Sukses

Malaysia Keluarkan Peringatan Suhu Panas hingga 40 Derajat Celsius

Departemen Meteorologi Malaysia (METMalaysia) menyebut adanya kenaikan suhu yang signifikan di seluruh wilayah Malaysia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kuala Lumpur dan Petaling secara resmi mengeluarkan peringatan terkait gelombang panas Tingkat 1.

Peringatan ini disampaikan oleh oleh Departemen Meteorologi Malaysia (METMalaysia) yang menyebut adanya kenaikan suhu yang signifikan di seluruh wilayah tersebut.

Perkembangan ini terjadi di tengah peringatan akan panjangnya musim panas dan kemarau yang dipengaruhi oleh berhentinya angin muson timur laut dan dampak fenomena El Nino, dikutip dari laman BNN Breaking Malaysia, Senin (4/3/2024).

Saat ini, 23 wilayah di Malaysia mengalami kondisi serupa, dengan suhu berkisar antara 35°C hingga 37°C selama tiga hari berturut-turut bahkan bisa mencapai 40 derajat celsius.

Memahami Tingkat Gelombang Panas

Peringatan gelombang panas di Malaysia dikategorikan menjadi tiga tingkat berdasarkan tingkat keparahan suhu.

Peringatan Tingkat 1, yang saat ini memengaruhi wilayah Kuala Lumpur dan Petaling, dipicu ketika suhu teramati antara 35°C dan 37°C selama tiga hari berturut-turut.

Level 2 diumumkan ketika suhu meningkat antara 37°C dan 40°C dalam jangka waktu yang sama.

Sedangkan yang paling parah Level 3, diumumkan ketika suhu melebihi 40°C selama tiga hari.

Mengingat meningkatnya suhu, Direktur Jenderal METMalaysia, Muhammad Helmi Abdullah, menyarankan masyarakat untuk meminimalkan aktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko penyakit terkait panas.

Departemen tersebut menekankan kerentanan kelompok tertentu terhadap sengatan panas jika terkena sinar matahari dalam waktu lama.

Peringatan dan imbauan ini berfungsi sebagai pengingat penting akan potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca saat ini dan menggarisbawahi pentingnya tetap mendapatkan informasi dan kesiapan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahun 2024 Diprediksi Lebih Panas dari 2023, Begini Penjelasan Ahli

Akademisi Malaysia Prof Dr Fredolin Tangang memprediksi suhu panas tahun ini akan lebih parah dari tahun 2023.

Meski kemungkinan tersebut masih perlu dievaluasi lebih lanjut, namun hal tersebut kemungkinan besar akan terjadi.

"Hal itu mungkin terjadi karena pusat iklim memperkirakan La Nina akan terjadi pada paruh kedua tahun 2024," kata dia, seperti dikutip laman The Star.

Tahun 2023 lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu melebihi 1,5 derajat Celcius.

Menurut Pusat Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa, tahun 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat selama ini.

"Intensitas La Nina yang kuat dapat menurunkan suhu global," tambah Prof Dr Fredolin Tangang.

Dunia mengalami pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celcius selama 12 bulan berturut-turut, lebih tinggi dari tingkat pemanasan pra-industri pada tahun lalu. Kumpulan data lain juga menunjukkan bahwa suhu permukaan global menunjukkan rekor pemanasan antara 1,3 derajat Celcius dan 1,54 derajat Celcius pada tahun 2023.

Berdasarkan Perjanjian Paris pada 2015, negara-negara yang tergabung telah sepakat untuk menjaga ambang batas pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius dibandingkan dengan masa pra-industri, atau setidaknya menjaganya tetap di bawah 2 derajat Celcius.

3 dari 3 halaman

Terlalu Dini untuk Menyimpulkan

Sementara itu, pakar meteorologi Pusat Penelitian Antartika Nasional Prof Datuk Dr Azizan Abu Samah mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa tahun 2024 akan lebih hangat dibandingkan tahun 2023.

"Prediksi pertama pada musim panas (Juni, Juli, dan Agustus) kita akan beralih dari El Nino ke netral. Jadi diperkirakan akan lebih banyak hujan dan lebih banyak awan dan suhu maksimum akan normal sekitar 31 derajat celsius, bukan 35 hingga 37 derajat celsius karena lebih sedikit tutupan awan, terutama di bagian utara," kata dia.

Dikatakannya, pada tahun 2023 pengaruh El Nino dimulai pada bulan April sehingga banyak wilayah di dunia mengalami cuaca kering dengan suhu maksimum yang tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.