Sukses

7 Warga Israel Ditangkap Polisi saat Demo Tuntut Benjamin Netanyahu Mundur

Tujuh orang ditangkap usai melakukan protes anti-pemerintah di Tel Aviv karena mencoba memblokir jalan, demikian keterangan dari polisi Israel.

Liputan6.com, Tel Aviv - Tujuh orang ditangkap usai melakukan protes anti-pemerintah di Tel Aviv karena mencoba memblokir jalan, demikian keterangan dari polisi Israel.

Para pengunjuk rasa telah berhasil menutup jalan raya wilayah Begin,Israel yang mengarah ke selatan.

Mereka juga memblokir jalan menuju ke Ayalon, dikutip dari laman Times of Israel, Minggu (3/3/2024).

Tidak ada polisi yang berpatroli minggu ini setelah pengunjuk rasa ramai memenuhi jalanan minggu lalu.

Ribuan demonstran Israel yang terlibat dalam aksi ini juga menuntut untuk diakhirinya pembebasan sandera yang ditahan di wilayah Palestina.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi seruan yang meningkat untuk memulangkan 130 tawanan yang menurut Israel masih berada di Jalur Gaza.

Dalam hampir lima bulan perang sejak itu, setidaknya 30.320 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.

Para pengunjuk rasa di Yerusalem mengibarkan bendera dan mengibarkan poster dengan gambar atau slogan pembebasan sandera.

“Sekarang, sekarang, semuanya harus dilakukan sekarang,” teriak massa dalam aksi tersebut.

“Saya takut karena saya pikir orang-orang mulai lupa atau mulai acuh tak acuh terhadap nasib para tawanan," kata Daphna Keidar, seorang pengunjuk rasa berusia 50 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Biden Ingin Gencatan Senjata Hamas Vs Israel Berlaku Awal Ramadan

Presiden Joe Biden berharap kesepakatan gencatan senjata atas perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dapat berlaku pada awal Ramadan. Bulan suci bagi umat Islam ini akan dimulai pada 10 atau 11 Maret.

Ketika ditanya hal tersebut, Biden mengatakan, "Saya berharap demikian. Kami masih bekerja keras untuk mewujudkannya."

Pernyataan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) itu muncul di tengah ketegangan negosiasi gencatan senjata dan meningkatnya tekanan terhadap Biden untuk membantu mengurangi konflik.

Melansir BBC, Sabtu (2/3), sumber yang dekat dengan perundingan mengungkapkan kepada Reuters bahwa kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan akan mencakup jeda 40 hari atas semua operasi militer sejak awal Ramadan dan peningkatan aliran bantuan ke Jalur Gaza.

Selain itu, kesepakatan juga akan meliputi pertukaran tahanan Palestina dengan sandera yang ditawan Hamas dengan rasio 10 banding satu.

 

3 dari 3 halaman

Ringankan Krisis Kemanusiaan di Jalur Gaza

Seruan untuk mengambil tindakan demi meringankan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin intensif pada Kamis (29/2) setelah serangan keji Israel menewaskan setidaknya 112 orang di wilayah kantong itu saat mereka mengelilingi truk bantuan yang mengantarkan makanan.

Setelah tragedi tersebut, Biden pun mengumumkan rencana untuk mengirimkan bantuan melalui udara ke Jalur Gaza.

"Orang-orang yang tidak bersalah terjebak dalam perang yang mengerikan, tidak mampu memberi makan keluarga mereka. Dan Anda melihat responsnya ketika mereka mencoba mendapatkan bantuan ... Kita perlu berbuat lebih banyak dan Amerika Serikat akan berbuat lebih banyak lagi," kata Biden.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menggemakan pernyataan. Dia menuturkan AS akan terus berupaya membawa bantuan ke Gaza melalui darat dan laut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.