Sukses

Kemenkes: Sampah Plastik Bahaya bagi Tubuh Manusia

Kemenkes mengungkapkan, mikroplastik yang ada dalam sampah plastik juga bisa membunuh tanaman dan hewan, serta berbahaya bagi tubuh manusia

Liputan6.com, Jakarta Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Agus Nurali mengatakan, plastik yang sulit terurai menimbulkan masalah di lingkungan. Di antaranya bakal ada penimbunan limbah, menyumbat saluran air, dan banjir yang mencemari lingkungan.

"Sampah plastik akan mempengaruhi kesehatan tubuh manusia kalau tertimbun di tanah atau air," ujar Imran di gedung Kemenkes, seperti dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Kamis (17/1/2019).

"Pecahan-pecahan limbah plastik itu berpotensi membahayakan kesehatan manusia jika air dikonsumsi," tambahnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Mikroplastik

Selain itu, dampak berbahaya juga akan terjadi pada tanaman di darat dan biota air. Imran mengatakan, mikroplastik yang terkandung dalam air bisa masuk ke dalam organ tubuh ikan. Sehingga, hewan tersebut tidak akan bertahan hidup lama dan berbahaya jika dikonsumsi manusia.

"Kalau mikroplastik kena panas matahari atau terbakar itu pun berbahaya bagi pernapasan. Kalau sampah plastik dibakar bisa menghasilkan zat karbon monoksida yang bahaya untuk kesehatan," ungkap Imran.

Walau belum ada penelitian tentang ambang batas kandungan mikroplastik yang berbahaya bagi makhluk hidup, masyarakat diimbau tetap mengurangi penggunaan plastik.

"Kalau bisa dibatasi, kita gunakan tas belanja sendiri supaya tidak menambah polusi," ujarnya.

Selain itu, salah satu cara lainnya adalah dengan membawa botol minum sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Menkes Nila Moeloek. Dalam beberapa kesempatan, dia juga mengajak masyarakat untuk membawa sendiri botol minumnya dan mengurangi limbah kemasan airm minum.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.