang menolak melakukan isolasi mandiri demi mengendalikan penyebaran COVID-19.

Dilaporkan The Guardian, dikutip Selasa (22/9/2020), per 28 September, mereka yang positif COVID-19 atau dihubungi oleh tim pelacakan karena melakukan kontak dengan orang terinfeksi, wajib melakukan isolasi mandiri.

Jika masyarakat menolak melakukannya, mereka terancam sanksi mulai dari seribu poundsterling (sekitar 19 juta rupiah) hingga 10 ribu poundsterling (sekitar 190 juta rupiah).

Petugas kepolisian juga akan dikerahkan untuk menemukan pelanggar di wilayah dengan kasus COVID-19 tinggi.

"Kami perlu melakukan semua yang kami bisa untuk mengendalikan penyebaran virus ini, demi mencegah orang yang paling rentan terinfeksi dan untuk melindungi layanan kesehatan nasional, serta menyelamatkan nyawa," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu malam lalu.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kompensasi untuk Yang Tak Bisa Kerja dari Rumah

Johnson menambahkan, mereka yang harus isolasi mandiri namun tidak dapat bekerja dari rumah akan mendapatkan kompensasi sekitar 500 poundsterling (sekitar 9,4 juta rupiah) untuk mengganti kerugian penghasilan selama periode isolasi mereka.

"Sementara banyak orang melakukan yang terbaik untuk mematuhi aturan, saya tidak ingin melihat situasi di mana orang merasa tidak mampu secara finansial untuk isolasi mandiri," tambahnya.

Selain itu, denda tersebut juga siap menanti pemilik usaha yang menolak pekerjanya melakukan isolasi mandiri dengan ancaman pemutusan hubungan kerja.

Pakar di Inggris memang telah memperingatkan pemerintah untuk waspada terhadap lonjakan kasus di negara tersebut. Scientific Advisor Sir Patrick Vallance mengatakan, kemungkinan akan ada 50 ribu kasus per hari pada pertengahan Oktober jika peningkatan terus terjadi.

"Peningkatan jumlah kasus bisa diartikan sebagai peningkatan rawat inap dan peningkatan kematian," kata Vallance seperti dikutip dari Euronews.

Maka dari itu, Vallance mengatakan bahwa dibutuhkan kecepatan dan tindakan yang cukup untuk menurunkan kurvanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.