Sukses

Cedera yang Jarang Dipedulikan Pelari

Pelari biasanya cuek dengan cedera yang menimpa saat lari. Namun, sesungguhnya tak perlu dipedulikan.

Liputan6.com, Jakarta Orang yang terlalu sering lari berisiko cedera yang membutuhkan perawatan dengan harga mahal dan menyakitkan.

Sayang, selama 30 tahun terakhir ini angka orang yang cedera karena lari bukannya berkurang, malah persentasenya membesar.

Kepala Departemen Fisioterapi di Rumah Sakit Umum Sengkang Singapura, Dr Pauline Leong, mengatakan hal ini terjadi karena para pelari 'tutup mata' bila cedera yang dialami adalah masalah serius.

"Mereka seringkali menganggap rasa sakit adalah bagian dari olahraga," kata Pauline.

"Mereka tidak sadar bahwa saat cedera semakin memburuk, pemulihan akan semakin lama, dan tak jarang harus sampai rehabilitasi," ujar dia seperti dikutip dari Singapore Health XChange pada Kamis, 25 Oktober 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cedera karena Lari

Menurut Pauline, berdasarkan penelitian terbaru, risiko cedera semakin meningkat karena dorongan dari pelatih dan daya saing untuk dapat menyelesaikan lari tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan.

Ambisi yang terlalu kuat tidak bagus juga untuk kesehatan tubuh sendiri. Akan tetapi, Pauline menganggap cedera hanyalah puncak gunung es dari hobi lari.

Ada juga kasus-kasus yang jarang atau bahkan tidak diketahui pelari itu sendiri bahwa lari bisa menyebabkan serangan jantung mendadak. Beberapa bahkan mengakibatkan kematian.

 

3 dari 3 halaman

Manfaat Lari

Namun, perlu diketahui juga, lari punya manfaat yang jauh lebih besar daripada bahaya kesehatan itu sendiri.

Untuk Pauline, ini tentang mengetahui risiko kesehatan yang berkaitan dengan lari dan bagaimana cara menguranginya.

"Lebih penting lagi, ini tentang mengenal diri sendiri dan bersikap realisitis tentang target lari Anda," kat dia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini