Sukses

World Water Forum 2024 Digelar di Bali, Indonesia Dorong 4 Poin Ini untuk Disepakati

World Water Forum digelar setiap tiga tahun sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Bali, mulai hari ini hingga 25 Mei, menjadi tuan rumah pelaksanaan World Water Forum 2024 dengan tema "Water for Shared Prosperity". Forum yang telah digelar sembilan kali ini menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas dan merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia.

Ada enam sub tema yang akan dibahas pada World Water Forum ke-10, yaitu water security & prosperity; water for humans & nature; disaster risk reduction & management; governance cooperation & hydro-diplomacy; sustainable water finance; dan knowledge & Innovation.

Mekanisme pertemuan World Water Forum terbagi dalam tiga proses yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu political process, thematic process, dan regional process.

Political process kemudian terbagi dalam lima segmen, yaitu head of states/government, ministerial, parliamentarian, local authorities, serta basin authorities. Seluruh proses di tahap ini akan menghasilkan Ministerial Declaration (MD) yang merefleksikan masukan substansi dari thematic process dan regional process.

Untuk mendukung political process, utamanya segmen ministerial, UNESCO memfasilitasi pembahasan/konsultasi MD dengan negara anggota UNESCO di Paris. Dalam preparatory meeting kedua pada 28-29 Maret 2024 di kantor UNESCO di Paris telah diselesaikan pembahasan atau konsultasi penyusunan MD yang akan diadopsi di Bali.

Mengutip dari situs web Kementerian Pariwisata RI, ada empat poin yang didorong Indonesia untuk disepakati menjadi MD pada World Water Forum 2024 di Bali:

  1. Penetapan World Lake Day (WLD). Hal ini harus dilakukan melalui mekanisme United Nation (UN) dalam bentuk pengusulan resolusi yang diadopsi.
  2. Pembentukan Center of Excellence on Water and Climate Resilience. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah menyampaikan concept note yang fokus pada aspek kerja sama riset dan pertukaran data, bukan pada pembangunan gedung fisik. Usulan nanti telah pula mencakup struktur dan susunan organisasi dan rencana sumber pendanaan operasional.
  3. Water Management for Small Islands. Pada poin ini Indonesia turut mendorong penguatan kapasitas pulau terluar dalam memproduksi air bersih maka isu pengelolaan air masih perlu dikontekskan dalam isu berskala global yang tidak saja terbatas pada negara-negara pulau dan kepulauan kecil.
  4. Pencatatan daftar proyek air sebagai Compendium of Concrete Deliverables and Actions. Poin ini bersifat inklusif, namun sukarela dan berisi daftar proyek, inisiatif, dan kolaborasi yang dikelola oleh stakeholders air tingkat nasional, regional, dan internasional. Indonesia pun akan menyiapkan platform online untuk proses submisinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tujuan World Water Forum

World Water Forum digelar dengan tujuan utama memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi. Selain itu, ada beberapa tujuan turunan yang ingin dicapai dalam setiap gelarannya.

  1. Meningkatkan nilai strategis air dengan membangun komitmen politik dalam pemajuan manajemen air dan sanitasi (SDGs 6).
  2. Meningkatkan awareness terhadap air sebagai critical concern global.
  3. Sebagai multi-stakeholder event untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman serta mengembangkan pengetahuan dan praktik baik dalam tata kelola air dan sanitasi.
3 dari 3 halaman

Perjalanan Panjang World Water Forum

Sejak pertemuan kedua di Den Hag, penyelenggaraan World Water Forum telah menghasilkan MD yang berisi komitmen-komitmen politik negara peserta.

Isu utama yang berkembang hingga pertemuan kesembilan antara lain hak dasar mengakses air dan sanitasi yang berkualitas, nexus atau koneksi antara water, food, energy, health, dan climate change. Kemudian penguatan kolaborasi dan kemitraan dalam integrasi manajemen sumber daya air untuk mewujudkan ketahanan air, termasuk transboundary water management dan pendanaan inovatif bagi pengelolaan air berkelanjutan lalu pemajuan inovasi teknologi dalam mendukung tata kelola manajemen air dan sanitasi, serta mengatasi bencana terkait air. Terakhir adalah inklusivitas manajemen air dan sanitasi yang melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dan komunitas lokal.

World Water Forum pertama digelar pada 1997 di Kota Marrakesh, Maroko. Pertemuan selanjutnya dilakukan setiap tiga tahun sekali dengan mengundang peserta dari berbagai sektor, baik pemerintahan, akademisi, NGO, swasta, maupun water communities lainnya.

Kota Den Haag, Belanda, menjadi tuan rumah World Water Forum kedua pada tahun 2000. Kemudian berturut-turut Jepang pada tahun 2003, Meksiko pada tahun 2006, Turki pada tahun 2009, Prancis pada tahun 2012, Korea Selatan pada tahun 2015, Brasil pada tahun 2018, dan Senegal pada tahun 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini