Sukses

Kematian Akibat Penyalahgunaan Alkohol di AS Meningkat Dua Kali Lipat

Studi mengungkapkan naiknya angka kematian akibat penyalahgunaan alkohol di Amerika Serikat

Liputan6.com, Jakarta Angka kematian akibat penyalahgunaan alkohol di Amerika Serikat meningkat hingga dua kali lipat sejak 1999 hingga 2017. Dalam kurang dari dua dekade, setidaknya sudah ada satu juta nyawa melayang.

Hal ini terungkap dalam sebuah studi terbaru. Dalam periode penelitian tersebut, kematian terkait penyalahgunaan alkohol melonjak dari 36 ribu per tahun menjadi hampir 73 ribu.

Para peneliti juga menyatakan, satu dari lima kematian karena overdosis juga melibatkan konsumsi alkohol secara berlebihan.

"Kematian-kematian itu terkait dengan keputus asaan, kehilangan harapan, kehilangan pekerjaan, dan kesempatan untuk bekerja, serta meningkatnya stres, yang mengarah pada penyalahgunaan zat dan alkohol," kata pimpinan studi Aaron White, ilmuwan saraf seperti dilansir dari Webmd pada Senin (13/1/2020).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2,6 Persen dari 3 Juta Kematian

White mengatakan, kematian akibat overdosis opioid dan bunuh diri dalam beberapa tahun terakhir lebih disorot. Hal ini membuat masyarakat menjadi lupa akan bahaya dari konsumsi minuman keras.

Para peneliti melakukan studi dengan meninjau data sertifikat kematian US National Center for Health Statistics. Mereka menemukan di 2017, penyalahgunaan alkohol menyumbang 2,6 persen dari sekitar 3 juta kematian di AS.

Di antara kematian tersebut, hampir 50 persen karena penyakit hati atau overdosis minuman keras secara mandiri, serta kombinasi obat lain.

3 dari 3 halaman

Peningkatan Tertinggi pada Wanita

Kematian terkait alkohol tertinggi ditemukan di antara pria, orang berusia 45 hingga 75 tahun, serta penduduk asli Amerika dan asli Alaska. Namun, peningkatan tertinggi paling terlihat di kelompok wanita.

"Karena wanita mencapai kadar alkohol dalam darah yang lebih tinggi daripada pria dengan berat sebanding, setelah mengonsumsi jumlah alkohol yang sama, jaringan tubuh mereka terpapar lebih banyak alkohol dan asetaldehida, metabolit alkohol yang beracun, setiap selesai minum," tulis para peneliti.

Tidak diketahui alasan peningkatan tersebut. Namun, hal ini kemungkinan juga terkait kesehatan mental dan perasaan putus asa.

Profesor psikiatri J.C. Garbutt mengatakan, banyak orang mencoba menghilangkan perasaan putus asa dengan konsumsi alkohol. Namun, ini juga meningkatkan kecemasan, stres, depresi, masalah tidur, dan lekas marah.

"Jadi, lingkaran setan dimulai, kata Garbutt.

Studi ini dimuat dalam jurnal Alcoholism: Clinical & Experimental Research pada 8 Januari lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.