Sukses

Penerapan New Normal di Indonesia, Psikolog Klinis Ungkap Berbagai Tantangannya

Psikolog klinis mengungkapkan beberapa tantangan yang bisa muncul dalam penerapan new normal di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah merencanakan penerapan tatanan kehidupan normal baru atau new normal agar aktivitas masyarakat tetap berjalan sembari mencegah COVID-19.

Psikolog klinis Annelia Sari Sani mengatakan, ada beberapa tantangan yang akan muncul terkait penerapan new normal di masyarakat. Hal itu disampaikannya dalam diskusi daring pada Rabu kemarin, ditulis Kamis (4/6/2020).

Annelia mengatakan, tantangan pertama adalah pemahaman yang beragam di masyarakat terkait new normal atau tatanan normal baru.

"Bisa dibilang secara umum, pemahaman yang menyeluruh tentang tatanan normal baru ini masih rendah," kata Annelia yang juga merupakan Ketua Satgas Ikatan Psikolog Klinis Indonesia untuk Penanggulangan COVID-19 ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Implementasi Tatanan Normal Baru

Tantangan kedua adalah belum adanya kesadaran masyarakat untuk mengimplementasikan perilaku dalam tatanan hidup normal yang baru.

Annelia mengatakan, dirinya menemukan banyak masyarakat yang memahami dan mengetahui tatanan normal baru dengan pengetahuan yang beragam.

"Namanya perubahan, namanya adaptasi pasti akan menimbulkan kegamangan. Kegamangan ini ditambah lagi dengan knowledge, dengan informasi, dengan pengetahuan yang memang juga belum merata dan simpang siur tersampaikannya kepada masyarakat," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Kekhawatiran

Selain itu, rasa takut atas penularan COVID-19 juga bisa menjadi tantangan dari penerapan new normal. Apalagi karena selama ini, masyarakat merasa aman saat lebih banyak beraktivitas di dalam rumah.

"Mereka yang secara ciri pribadinya cenderung lebih tertutup, lebih menarik diri, maka untuk kembali menghadapi dunia luar ini akan menimbulkan suatu kekhawatiran," kata Annelia.

Tantangan lainnya adalah pada anak-anak yang harus beradaptasi lagi dengan kegiatan bersekolah, belajar, maupun pertemanan dengan protokol kesehatan khusus yang sebelum pandemi tidak dilakukan.

"Ini semua pasti akan menimbulkan distress psikologis yang kalau tidak ditangani akan berdampaknya tentu kembali ke fisik, pada imunitas, pada kesehatan fisik," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.