Sukses

Bos Baik Hati Lebih Mudah Stres

Setiap bawahan ingin memiliki bos yang baik hati yang memikirkan kesejahteraan bawahannya. Namun, bos yang baik hati justru lebih stres.

Liputan6.com, London Setiap bawahan tentu ingin memiliki bos yang baik hati yang memikirkan kesejahteraan bawahannya. Namun, bos yang baik hati justru lebih stres dibanding bos yang kejam.

Sebuah penelitian menemukan, bos yang baik hati berusaha keras bersikap adil kepada pekerjanya. Bos baik hati yang selalu mengawasi setiap keputusan di tempat kerja demi kesetaraan dan keadilan bisa menjadi pengalaman melelahkan. Karena itulah bos baik hati lebih mungkin membuat kesalahan di tempat kerja atau terlibat dalam perilaku yang menyimpang.

Sementara bos yang kejam bisa lebih baik di perusahaan seperti yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology..

Penelitian yang dilakukan di Michigan State University memantau 82 bos dua kali sehari dalam beberapa minggu dan mencatat keadaan emosionalnya serta efisiensi kerja.

Semua bos harus berurusan dengan kasus keadilan di tempat kerja atau keadilan prosedural. Misalnya saja, karyawan mengklaim terjadi diskriminasi karena tak dipromosikan.

Beberapa bos ditemukan secara mental lelah dibanding yang lainnya karena mereka mendapat tekanan dari bias pribadi sendiri dan harus konsisten meski jika itu bertentangan dengan naluri mereka.

Bos-bos yang menderita kelelahan mental inilah yang lebih cenderung membuat kesalahan di tempat kerja dan berperilaku menyimpang seperti mencuri atau menipu.

"Tindakan hati-hati yang memantau kewajaran keputusan kerja di bawah pengawasan mental dan emosional," kata Pemimpin Penelitian Profesor Russell Johnson seperti dilansir MailOnline, Kamis (26/3/2014).

Menurutnya, manajer yang secara mental lelah lebih rentan membuat kesalahan dan lebih sulit mengontrol impuls menyimpang atau kontraproduktif.

"Beberapa penelitian bahkan menemukan karyawan yang secara mental lelah cenderung mencuri atau menipu," katanya.

Johnson menjelaskan, memang aturan keadilan di tempat kerja bisa bermanfaat buat pekerja dan organisasi, tapi tidak untuk bos yang mencoba berusaha keras memastikan semua orang senang.

"Manajer yang adil tak bisa secara realistis menghindari kelelahan," kata Johnson.

Johnson berbagi tips untuk membantu bos-bos yang stres, yakni memastikan cukup tidur, makan yang sehat, dan memisahkan antara pekerjaan saat pulang misalnya tak menjawab telepon atau email setelah waktu tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini