Sukses

Langsing Sehat Berkat Konsumsi Kedelai

Komponen di dalam kedelai tak hanya membantu memenuhi asupan gizi, tapi juga membantu mencegah kenaikan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta Jangan anggap remeh manfaat dari kedelai. Mengonsumsi bahan pangan yang biasa ditemui dalam rupa tahu dan tempe ini mampu mencegah kenaikan berat badan.

Menurut ahli kedelai dari Institut Pertanian Bogor, Prof. DR. Ir. Made Astawan, komponen-komponen di dalam kedelai tak hanya membantu memenuhi asupan gizi tapi juga membantu mencegah kenaikan berat badan.

Made menjelaskan kedelai mengandung protein, vitamin, mineral, karbohidrat kompleks dengan tingkat indeks glikemik rendah. Lalu, di dalam kedelai juga terkandung serat pangan, isoflavon, antioksidan, dan komponen bioaktif lainnya.

Lalu, komponen apa dari kedelai yang membantu mencegah kenaikan berat badan?

1. Serat pangan

"Serat pangan itu tidak dapat dicerna, di mulut enggak bisa dicerna, di usus enggak bisa dicerna, di lambung juga tidak di bisa dicerna. Karena tidak bisa dicerna akan membuat lambung terasa penuh, sehingga orang tersebut tidak mudah merasa lapar, membuat perasaan kenyang," kata Made dalam temu media bersama Soyjoy di Jakarta pada Rabu (25/4/2018).

Perasaan kenyang tersebut, tentu saja membuat keinginan untuk makan berlebih jadi berkurang. Hal tersebut yang membuat berat badan jadi tak mudah naik.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Isoflavon dan tingkat indeks glikemik rendah

2. Isoflavon

Made mengungkapkan salah satu keunggulan kedelai dibandingkan kacang-kacangan lain adalah kandungan isoflavon.

"Kehadiran isoflavon mencegah berbagai penyakit yang terkait dengan obesitas karena berperan sebagai antioksidan," katanya.

3. Indeks glikemik rendah

Indeks glikemik (IG) adalah angka yang menunjukkan kecepatan makanan dalam menaikkan gula darah. Dan, kedelai masuk dalam bahan pangan dengan IG rendah di angka 16.

"Mengonsumsi bahan pangan dengan IG rendah akan membuat rasa kenyang, juga akan mengganggu metabolisme lemak, serta menjaga kadar glukosa darah tetap stabil," kata pria yang juga dosen di Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini.

Namun, tentu saja untuk menjaga atau menurunkan berat badan tidak hanya dengan mengonsumsi makanan tertentu. Iringi juga dengan mengatur pola makan dan banyak bergerak seperti disampaikan Made. 

3 dari 3 halaman

Olahan makanan berbahan kedelai

Di Taiwan, orang-orang setempat, kata Made, begitu menggemari stinky tofu. Walau aroma makanan yang biasa digoreng atau direbus itu busuk tapi digemari banyak orang.

Orang-orang Jepang juga termasuk penikmat makanan berbahan kedelai. Mulai dari olahan kedelai tradisional sampai yang modern.

"Ada miso sup, minuman kedelai, natto (fermentasi kedelai dengan Bacillus subtilis). Itu yang tradisional. Yang modern sudah ada soy extract di sana," kata Made.

Bagi masyarakat Indonesia, tentu bahan pangan bersumber kedelai sudah tak asing lagi. Tempe dan tahu adalah makanan yang biasa kita santap sehari-sehari baik sebagai lauk atau campuran bahan pangan lain.

Kinim juga sudah ada camilan berbentuk bar dengan bahan tepung kedelai. Dengan pengolahan seperti ini jadi mudah dibawa untuk menjadi camilan. 

"Kedelai itu IG-nya rendah, 16. Jadi, produk-produk yang dibuat dengan kedelai cenderung memiliki IG rendah, kecuali yang ditambah gula tinggi," katanya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.