Sukses

Menkes: RS Tipe B Wajib Penelitian atau Tak Naik Kelas

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mewajibkan seluruh Rumah Sakit tipe B untuk melakukan pendidikan dan penelitian.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengimbau seluruh Rumah Sakit tipe B yang berada disetiap ibukota provinsi dan menjadi tempat pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten untuk melakukan pendidikan dan penelitian.

"Selain pelayanan, kita mengharapkan adanya pendidikan dan penelitian di RS tipe B. Pendidikan karena kita masih butuh tenaga medis, dokter, dokter gigi maupun tenaga paramedis seperti perawat, bidan dan sebagainya di daerah kecil dan terpencil. Karena nggak bisa terus dipusatkan di Jakarta biar nggak perlu lagi ada anak kanker dari pulau Alor periksa diri di Jakarta," kata Menkes di sela-sela acara pembukaan layanan kesehatan kanker anak gratis oleh Tahir Foundation di RS Mayapada, Senin (26/5/2014).

Berdasarkan pengalaman, lanjut Menkes, masalah pendidikan kedokteran juga masih mengkhawatirkan. Para dokter masih banyak yang tidak mau ke daerah.

"Kita beri tugas, terus setelah selesai, dia teken kontrak dan lebih baik bayar balik agar RS swasta yang membelinya. RS swasta kita hargai, peran dalam pendidikan dan penelitian juga kita hargai. Tapi please, jangan membeli tenaga medis atau spesialis yang sudah disekolahkan dari daerah dan membuat mereka tidak mau kembali. Sayangnya, saya tidak punya kuasa untuk teman sejawat yang nakal seperti itu."

Selain pendidikan, penelitian di RS bagi Menkes juga sama pentingnya. "Kita butuh penelitian. Tidak ada negara yang maju pelayanannya tanpa didukung penelitian. RS tipe B kami wajibkan terlibat pendidikan dan penelitian. Kalau nggak, nggak akan dinaikkan statusnya," tegas Menkes.

Oleh karena itu, kata Menkes, penelitian bisa dilakukan misalnya mulai mencari tahu penyebab kanker. Karena penyakit lainnya memiliki faktor risiko seperti merokok, kurang gerak, gizi tidak seimbang, kecelakaan lau lintas dan penggunaan alkohol atau narkoba.

"Untuk kanker pada orang dewasa sudah jelas disebabkan oleh rokok, cara makan dan lifestyle. Tapi kita belum tahu sampai sejauh mana asap rokok yang menjadi polusi di dalam dan luar mempengaruhi berapa banyak penyakit pada anak," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini