Sukses

Saran Puan Maharani Biar Jamu Digandrungi Anak Zaman Sekarang

Strategi khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) Puan Maharani ajak kaum milenial doyan minum jamu.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK), Puan Maharani, menduga bahwa kaum milenial mungkin tidak terlalu menyukai jamu. Ada juga yang bahkan enggan meminumnya. Padahal, khasiat jamu dapat membuat tubuh lebih bugar dan awet muda.

Kekhasan jamu pun bervariasi dari masing-masing daerah. Demi mengajak kaum milenial doyan minum jamu, Puan punya strategi khusus.

"Menurut saya, pendekatan akurat itu membuat kaum milenial percaya dan meyakini bahwa jamu yang diproduksi memang aman diminum. Sekarang kan banyak juga jamu yang berbahaya karena bahan pembuatannya mengandung zat kimia," kata Puan Maharani dalam sambutannya membuka Program Terpadu UMKM Berdaya Saing: Pencanangan Gerakan UMKM Jamu Berdaya Saing dan Herbal Indonesia Expo 2018 di Gedung SMESCO, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.

Menurutnya, agar jamu digandrungi anak muda zaman sekarang, produsen diimbau untuk 'menjual' jamu dengan cara kreatif. Juga harus praktis dan mudah bagi kaum milenial untuk meminumnya. Kemasan yang tidak menarik dan praktis bisa membuat kaum milenial enggan mencoba minum jamu.

"Jadi, kemasan atau packaging-nya harus praktik ketika mereka (kaum milenial) minum. Tidak terkesan repot kemasannya," kata Puan Maharani.

Kemasan jamu yang mudah dibawa untuk diminum menjadi salah satu cara jitu untuk memperkenalkan jamu pada kaum milenial.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajak anak buat jamu

Ada juga cara lain memperkenalkan jamu pada kaum milenial. Perkenalan jamu ini bisa dimulai dari pendekatan keluarga. Puan, yang punya kebiasaan minum jamu beras kencur dan kunyit sejak remaja menurunkan kebiasaan tersebut kepada anak-anaknya.

Di rumah, anak-anak Puan ikut minum jamu. Stok jamu selalu tersedia di kulkas. Bahkan ia sesekali mengajak anaknya ke pasar untuk membeli kunyit asam. Sampai di rumah, kunyit asam dimasak menjadi jamu.

"Saya ajak anak saya ke pasar untuk beli bahan kunyit asam. Kemudian langsung direbus. Jadilah jamu godog. Anak saya bertanya, 'Kenapa kunyit asamnya langsung direbus tanpa harus dicuci dulu?' Saya jawab, memang bikinnya begitu," ujar Puan.

Jika melihat kondisi sekarang, yang mana begitu banyak minuman kemasan unik, lanjut Puan, kaum milenial mungkin lebih tertarik pada jamu dengan kemasan yang bersih dan higienis. Mereka dapat tergugah untuk minum jamu.

"Saya berharap, produsen jamu melakukan inovasi yang kreatif. Ini kompetisi dan penting. Tujuannya agar jamu dikenal masyarakat, khususnya kaum milenial dengan kekhasiatannya masing-masing," tutup Puan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.