Sukses

Ras Paling Terdampak COVID-19 di New York

Penduduk kulit hitam di New York City lebih terdampak COVID-19 dibanding kelompok ras lain.

Liputan6.com, Jakarta Penduduk kulit hitam di New York City lebih terdampak COVID-19 dibanding kelompok ras lain. Ini menurut data yang dirilis Jumat (17/4/2020) oleh Departemen Kesehatan kota New York.

Menurut data tersebut, ada 1.999 kematian yang diketahui dari COVID-19 di antara orang kulit hitam atau Afrika-Amerika di lima wilayah, menurut data dilansir dari ABC.

Orang kulit hitam dua kali lebih mungkin meninggal akibat coronavirus. Sedang, orang kulit putih memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat untuk rawat inap yang tidak fatal.

Kematian di antara orang-orang Hispanik atau Latin adalah yang tertinggi kedua di kota itu, dengan setidaknya 1.696 kematian, menurut data. Orang kulit putih adalah kelompok yang paling terpengaruh ketiga dalam hal kematian. Sedang, kematian orang Asia adalah yang terendah, yaitu 463.

Perbedaan tersebut mencerminkan pernyataan Walikota Bill de Blasio yang disebut sebagai "ketidaksetaraan yang jelas" tentang bagaimana virus tersebut mempengaruhi kota.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kota dengan Kasus Terbanyak di AS

New York City telah mencatat setidaknya 11.477 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Ini adalah jumlah kematian terbanyak di AS jika dibanding kota-kota lain.

Kota ini telah meningkatkan upaya pengujian untuk melayani lingkungan yang lebih baik, terutama di kalangan masyarakat minoritas.

Tiga dari lima lokasi pengujian telah beroperasi dan dikelola kota, dibuka pada Jumat di Brooklyn, Bronx, dan Staten Island. Dua lokasi pengujian lainnya, satu di Manhattan dan satu di Queens, dibuka Senin.

Kota ini juga telah memulai kampanye informasi multibahasa yang menargetkan 88 kode pos di mana dampaknya sangat tinggi.

COVID-19 memengaruhi orang Amerika-Afrika di seluruh AS dengan tingkat yang tidak proporsional.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengungkapkan bahwa orang Amerika Afrika menyumbang 33% dari angka rawat inap meskipun hanya 13% dari populasi.

Namun, data CDC terbatas. Yaitu dari 14 negara selama bulan Maret. Data ras dan etnis hanya tersedia dari 580 pasien yang dirawat di rumah sakit untuk coronavirus, dari total 1.482 pasien dalam laporan.

Namun, data tersebut menawarkan gambaran tentang bagaimana virus mempengaruhi komunitas tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.