Sukses

Kata Ahli tentang Obat Kumur yang Diklaim Bisa Membasmi COVID-19

Sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur juga dapat membantu mencegah tertular COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Sudah delapan bulan berlalu sejak pertama kali mendengar infeksi COVID-19. Hal yang dapat kita lakukan hanya menghambat penyebaran infeksi yang begitu cepat. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan yang benar, sanitizer, face shield, menjaga jarak sosial, dan langkah lainnya untuk menjaga kesehatan, termasuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Kini, ada sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur juga dapat membantu mencegah tertular COVID-19.

Sebuah penelitian yang diterbitkan baru-baru ini di Journal of Infectious Diseases meneliti kasus obat kumur dalam memerangi COVID-19.

Menurut temuan mereka, berkumur dengan larutan obat kumur dapat membantu 'menonaktifkan' viral load virus SARS-COV-2 yang bertahan di mulut dan tenggorokan sehingga secara tidak langsung juga mengurangi penyebaran infeksi, seperti dikutip Times of India.

Namun, studi tersebut juga menjelaskan bahwa menggunakan obat kumur juga tidak memastikan bisa mengatasi pandemi virus maupun melindungi seseorang dari infeksi. Adapun yang dapat obat kumur lakukan hanyalah mengurangi kesempatan penyebaran dan transmisi virus.

Hingga kini belum ada perawatan atau obat untuk mencegah COVID-19 dan tentunya membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga vaksin siap.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Catatan peneliti

Para peneliti telah membuat dasar bukti mereka dengan menggunakan larutan desinfektan oral setelah penelitian yang berbasis di Ruhr University Bochum di Jerman yang menemukan jumlah virus COVID-19 tertinggi ada di saluran pernapasan bagian atas, termasuk mulut dan tenggorokan.

Ada kemungkinan bahwa rongga mulut dan tenggorokan adalah lingkungan yang ideal bagi virus untuk menetap pada individu sehat pasca-infeksi, berdasarkan penyebarannya melalui droplet saat batuk, bersin atau berbicara. Sehingga terpikirkan kemungkinan kemampuan larutan obat kumur dapat mengurangi risiko penularan atau bahkan menghentikannya berkembang biak.

“Temuan kami dengan jelas menganjurkan evaluasi formulasi dalam konteks klinis untuk mengevaluasi secara sistematis dekontaminasi dan kesehatan jaringan rongga mulut pada pasien dan petugas kesehatan untuk berpotensi mencegah penularan virus,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut, seperti dilansir Dailymail.

Para peneliti juga percaya bahwa jika terbukti efektif, obat kumur dapat bertindak sebagai protokol standar dalam prosedur gigi dan semakin mengurangi risiko penularan. Hal tersebut yang sedang dipelajari sekarang.

Bagaimana cara kerja obat kumur dalam memerangi virus di rongga mulut?

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menguji delapan botol obat kumur berbeda yang dibeli di toko yang terbuat dari bahan berbeda. Sebagian besar merek yang diteliti umumnya digunakan oleh penduduk Jerman.

Sejumlah obat kumur yang sedang diuji dicampur dengan virus dan partikel biomolekuler untuk menciptakan efek air liur. Larutan tersebut dicampur bersama selama 30 detik untuk meniru berkumur dan melihat apakah larutan tersebut dapat menonaktifkan viral load. Sebuah laporan menambahkan bahwa para ilmuwan menguji larutan dalam sel Vero E6, yang menurut para peneliti, "secara khusus menerima" SARS-CoV-2, untuk menentukan jumlah partikel virus.

Setelah jeda waktu, diamati bahwa sementara semua obat kumur mampu mengurangi viral load, 3 dari 8 sampel mampu membasmi sel virus lebih jauh.

Berdasarkan studi tersebut, para ilmuwan juga berharap dapat melakukan penelitian lain untuk melihat apakah obat kumur dapat menimbulkan respons yang sama pada pasien Covid-19 dan menentukan berapa lama partikel virus bertahan.

"Masih diperlukan studi eksperimental dengan sampel lebih banyak untuk dapat disimpulkan keefektivitasannya. Berkumur dengan obat kumur memang tidak bisa menghambat produksi virus di dalam sel, tapi bisa menurunkan viral load dalam jangka pendek dari sumber potensi infeksi terbesar, yakni di rongga mulut dan tenggorokan," catat Toni Meister, rekan penulis dari studi tersebut.

Perlu dicatat juga bahwa berkumur dengan larutan garam, berkumur dengan air asin atau hangat juga ada yang mengklaim dapat membasmi COVID-19. Namun karena tidak ada bukti nyata maka sebaiknya Anda tidak mengandalkannya. Yang harus Anda taati sebaiknya saran dari tenaga medis seperti memakai masker dan sanitasi, yang merupakan satu-satunya tindakan yang tepat dijalani untuk saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.