Sukses

Pelaku Kriminal Rawan Derita Demensia

Peneliti melihat adanya hubungan antara pelanggaran hukum yang dilakukan di usia tua dan kemungkinan demensia.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Neurology menemukan hal menarik. Peneliti melihat adanya hubungan antara pelanggaran hukum yang dilakukan di usia tua dan kemungkinan demensia.

Seperti ditulis Dailymail, Kamis (8/1/2015), paramedis menemukan adanya tanda-tanda demensia pada mereka yang melakukan pencurian, pelanggaran lalu lintas, kelainan seksual, termasuk buang air kecil sembarang dan pelanggaran kecil lainnya.

Para peneliti AS tersebut meninjau catatan medis dari 2.397 pasien yang didiagnosis dengan penyakit Alzheimer atau jenis lain dari demensia antara 1999 dan 2012. Mereka menemukan, 204 pasien atau 8,5 persen perilaku menyimpang mereka lebih sering merupakan tanda awal demensia frontotemporal (bvFTD).

Penulis utama studi tersebut Dr Georges Naasan dari University of California, AS mengatakan, demensia frontotemporal mirip dengan penyakit Alzheimer. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di otak sehingga akan mengganggu kemampuan kita untuk merencanakan dan mengatur perilaku kita.

Jenis demensia ini menyebabkan masalah progresif seperti keterlambatan bahasa, berpikir, emosi dan perilaku, dan dapat mengubah karakter seseorang dan perilaku sosial. Gejala ini juga biasanya merupakan tanda awal dari jenis lain dari demensia yang disebut Primary progressive aphasia (PPA).

"Sebagian besar penyakit ini sifatnya sporadis, artinya bisa terjadi tanpa penyebab genetik dan sulit diprediksi. Maka itu, penting untuk deteksi dini perubahan kepribadian, penyimpangan norma dan evaluasi kemungkinan adanya gangguan otak," kata Naasan.

Naasan menerangkan, tanda-tanda awal demensia frontotemporal mencakup perubahan kepribadian termasuk rasa malu, kurangnya empati, kehilangan motivasi atau apatis, atau perilaku obsesif-kompulsif.

"Demensia frontotemporal biasanya dimulai antara usia 45 dan 65, meskipun kadang-kadang dapat mempengaruhi orang-orang muda serta orang tua," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini