Sukses

Anjingku, WC-ku

Kisah seorang anak yang merelakan menjual anjingnya demi mewujudkan WC di rumahnya yang berada di Skadau, Kalimantan Barat.

Liputan6.com, Jakarta Gatha adalah seorang anak kecil dari keluarga dengan kondisi ekonomi sederhana. Orangtuanya bekerja sebagai petani karet. Hal ini tidak mengurangi keceriaan Agat saat bermain. Setiap hari Gatha pasti bermain bersama teman-temannya, berlari-lari di halaman rumah dan kadang diikuti Beki, anjingnya. Tidak pernah ada kesedihan di wajahnya.

Selain suka bermain, Gatha juga sangat senang mengikuti kegiatan kelompok anak setiap minggu di desanya, sebuah desa dampingan Wahana Visi Indonesia di Kabupaten Skadau, Kalimantan Barat. Kelompok anak St. Lusia sudah berdiri satu tahun yang lalu dan anak-anak masih antusias mengikuti kegiatan kelompok anak.

Di awal kegiatan, anak-anak didampingi oleh kelompok Wanita Katolik untuk berdoa. Selanjutnya diisi oleh Wahana Visi Indonesia dengan aneka kegiatan seperti belajar, hak anak dan kesehatan. Salah satunya pentingnya memiliki WC di rumah.

Kakak-kakak dari Wahana Visi selalu mengingatkan pentingnya punya WC dan tidak pernah lupa bertanya siapa yang sudah punya WC dan siapa yang belum. Anak-anak yang sudah mempunyai WC pasti sangat bangga mengangkat tangan ketika ditanya. Sangat berbeda dengan anak-anak yang belum mempunyai WC. Di setiap akhir kegiatan, kakak Wahana Visi selalu mengingatkan kepada anak-anak yang belum mempunyai WC supaya meminta orangtua membuat WC.

Gatha selalu termasuk ke kelompok yang belum mempunyai WC. Setiap pulang dari kegiatan kelompok anak, Gatha tidak pernah lupa pesan dari kakak Wahana Visi, yaitu meminta WC dibuatkan di rumah. Selain itu, memang Wahana Visi juga memberi penyadaran pentingnya WC keluarga bagi orangtua, sehingga ketika anak-anak meminta WC, orangtua tidak kaget dan marah kepada anaknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memilih anjing atau WC?

Setiap kali kakak-kakak Wahana Visi mengingatkan pentingnya WC, setiap kali itu juga Gatha meminta orangtuanya membuat WC. Gatha sudah sangat ingin memiliki WC, terlihat dari sikapnya yang sudah mulai sering sedih dan selalu meminta dibuatkan WC. Karena terus-terusan meminta WC, akhirnya ibunya meminta juga agar ayahnya bisa membuatkan WC di rumah.

Suatu malam sang ayah datang kepada Gatha dan berkata, “Gatha, ayah belum mempunyai uang untuk membuat WC. Membuat WC membutuhkan uang dan ayah sedang tidak memiliki uang, sehingga kalau mau buat WC, kita harus menjual anjing kita.” Gatha lalu menangis karena Beki, anjing yang sangat dia sayangi, harus dijual.

Gatha berpikir keras, mana lebih penting, “Anjingku atau WC-ku?” Butuh waktu seminggu, akhirnya Gatha merelakan anjing kesayangannya untuk dijual demi membuat WC.

Keesokan hari sang ayah menjual Beki dengan harga Rp 500.000. Setelah itu, ayahnya langsung membuat WC untuk anaknya. Ibu dan ayahnya berdua bahu-membahu dalam pembuatan WC. Mereka dengan semangat, cucuran keringat, air mata dan dengan kasih sayang membuat WC bagi anaknya.

Setelah WC selesai dibuat, Gatha sangat senang, dia tidak sedih lagi. Gatha bisa bercerita dengan bangga kepada teman-temannya kalau dia sudah punya WC.

 

*Penulis: Herna Sinulingga, staf Wahana Visi Indonesia Kantor Operasional Skadau, Kalimantan Barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.