Sukses

8 Kendala yang Bikin Penyandang Disabilitas Lebih Berisiko Alami Obesitas

Pada rentang usia 10 hingga 17 tahun, anak disabilitas yang mengalami obesitas ada 20 persen. Sementara, anak non disabilitas angka obesitasnya 15 persen.

Liputan6.com, Jakarta Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyampaikan bahwa penyandang disabilitas lebih berisiko terkena obesitas ketimbang masyarakat lain.

“Anak-anak dan orang dewasa dengan keterbatasan mobilitas dan ketidakmampuan intelektual atau belajar memiliki risiko terbesar terkena obesitas,” mengutip laman resmi CDC, Jumat (15/3/2024).

Pada rentang usia 10 hingga 17 tahun, anak disabilitas yang mengalami obesitas ada 20 persen. Sementara, anak non disabilitas angka obesitasnya 15 persen.

Risiko obesitas lebih tinggi pada penyandang disabilitas karena mereka lebih sulit untuk mengonsumsi makanan sehat, mengontrol berat badan, dan aktif secara fisik. Beberapa kendala yang dihadapi penyandang disabilitas dalam menjaga berat badan yakni:

  • Kurangnya pilihan makanan sehat.
  • Kesulitan mengunyah atau menelan makanan, serta masalah dengan rasa dan teksturnya.
  • Obat-obatan yang dapat menyebabkan penambahan berat badan, penurunan berat badan, dan perubahan nafsu makan.
  • Keterbatasan fisik yang dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam berolahraga.
  • Rasa nyeri saat bergerak.
  • Kurangnya energi.
  • Kurangnya sumber daya (misalnya, uang, transportasi, dan dukungan sosial dari keluarga, teman, tetangga, dan anggota masyarakat).
  • Kurangnya lingkungan yang dapat diakses (misalnya, trotoar, taman, dan peralatan olahraga) yang memungkinkan dilakukannya olahraga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

7 Perubahan yang Dapat Dilakukan Mulai Sekarang

Obesitas adalah masalah kompleks yang memerlukan seruan tindakan yang kuat di berbagai tingkatan, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.

Dibutuhkan lebih banyak upaya, dan inisiatif federal yang baru untuk membantu mengubah komunitas masyarakat menjadi tempat yang sangat mendukung pola makan sehat dan hidup aktif.

Perubahan dapat dilakukan oleh semua orang mulai sekarang, yakni dengan:

  • Makan lebih banyak buah dan sayuran.
  • Lebih sedikit mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
  • Minum lebih banyak air daripada minuman manis.
  • Kurangi menonton televisi.
  • Mendukung pemberian ASI.
  • Mempromosikan kebijakan dan program di sekolah, di tempat kerja, dan di masyarakat yang membuat pilihan yang sehat menjadi pilihan yang mudah.
  • Lebih aktif secara fisik.
3 dari 4 halaman

Konsekuensi Obesitas

Mencegah obesitas menjadi hal penting karena kondisi ini dapat membawa konsekuensi yang lebih berat seperti:

  • Penyakit jantung koroner.
  • Diabetes tipe 2.
  • Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar).
  • Tekanan darah tinggi.
  • Gangguan lipid (misalnya kolesterol total tinggi atau kadar trigliserida tinggi).
  • Stroke.
  • Penyakit hati dan kandung empedu.
  • Apnea tidur dan masalah pernapasan.
  • Osteoartritis (degenerasi tulang rawan dan tulang di bawahnya dalam sendi).
  • Masalah ginekologi (menstruasi tidak normal, infertilitas).
4 dari 4 halaman

Faktor Risiko Utama Pemicu Berbagai Penyakit Kronis

Konsekuensi obesitas sejalan dengan paparan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut organisasi ini, obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kronis. Termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke, serta beberapa jenis kanker.

Pada 2022, 1 dari 8 orang di dunia hidup dengan obesitas. Dan angka obesitas dewasa di seluruh dunia telah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1990, sementara obesitas remaja angkanya telah empat kali lipat.

Selain itu, anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas daripada orang dewasa.

Secara global, sebanyak 390 juta anak dan remaja berusia 5–19 tahun mengalami kelebihan berat badan pada tahun 2022. Sebanyak 160 juta orang hidup dengan obesitas dan angka ini diperkirakan akan semakin buruk.

Faktanya, obesitas pada anak diperkirakan meningkat 100 persen antara tahun 2020 dan 2035.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.