Sukses

Masyarakat AS Jadi Agresif dan Kasar Setelah Konsumsi Jamur Ajaib

Konsumsi jamur psilocybin atau jamur ajaib memberikan efek buruk pada tubuh.

Liputan6.com, Amerika Serikat Peneliti Johns Hopkins melaporkan, setelah melakukan survei dengan melibatkan sekitar dua ribu orang yang mengonsumsi jamur psilocybin, diketahui bahwa mengonsumsi jamur yang dikenal sebagai "jamur ajaib" dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang. Hasil survei ini diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology.

Sementara itu, Roland Griffiths, profesor psikiatri di Johns Hopkins University School of Medicine menghabiskan lebih dari 15 tahun melakukan studi pengaruh jamur psilocybin terhadap kesehatan seseorang.

Jamur psilocybin mulai populer di Amerika Serikat pada 1960. Namun, badan kesehatan negara setempat sudah melarang masyarakat di sana untuk mengonsumsi jamur tersebut pada 1970.

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan Roland menemukan, sebanyak 10 persen respondens didera sakit yang berkepanjangan dan 2,7 persen mengalami sakit parah sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 2,6 persen mengatakan, mereka menjadi bertindak agresif atau kasar.

Selain itu, kecemasan, depresi, dan pikiran bunuh diri mencoba bunuh diri setelah makan jamur ajaib. Studi yang dilakukan Roland sangat hati-hati.

"Sepanjang kami melakukan studi ini, para peserta ditangani secara hati-hati sehingga efek perilaku negatif atau masalah psikologis dapat diatasi. Kami juga tidak sembarangan memberikan jamur psilocybin kepada peserta. Kami mempersiapkan mental mereka sebelum memberikan jamur," ujar Roland seperti dikutip dari situs Psych Central, Selasa (3/1/2017).

Menurut Substance Abuse and Mental Health Services Administration National Survey on Drug Use and Health AS, kini sekitar 22,9 juta orang atau 8,7 persen orang AS melaporkan mengonsumsi jamur psilocybin.

Meski berisiko mengubah perilaku seseorang menjadi lebih agresif dan mengganggu psikologis, jamur psilocybin tidak dianggap sebagai zat adiktif atau racun bagi otak, hati, dan organ tubuh lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.