Sukses

Laporan BBC: 50.000 Tentara Rusia Tewas di Medan Perang Melawan Ukraina

BBC melaporkan bahwa korban tewas dari sisi militer Rusia di Ukraina tembus di angka 50.000. Data ini didapatkan dari laporan BBC lewat serangkaian konfirmasi.

Liputan6.com, Moskow - Korban tewas dari sisi militer Rusia di Ukraina kini telah melampaui angka 50.000. Data ini didapatkan dari laporan BBC lewat serangkaian konfirmasi.

Selama 12 bulan kedua di garis depan para militer Rusia didorong dengan yang dinilai salah.

BBC Rusia, grup media independen Mediazona, dan sukarelawan telah menghitung jumlah kematian sejak Februari 2022.

Bahkan, kuburan baru telah ditemukan dan membantu penemuan tentara yang dilaporkan hilang di medan perang.

Tim BBC juga menyisir informasi sumber terbuka dari laporan resmi, surat kabar, dan media sosial.

Lebih dari 27.300 tentara Rusia tewas pada tahun kedua pertempuran yang mencerminkan betapa perebutan wilayah harus mengorbankan banyak nyawa.

Rusia menolak berkomentar, demikian dikutip dari BBC, Rabu (17/4/2024).

Istilah penggiling daging telah digunakan untuk menggambarkan cara Moskow mengirimkan gelombang tentara tanpa henti untuk mencoba melemahkan pasukan Ukraina dan mengekspos lokasi mereka ke artileri Rusia.

Jumlah korban tewas secara keseluruhan lebih dari 50.000. Angka ini jumlahnya delapan kali lebih tinggi dari pengakuan publik yang buat secara resmi oleh otoritas di Moskow pada September 2022.

Jumlah sebenarnya kematian warga Rusia kemungkinan jauh lebih tinggi, kata BBC.

Analisis BBC tidak mencakup kematian milisi di Donetsk dan Luhansk yang diduduki Rusia. Jika ditambah, jumlah korban tewas di pihak Rusia akan lebih tinggi lagi.

Sementara itu, Ukraina jarang berkomentar mengenai skala korban jiwa di medan perang. Pada Februari 2024, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa 31.000 tentara Ukraina telah terbunuh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rusia Intensifkan Serangan di Wilayah Timur Ukraina

Pasukan Rusia membuat kemajuan signifikan di wilayah timur Ukraina dekat kota industri Avdiivka. 

Hal ini disampaikan oleh panglima tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, pada Sabtu (13/4/2024), melalui saluran pesan teks Telegram.

“Situasi di front timur telah memburuk secara signifikan dalam beberapa hari terakhir,” kata Syrskyi, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (15/4).

Dia menambahkan bahwa tentara Rusia mengintensifkan serangannya di sepanjang garis depan yang panjangnya lebih dari 1.000 kilometer setelah pemilihan presiden di Rusia pada bulan lalu.

Cuaca yang lebih hangat dan lebih kering juga berperan dalam meningkatnya serangan Rusia, sehingga kendaraan berat mereka dapat bergerak lebih cepat melintasi medan yang kering.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukannya telah “membebaskan” desa Pervomaiske di wilayah Donetsk, sekitar 11 kilometer sebelah barat kota Avdiivka yang sebagian besar hancur. Rusia merebut Avdiivka pada pertengahan Februari 2024.

Ukraina belum mengonfirmasi kekalahan di Pervomaiske. Militer Ukraina pada Jumat (12/4) menegaskan bahwa mereka telah berhasil menghalau serangan terhadap desa tersebut.

Dalam informasi terbaru melalui Telegram pada Sabtu (13/4), militer Rusia mengatakan pasukan Moskow juga telah merebut Bohdanivka, desa timur lainnya yang dekat dengan Kota Bakhmut -- yang terkenal dengan pengepungan berdarah dan kemudian direbut oleh pasukan Rusia sembilan bulan lalu.

Tak lama setelah itu, Kementerian Pertahanan Ukraina membantah klaim Bohdanivka telah direbut Rusia dan mengatakan “pertempuran sengit” masih berlangsung di sana.

3 dari 3 halaman

Sejumlah Wilayah Masih Dikuasai Rusia

Ukraina juga mengatakan situasi di sekitar kota garis depan timur Chasiv Yar, sebelah barat Bakhmut, masih “sulit dan tegang” karena daerah tersebut terus-menerus diserang.

Syrskyi mengakui bahwa pasukan Rusia telah “secara aktif menyerang” posisi Ukraina di tiga wilayah di wilayah timur Donetsk, dekat Kota Lyman, Bakhmut dan Pokrovsk. Dia mengatakan Ukraina berencana untuk “memperkuat wilayah pertahanan yang paling bermasalah dengan peperangan elektronik dan pertahanan udara.”

Rusia memiliki keunggulan dalam hal senjata dan personel dibandingkan Ukraina, yang kekurangan amunisi, sehingga meningkatkan serangan di wilayah timur Ukraina. Selain itu, pasukan Rusia semakin banyak menggunakan bom layang berpemandu satelit yang memungkinkan pesawat menjatuhkannya dari jarak yang aman dan membuat pasukan Ukraina kewalahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.