Sukses

Bayi Ini Meninggal Usai Mengonsumsi ASI Mengandung Alkohol

Kandungan alkohol dalam darah sang bayi bahkan sangat tinggi dan melebihi batas

Liputan6.com, Jakarta Bagi ibu menyusui, konsumsi alkohol jelas berbahaya dan mempengaruhi kualitas air susu ibu (ASI). Seperti yang terjadi pada bayi Sapphire Williams.

Sapphire meninggal pada 2 Januari 2017 lalu. Setelah diperiksa dokter, darah dalam bayi kelahiran Ahipara, Selandia Baru ini mengandung alkohol dengan enam kali lipat dari batas yang ditentukan.

Melansir The Sun pada Kamis (15/8/2019), laporan yang baru dipublikasi menunjukkan bahwa bayi itu meninggal setelah terpapar alkohol secara tidak langsung.

Ibu dari bayi itu akhirnya mengakui bahwa sebelum menyusui buah hatinya dengan ASI, dia sempat mengonsumsi alkohol berjenis bourbon dan coke dengan jumlah yang besar. Dia meminumnya sehari sebelum kematian sang putri.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Enam Kali Lipat Batas yang Ditentukan

Ahli koroner Debra Bell mengatakan bahwa sesungguhnya meninggalnya Sapphire bisa dicegah.

"Sayangnya, ibunya memilih untuk minum alkohol dalam jumlah besar dan kemudian memilih untuk menyusui," kata Bell.

Pemeriksaan awal pada bayi itu menemukan bahwa darah di jantung Sapphire mengandung alkohol 308 miligram per 100 mililiter darah. Angka itu enam kali lipat dari batas resmi yang diperbolehkan untuk para pengemudi di Selandia Baru.

New Zealand Herald Reports melaporkan, dokter dan ahli toksik bahkan sempat kebingungan dengan penemuan itu. Mereka bahkan melakukan tes hingga dua kali.

3 dari 3 halaman

Alkohol Bisa Masuk ke Bayi dari Ibu

Bell mengatakan bahwa alkohol yang ditemukan dalam tubuh bayi itu sudah pasti berasal dari konsumsi sang ibu.

"Tindakan ibu Sapphire menyoroti apa yang sudah pernah tercatat, alkohol dapat menular ke anak melalui ASI."

Pemeriksaan post-mortem menunjukkan, penyebab kematian dari bayi itu diakibatkan keracunan alkohol akut, lingkungan tidur yang berbahaya, prematur, kemungkinan septikemia (keracunan dalam darah karena bakteri masuk ke aliran darah), serta meninggal karena kekurangan napas.

Sapphire dan saudara kembarnya lahir prematur ketika usia kandungan 33 minggu. Diketahui, dosis vitamin C dan besi yang diresepkan dokter sudah lama tidak diberikan untuk bayi itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.