Sukses

Hindari, 5 Bahan Kimia Ini Bisa Bikin Anda Obesitas

Berikut bahan-bahan kimia yang sebaiknya dihindari jika tak ingin obesitas.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah bahan kimia yang disebut obesogen diyakini berkontribusi terhadap obesitas. Bahan kimia ini dapat ditemukan di berbagai wadah makanan, botol bayi, mainan, plastik, peralatan masak, dan kosmetik.

Ketika masuk ke tubuh Anda, bahan kimia tersebut dapat mengganggu fungsi normal tubuh dan meningkatkan kadar lemak. Tak hanya itu, obesogen juga bisa mengganggu hormon yang menyebabkan efek berbahaya pada wanita dan pria.

Beberapa obesogen tidak hanya dikaitkan dengan obesitas, tetapi juga dengan cacat lahir, pubertas dini pada anak perempuan, demaskulinisasi pada pria, kanker payudara, dan gangguan lainnya.

Sayangnya, banyak dari efek ini terjadi di dalam rahim. Misalnya, ketika wanita hamil terpapar bahan kimia ini, risiko anak mereka menjadi gemuk dan obesitas di kemudian hari dapat meningkat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

5 Bahan Kimia Bisa Sebabkan Obesitas

Di bawah ini adalah lima bahan kimia obesogenik yang paling sering ada di rumah Anda saat ini, seperti dikutip dari Healthline pada Sabtu, 26 Januari 2019.

1. Bisphenol-A (BPA)

BPA adalah senyawa sintetis yang ditemukan di banyak jenis produk, termasuk botol bayi, wadah makanan dan minuman plastik, serta kaleng makanan logam.

Bahan kimia ini telah digunakan secara komersial selama beberapa dekade. Struktur BPA menyerupai estradiol, yang merupakan bentuk terpenting hormon estrogen. Akibatnya, BPA berikatan dengan reseptor estrogen di dalam tubuh. Dan tampaknya sensitivitas terbesar terhadap BPA adalah di dalam rahim.

Dalam uji BPA di Amerika, 96% wanita hamil positif memiliki BPA dalam urine mereka.

Paparan BPA juga telah dikaitkan dengan resistensi insulin, penyakit jantung, diabetes, gangguan neurologis, disfungsi tiroid, kanker, kelainan genital dan banyak lagi. Di kala semua ilmuwan sepakat bahwa BPA menyebabkan penyakit, masih ada beberapa perdebatan tentang apakah BPA tingkat rendah berbahaya.

Otoritas Amerika Serikat dan Uni Eropa memperkirakan bahwa tingkat BPA yang rendah dalam makanan setidaknya tidak memiliki bukti berbahaya. Namun, masih belum jelas apakah kadar BPA yang rendah dapat mempengaruhi perkembangan manusia di dalam rahim. Diperlukan lebih banyak studi sebelum dapat diketahui dengan pasti.

Meski demikian, sejumlah negara seperti Kanada dan Denmark menemukan bukti yang cukup dan telah menetapkan undang-undang untuk mengurangi jumlah BPA dalam produk konsumen.

 

3 dari 6 halaman

2. Phthalates

Phthalate adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik lunak dan fleksibel. Biasanya bahan kimia ini ditemukan di berbagai produk, termasuk wadah makanan, mainan, produk kecantikan, obat-obatan, tirai mandi dan cat.

Bahan kimia ini dapat dengan mudah mencemari makanan, persediaan air dan bahkan udara yang kita hirup.

Dalam sebuah studi oleh CDC, kebanyakan orang Amerika dites positif untuk metabolit ftalat dalam urine mereka. Seperti BPA, phthalate adalah pengganggu endokrin, yang mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh Anda.

Phthalate juga mampu meningkatan risiko kenaikan berat badan dengan mempengaruhi reseptor hormon yang disebut PPAR, yang terlibat dalam metabolisme.

Studi pada manusia telah menunjukkan bahwa kadar ftalat dalam tubuh berhubungan dengan obesitas, peningkatan lingkar pinggang dan resistensi insulin.

Dalam hal ini, pria sangat rentan. studi menunjukkan bahwa paparan ftalat dalam rahim menyebabkan malformasi genital, masalah testis dan kadar testosteron yang rendah. Satu studi menemukan bahwa metabolit ftalat dalam darah berkorelasi dengan diabetes tipe 2.

 

4 dari 6 halaman

3. Atrazine

Atrazine adalah salah satu herbisida yang paling banyak digunakan di AS. Bahan kimia ini telah dilarang di Eropa selama lebih dari satu dekade.

Atrazine juga merupakan pengganggu endokrin dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan berkorelasi dengan cacat lahir pada manusia.

Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan atrazin dengan peningkatan risiko obesitas, dan kadar tinggi dapat meningkatkan berat badan pada tikus.

 

5 dari 6 halaman

4. Organotin

Organotin adalah bahan kimia buatan yang digunakan untuk berbagai keperluan industri. Salah satunya disebut tributyltin (TBT). Ini digunakan sebagai fungisida dan diterapkan pada kapal untuk mencegah pertumbuhan organisme laut di lambung kapal. Ini juga digunakan dalam pengawet kayu dan beberapa sistem air industri.

Hanya saja, tributyltin berbahaya bagi organisme laut dan telah dilarang oleh berbagai pihak berwenang. Beberapa ilmuwan percaya bahwa tributyltin dan senyawa organotin lainnya dapat mengganggu endokrin dan berkontribusi pada obesitas pada manusia dengan meningkatkan jumlah sel lemak.

Dalam penelitian lain pada tikus, paparan tributyltin selama 45 hari menyebabkan penambahan berat badan dan penyakit hati berlemak.

 

6 dari 6 halaman

5. Asam Perfluorooctanoic (PFOA)

Asam Perfluorooctanoic (PFOA) adalah senyawa sintetis yang digunakan untuk berbagai peralatan masak teflon dan juga ditemukan dalam microwave popcorn. PFOA telah ditemukan dalam darah lebih dari 98% orang Amerika.

Bahan kimia ini telah dikaitkan dengan berbagai penyakit pada manusia, termasuk kelainan tiroid, berat lahir rendah dan penyakit ginjal kronis.

Dalam satu studi pada tikus, paparan PFOA selama perkembangan menyebabkan peningkatan insulin, leptin dan berat badan selama paruh baya. Hanya butuh penelitian kembali untuk menguji pada manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga membuat berat badan di atas normal.

    Obesitas