Sukses

Perkembangan Data Harian COVID-19 Kini Tak Disiarkan Langsung, Ini Pendapat Epidemiolog

Pengumuman data harian COVID-19 oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tidak akan disiarkan lagi secara langsung seperti yang telah dilakukan 4 bulan ke belakang.

Liputan6.com, Jakarta Pengumuman data harian COVID-19 oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tidak lagi disiarkan secara langsung seperti yang telah dilakukan setiap hari selama 4 bulan ke belakang.

Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan di saluran Youtube Sekretariat Presiden. Sebagai gantinya, data perkembangan COVID-19 tersebut bisa diakses di laman www.covid19.go.id.

Menanggapi hal ini, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D berpendapat bahwa update kasus COVID-19 memang penting, tapi tidak usah disiarkan langsung seperti hari-hari sebelumnya.

Update itu penting tapi tidak usah dilaporkan (langsung). Tapi kalau ada pertanyaan enggak ada yang jawab, tidak ada interaksi,” ujar Pandu melalui sambungan telepon, Rabu (22/7/2020).

Menurut dia, cara penyampaian update lebih baik seperti sekarang jika dibandingkan dengan siaran langsung. Namun, harus ditambah dengan penyediaan forum tanya jawab dan forum analisis.

Laporan perkembangan kasus COVID-19 pun tidak harus harian, katanya, bisa tiga hari sekali.

“Perkembangannya mungkin tidak harus harian, bisa tiga hari sekali, bisa seminggu sekali kalau mau, ya tiga hari lah.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Update Data oleh Masing-Masing Daerah

Menurut Pandu, urgensi dari penyampaian update kasus COVID-19 adalah untuk melihat tren perkembangan kasus. Dari data perkembangan tersebut dapat dianalisis mengapa kasus bisa naik dan hal lainnya.

“Tapi harus lengkap, semuanya harus lengkap.”

Ia juga menyarankan, perkembangan kasus lebih baik dibuat oleh daerah-daerah masing-masing.

“Kalau menurut saya sih lebih akurat daerah yang melaporkan jadi enggak usah ada tingkat nasional. Lebih baik derah saja yang melaporkan karena yang punya data adalah mereka. Data yang lebih lengkap itu di daerah.”

Penyampaian data daerah juga tidak usah melalui saluran televisi, katanya, teknologi seperti Zoom dapat menjadi pilihan.

Penyampaian perkembangan data oleh masing-masing daerah juga dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan data karena terkadang data masih tertunda di pusat.

“Nanti pusat seminggu sekali mengkompilasinya.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.