Sukses

Holi Festival, Cerita dari Pesta Tersibuk di India (1)

Inilah cerita dari kota kelahiran Holi Festival, pesta tersibuk di India.

Liputan6.com, India Matahari telah menyongsong. Anak-anak bangun pagi dengan riang. Inilah hari paling mengembirakan dalam tahun ini bagi mereka.  Para pedagang menutup tokonya. Para pria libur bekerja. Kaum wanita telah selesai memasak sejak hari sebelumnya. Ini saatnya berpesta!

Beginilah suasana di Brajbhoomi, negeri tempat Dewa Krishna menghabiskan masa kanak-kanaknya. Tempat bermulanya Holi Festival, pesta perayaan dimana setiap orang bertabur dan bermandikan warna di sekujur tubuh, sepanjang jalan, sepanjang hari.

Dikisahkan, Krishna sebagai anak laki-laki berkulit biru terus mengeluh kepada ibunya tentang perbedaan warna kulitnya dengan kulit temannya, Radha, yang berwarna cerah. Yashoda, sang ibu, terusik dengan pertanyaan yang tiada henti itu, dan membujuk Krishna untuk melumuri wajah Radha dengan warna yang ia inginkan.

Krishna bersama teman-temannya penggembala sapi di Nandgaon menyelinap ke tempat asal Radha di Barsaana dan mewarnai gadis-gadis dengan serbuk warna atau Gulaal. Akhirnya, para gadis itu mengejar kawanan anak lelaki itu dengan tongkat kayu atau lath. Tradisi ini berlanjut hingga hari ini, dimana para pria dari Nandgaon menyerbu Barsaana untuk menggoda para perempuan dengan lagu-lagu dan sebagai balasannya dipukul dengan tongkat kayu keras.

Demikianlah permulaan ritual Holi yang hingga kini masih dirayakan oleh masyarakat India di berbagai penjuru dunia.

Tahun ini, persis di hari terakhir bulan purnama di bulan Phalguna, -menurut kalender India, Holi Festival jatuh pada Senin (17/3/2014). Yang merupakan akhir dari musim dingin di India.

Di Brajbhoomi, Holi Festival dibagi dan dirayakan selama tiga hari berturut-turut. Hari pertama disebut Lathmaar Holi. Hari keduanya adalah perayaan Dhuleti. Sementara hari ketiga dirayakan Horganga.  Namun umumnya, sebagian besar wilayah hanya merayakan Dhuleti.  (bersambung)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.