Sukses

Presiden Kazakhstan Ingin Ganti Nama Negaranya, Gara-gara Borat?

Sang presiden ingin menghilangkan kesan kemiskinan dari negara-negara berakhiran 'stan'.

Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev mengeluarkan gagasan radikal: ia ingin mengubah nama negaranya. Tak drastis memang, sang presiden hanya ingin menghilangkan kata 'stan' dari Kazakhstan.

Tidak, ini  tak ada kaitannya dengan "Borat". Film yang dirilis pada 2006 lalu menggambarkan Kazakhstan sangat terbelakang, bodoh, miskin, dan amoral. Lagu kebangsaan negara itu pun dibuat parodi, syairnya diganti dengan "pujian" bagi Kazakhstan atas ekspor potassiumnya dan karena memiliki pelacur terbersih di kawasan. Juga, orang-orangnya yang dungu dan keras kepala.

Tokoh Borat Sagdiyev yang diperankan aktor, Sacha Baron Cohen, digambarkan sebagai jurnalis Kazakh TV yang pergi ke Amerika Serikat untuk belajar budaya dan lantas mengejar-ngejar artis seksi, Pamela Anderson. Ia meninggalkan desa, yang saking miskinnya, bahkan mobil tak dijalankan dengan mesin, tapi ditarik kuda.

Meski menghina bukan main, Borat berjasa membuat Kazakhstan dikenal dunia. Sebelumnya, jarang sekali orang mendengar namanya. Negara itu sebelumnya bahkan nyaris tak disadari keberadaannya.

Kembali ke soal ganti nama, sang presiden beralasan, tujuannya adalah membedakan negaranya yang kaya minyak dari para tetangganya di Asia Tengah. Selama ini, negara-negara dengan akhiran 'stan', dianggap identik dengan kemiskinan.

Kazakhstan adalah negara terluas ke-9 di dunia, dengan penduduk yang hanya 17 juta jiwa. Negara itu menjadi negara dengan perekonomian terbesar di wilayah bekas Uni Soviet --  yang juga mencakup Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Perusahaan asing menginvestasikan uang miliaran dolar dalam sektor mineral sejak kemerdekaannya dari Soviet pada 1991.  

Kazakh Eli



Sang presiden hanya ingin menghilangkan kata 'stan' dari  Kazakhstan, dan menggatinya dengan kata 'Eli'. Menjadi Kazakh Eli.

Menurut Presiden Nazarbayev, nama baru seperti  Kazakh Eli, yang berarti 'Tanah Kazakh' akan lebih menarik bagi orang asing. Untuk mempelajari soal wilayahnya.

"Di nama negara kita, ada akhiran 'stan', seperti yang ada di negara Asia Tengah lain. Namun, orang asing lebih menunjukkan minatnya pada Mongolia, yang penduduknya hanya dua juta orang -- yang tak punya akhiran 'stan'," kata presiden di kota minyak Atyrau, seperti Liputan6.com kutip dari Reuters, Sabtu (7/2/2014).

"Mungkin, kita harus mempertimbangkan mengadopsi Kazakh Eli sebagai nama negara kita, tapi sebelumnya kita harus membicarakan hal ini dengan banyak orang," tambah dia.

Presiden Nazarbayev (73), mantan buruh pabrik baja, telah berkuasa di Kazakhstan selama lebih dari 2 dekade.

Diberi gelar 'Pemimpin Bangsa' dan dijuluki 'Papa', ia melirik reformasi pasar dan menarik investor asing. Namun, tetap membatasi perbedaan pendapat.

Sebelumnya, pada 1997, sang presiden memindahkan ibukota dari Almaty ke wilayah tenggara di Akmola. Setahun kemudian, Akmola diganti namanya menjadi Astana -- yang secara harfiah berarti 'ibukota' dalam bahasa Turkic. (Ein)

Baca juga:

Google Earth Temukan Pentagram di Kazakhstan, Pemujaan Setan?
UFO atau `Hantu` ? Awan Aneh Terpantau dari Stasiun Luar Angkasa
Terkuak, Hubungan Retak 2 Putri Presiden `Tangan Besi` Uzbekistan


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.