Sukses

Cerita Dokter Sujie Pratiwi Hadapi Dukun Beranak

Sepanjang tahun 2016 sampai 2017, dokter Sujie Pratiwi yang mengabdi di Puskesmas Losari harus menghadapi dukun beranak, yang masih dipercayai masyarakat setempat.

Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat rupanya lebih memilih mengontak atau memanggil dukun beranak daripada pergi ke puskesmas terdekat. Tak ayal, kontak terhadap tenaga kesehatan yang rendah membuat kematian ibu dan anak sering terjadi.

 

Itulah salah satu permasalahan yang dihadapi Sujie Pratiwi, dokter umum yang mengabdi di Puskesmas Losari. Sepanjang tahun 2016 sampai 2017, Sujie yang tergabung dalam Tim Pencerah Nusantara Angkatan 4, berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Losari. Namun, tantangan yang ada di lapangan, ia bersama tim harus berhadapan dengan dukun beranak.

Walaupun masyarakat secara turun temurun memercayai dukun beranak. Proses persalinan yang tidak dilakukan di layanan kesehatan membahayakan ibu dan bayi, seperti pendarahan, yang berujung kematian. Sambil duduk santai di sebuah restoran di bilangan Cikini, Jakarta, Sujie menceritakan pengalamannya.

"Kami akhirnya membuat program yang bertujuan dukun beranak sebagai mitra bidan dan kader. Program tersebut bekerja sama dengan berbagai lintas sektor, di antaranya camat, kepolisian, dan pamong desa. Hasil program berupa kesepakatan. Masing-masing profesi, baik dukun beranak juga bidan punya peran dan tanggung jawab," ungkap Sujie ketika berbincang dengan Health Liputan6.com, ditulis Jumat (18/5/2018).

Kesepakatan sesuai tangggung jawab menandakan, ada batasan yang harus dilakukan dukun beranak dan bidan. Dukun beranak tidak boleh melakukan tindakan medis. Mereka boleh melakukan pijatan untuk memberikan kenyamanan.

Untuk proses persalinan, tidak boleh dilakukan dukun, melainkan tenaga kesehatan (bidan).

"Ya, ambil kolaborasi. Bidan akan membantu persalinan. Dukun beranak boleh mendampingi. Jadi, dukun tidak kehilangan pekerjaan sekaligus tidak merasa pekerjaannya diambil alih," Sujie menambahkan.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih dekat dengan dukun beranak

Sujie menceritakan, bagaimana ia dan tim membangun jalinan komunikasi dan hubungan dekat dengan dukun beranak. Sebelum kesepakatan menyebut, dukun beranak mitra bidan dan kader berhasil dilakukan, ada pendekatan khusus kepada dukun beranak.

"Ada teman saya yang sampai nginap di rumah dukun, lalu melakukan aktivitas bersama-sama. Makan bersama, belanjan ke pasar sama-sama. Lama-lama ikatan personal jadi lebih dekat. Baru diberi penjelasan sedikit-sedikit soal kesehatan medis," ucap Sujie, lulusan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sambil tersenyum.

Agar lebih dekat dengan dukun beranak, mereka juga ikut diajak ke posyandu. Dukun beranak ikut membantu memberikan pelayanan. Dalam hal pelayanan ibu hamil ke puskesmas, dukun beranak juga memberikan pelayanan yang tepat.

Mereka sudah paham. Bila ibu hamil akan melakukan persalinan maupun membutuhkan pertolongan medis, maka dukun beranak dapat membuat keputusan. Bahwa ia akan mengantarkan ibu hamil ke puskesmas.

"Ada keterlibatkan dukun beranak dengan mengantarkan pasien ke puskesmas. Mereka juga dapat dana insentif. Sesuai kesepakatan dari kecamatan, sekali mengantar, dukun beranak bisa dapat Rp50.000," tambah Sujie.

3 dari 3 halaman

Tetap dipercayai masyarakat

Adanya peran dukun beranak menjadi salah satu langkah menghadapi kepercayaan masyarakat terhadap dukun. Di Losari, nenek juga kakek dalam sebuah keluarga masih percaya dengan dukun beranak. Ketika ada salah satu anggota keluarga yang melahirkan, maka harus dibantu dengan dukun.

"Ketika keluarga datang ke dukun beranak, nanti dukun beranak sudah memutuskan sendiri. Dia tidak mau membantu ibu hamil melahirkan di rumah. Dia akan mengantarnya ke bidan atau puskesmas," kata Sujie, yang pernah mengabdi di Nanga Pinoh, Kalimantan Barat.

Dari kondisi yang tercipta itu, kepercayaan masyarakat tidak hilang terhadap dukun. Dukun tetap ikut terlibat. Saat ibu hamil dan keluarganya tiba di puskesmas, informasi persalinan dan kesehatan disampaikan tenaga kesehatan.

Dalam pendekatan terhadap dukun beranak, Sujie dan tim mengkaji terlebih dahulu, berapa jumlah dukun yang ada di Losari. Dukun beranak mana saja yang keras kepala, pawang, dan mudah diajak kerja sama. Kemudian mereka baru didekati. Hingga sekarang, dukun beranak di Losari terlibat mengantarkan ibu hamil ke puskesmas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.