Sukses

Kepala Polisi Didakwa Bersalah Atas Tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan yang Tewaskan 159 Orang

Kim Kwang-ho adalah pejabat polisi berpangkat tertinggi yang didakwa sehubungan dengan tragedi Itaewon, sebuah insiden berdesakan saat perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Kepala polisi Seoul telah didakwa melakukan kelalaian lebih dari setahun setelah acara Halloween yang menewaskan 159 anak muda di Korea Selatan.

Kim Kwang-ho adalah pejabat polisi berpangkat tertinggi yang didakwa sehubungan dengan tragedi tersebut, menurut laporan media lokal seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/1/2024).

Kim Kwang-ho dituduh gagal memastikan jumlah petugas yang cukup di Itaewon, pusat kota Seoul, pada 29 Oktober 2022. Saat lebih dari 100.000 orang berkumpul di daerah itu pada malam nahas tersebut.

Beberapa kerabat korban tragedi Itaewon menyambut baik tuduhan tersebut, namun mengatakan bahwa hal itu seharusnya terjadi lebih awal dan meminta kepala polisi untuk segera mundur dan diadili.

Tuan Kim, kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, sedang tidak bertugas dan berada di rumah pada tanggal 29 Oktober ketika tragedi malam Halloween di Itaewon terjadi.

Menurut pihak berwenang, sekitar 137 petugas telah dikerahkan di Itaewon pada malam tragedi berdesakan mematikan itu.

Jumlah petugas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan puluhan ribu orang, terutama kaum muda, yang berkumpul di gang-gang sempit di kawasan hiburan Itaewon.

Indikasi pertama ada sesuatu yang tidak beres pada tahun 2022 muncul tepat setelah pukul 18:30 waktu setempat, beberapa jam sebelum peristiwa maut itu terjadi di sebuah gang di pinggir jalan utama.

Mayoritas korban tewas dalam tragedi Halloween maut malam itu berusia 20-an.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan 2023 Ungkap Pejabat Kota dan Layanan Darurat Ikut Andil Buruknya Tanggap Darurat

Sebuah laporan yang dirilis pada Januari 2023 mengatakan pejabat kota dan layanan darurat setempat bertanggung jawab atas lemahnya perencanaan dan buruknya tanggap darurat.

Ditemukan bahwa tidak ada tindakan pencegahan yang diambil sebelumnya, dan tindakan yang tepat tidak diambil setelah panggilan darurat untuk meminta bantuan diterima.

Para penyelidik juga mengatakan penilaian yang salah terhadap situasi tersebut menyebabkan keterlambatan penyampaian informasi dan kurangnya kerja sama antar organisasi.

Dalam sebuah pernyataan, sebuah kelompok yang mewakili keluarga orang-orang yang tewas dalam tragedi Itaewon mengatakan bahwa Kim "sepenuhnya sadar akan bahaya yang menimpa masyarakat dan karena alasan yang tidak dapat dijelaskan, mengabaikan lokasi tragedi Itaewon".

Mereka menuduh Kim "bertanggung jawab atas pelanggaran tugas khusus yang dia emban karena gagal menjalankan wewenangnya untuk mengerahkan polisi" dan menyerukan agar dia "dihukum berat".​

3 dari 4 halaman

Setahun Tragedi Halloween Itaewon Korea Selatan: Tugu Peringatan Didirikan dan Keluarga Korban Masih Menanti Keadilan

Jalan kecil di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan, tempat 159 orang tewas dan 196 terluka akibat berdesak-desakan dalam perayaan Halloween setahun lalu ditetapkan sebagai "Gang Peringatan 29 Oktober" pada Kamis (26/10/2023). Ratusan kertas berisi pesan duka dan penghormatan bagi para korban menghiasi lokasi kejadian.

Puluhan ribu orang – sebagian besar berusia 20-an dan 30-an – berada di jalan kecil itu untuk menikmati perayaan liburan pertama pasca-pandemi COVID-19. Malang, gembira berubah menjadi petaka karena tidak adanya pengendalian massa yang efektif dan tanggapan pemerintah yang ceroboh terhadap permintaan bantuan.

"Ini adalah tempat untuk mengenang orang-orang yang sudah menjadi bintang di langit ... ketika menikmati malam mereka pada 29 Oktober 2022," kata Lee Jung Min, perwakilan keluarga yang berduka, dalam upacara peresmian tugu peringatan, seperti dilansir CNA, Jumat (27/10).

"Ini juga sebagai ajang untuk menjamin keselamatan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang."

Sementara itu, salah satu catatan yang ditinggalkan di situs tersebut berbunyi, "Sudah setahun tapi terkadang aku masih memikirkanmu. Aku harap kamu bisa menikmati masa mudamu di surga, meski kamu tidak bisa menikmatinya di sini."

Selengkapnya klik di sini...

4 dari 4 halaman

Investigasi Tragedi Itaewon: Petinggi Intel Korea Selatan Ikut Diperiksa

Investigasi tragedi Itaewon masih bergulir. Festival Halloween Itaewon pada Oktober 2022 itu berakhir dengan tragedi yang menewaskan 158 orang karena area yang overcrowded. Korban meninggal mayoritas berusia muda dan perempuan. 

Intelijen Korea Selatan juga ikut diperiksa karena diduga menghapus salah satu dokumen penting terkait tragedi itu. Dokumen itu terkait peringatan kemungkinan terjadinya tragedi di Itaewon.

Dilaporkan Yonhap, Jumat (25/11/2022), sosok yang diperiksa itu adalah Park Sung Min yang merupakan intelijen tingkat tinggi di kepolisian Korea Selatan. Ia menjadi polisi dengan jabatan tertinggi yang diperiksa pada kasus Itaewon.

Pangkat dari Park Sung Min adalah superintendent general yang merupakan jabatan tertinggi keempat di kepolisian Korea Selatan.

Park dicurigai menghapus sebuah laporan intelijen internal yang memberikan peringatan awal terkait kemungkinan insiden saat festival Halloween di Itaewon. Ia lantas dicurigai menutupi kepolisian yang telat beraksi.

Saat ini, Park sedang kena suspend dari jabatannya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa kepolisian telah mendapatkan telepon darurat dari masyarakat yang melihat situasi Itaewon yang sangat padat dan berisiko di malam Halloween.

Park merupakan satu dari 17 polisi dan pemerintah yang diperiksa karena kasus Itaewon.

Selain polisi, pemadam kebakaran juga diperiksa. Pejabat damkar di Pemadam Kebakaran Yongsan diperiksa. Kepala kepolisian Yongsan, Lee Im Jae, turut diperiksa karena dianggap lalai sehingga menyebabkan kematian.

Pada pemeriksaan sebelumnya, Lee mengaku bahwa ia baru mengetahui insiden di Itaewon sekitar pukul 11.00 malam, atau 45 menit setelah insiden terjadi. Ia mengklaim bahwa kepala hotline kepolisian melapor padanya bahwa tidak ada hal tak biasa yang terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini