Sukses

WASP-193b Si Planet Raksasa Seringan dan Sehalus Permen Kapas

Peneliti menemukan planet aneh yang dinamakan WASP-193b dan memiliki massa 1,1 kali massa Matahari dan 1,2 kali radius Matahari.

Liputan6.com, Jakarta - Galaksi kita bisa saja menghasilkan bola-bola lengkung yang aneh, tapi eksoplanet (planet di luar tata surya) yang ditemukan pada jarak 1.232 tahun cahaya ini merupakan salah satu yang teraneh.

Planet ini bernama WASP-193b, dan meskipun ukurannya hampir 50 persen lebih besar daripada Jupiter, planet ini sangat ringan dan lembut sehingga kepadatannya secara keseluruhan sebanding dengan kepadatan cotton candy alias permen kapas. Kepadatannya hanya 1 persen dari kepadatan Bumi. Ia benar-benar seperti bunga dandelion jika bisa menjadi sebuah planet.

Dilansir dari Science Alert, Rabu (22/5/2024), meskipun belum pernah ditemukan eksoplanet seperti WASP-193b termasuk langka dan bisa membantu kita memahami evolusi planet dengan lebih baik. Demikian menurut tim internasional yang dipimpin oleh astronom Khalid Barkaoui dari University of Liège, Belgia.

“WASP-193b merupakan planet kedua yang paling renggang yang ditemukan hingga saat ini, setelah Kepler-51d, yang ukurannya jauh lebih kecil,” jelas Barkaoui.

“Kepadatannya yang sangat rendah membuatnya menjadi sebuah anomali di antara lebih dari lima ribu eksoplanet yang telah ditemukan sampai saat ini. kepadatan rendah ini tidak dapat dijelaskan atau direproduksi oleh model standar planet gas raksasa, meskipun menggunakan asumsi-asumsi yang tidak realistis.”

Melihat semua planet aneh dan menakjubkan yang ada di luar sana tidak hanya memungkinkan kita untuk memahami tata surya, tapi juga memberi kita jendela untuk melihat bagaimana sistem planet terbentuk dan berevolusi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentang Planet WASP-193b

Planet gas raksasa yang berada dekat dengan bintang induknya merupakan objek yang ideal untuk dipelajari dalam konteks pembentukan planet.

Hal ini dikarenakan pemahaman kita tentang pembentukan planet dapat diperluas dengan mempelajari planet-planet tersebut, karena kemungkinan besar planet-planet itu terbentuk di lokasi yang berbeda dan kemudian bermigrasi ke dekat bintang induknya. Selain itu, pengaruh radiasi dari bintang juga dapat mempengaruhi evolusi planet tersebut, termasuk proses penyusutan yang terjadi.

WASP-193b merupakan eksoplanet yang mengitari bintang serupa Matahari yang diberi nama WASP-193. Bintang ini memiliki massa 1,1 kali massa Matahari dan 1,2 kali radius Matahari, serta memiliki temperatur dan usia yang sangat mirip dengan Matahari. Tapi, WASP-193b mengorbit bintangnya jauh lebih dekat daripada planet-planet di Tata Surya: WASP-193b mengitari bintangnya setiap 6,25 hari sekali.

3 dari 4 halaman

Sangat Ringan hingga Mirip Permen Kapas

Dari sifat-sifat di atas, para peneliti mendapatkan kerapatan eksoplanet tersebut: 0,059 gram per sentimeter kubik. Sebagai perbandingan, Bumi memiliki massa jenis 5,51 gram per sentimeter kubik. Kepadatan Jupiter adalah 1,33 gram per sentimeter kubik, dan ini masuk akal karena Jupiter memiliki banyak awan. Permen kapas memiliki massa jenis 0,05 gram per sentimeter kubik.

“Planet ini sangat ringan sehingga sulit untuk memikirkan analogi material padat,” kata ilmuwan planet Julien de Wit dari Massachusetts Institute of Technology.

“Alasan mengapa planet ini mirip dengan permen kapas adalah karena keduanya sama-sama terdiri dari udara. Planet ini pada dasarnya sangat halus.”

Hanya sedikit planet lain yang ditemukan dengan kerapatan yang sebanding, tapi planet-planet ini memberikan beberapa petunjuk bagaimana planet-planet yang begitu lembut bisa terbentuk. Jarak yang dekat dengan bintang bisa memanaskan atmosfer dan membuatnya mengembang, terutama jika atmosfernya sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium.

4 dari 4 halaman

Masih Menjadi Misteri

Meskipun begitu, dunia seperti itu hanya akan tampak seperti WASP-193b selama beberapa puluh juta tahun atau lebih, ketika bintang itu lebih muda dan lebih panas; selain itu, panas dan angin dari bintang bisa melucuti atmosfer yang tipis dengan cepat.

Jadi, hal ini menimbulkan beberapa masalah. Bintang ini diperkirakan berusia 6 milyar tahun. Meskipun mungkin ada mekanisme yang menyebabkan panas internal mengembang di atmosfer WASP-193b, sifat-sifat yang diamati pada eksoplanet ini tidak dapat dibuat ulang dengan model evolusi planet yang canggih.

“WASP-193b merupakan misteri kosmik. Untuk memecahkannya, dibutuhkan lebih banyak lagi pengamatan dan teori,” kata Barkaoui.

Kabar baiknya, WASP-193b merupakan kandidat yang sangat baik untuk studi lanjutan untuk mengetahui atmosfernya. Ini adalah salah satu tugas yang dirancang untuk Teleskop Antariksa James Webb; hanya dengan satu kali pengamatan transit, menurut tim peneliti, akan memberikan informasi yang bisa menjelaskan bagaimana dunia tua yang aneh dan lembut seperti itu bisa ada di alam semesta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.