Sukses

China Jatuhkan Sanksi ke 5 Produsen Militer AS Usai Jual Senjata ke Taiwan

China akan memberikan sanksi kepada lima produsen militer Amerika Serikat sebagai tanggapan atas penjualan senjata AS terbaru ke Taiwan.

Liputan6.com, Beijing - China akan memberikan sanksi kepada lima produsen militer Amerika Serikat sebagai tanggapan atas penjualan senjata AS terbaru ke Taiwan, kata juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok pada Minggu (7/1).

Penjualan senjata AS ke Taiwan sering menjadi sumber ketegangan antara Washington dan Beijing.

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya, sebuah klaim yang ditolak oleh pemerintah Taiwan.

Sanksi ini dijatuhkan menjelang pemilihan presiden dan parlemen Taiwan pada 13 Januari mendatang, yang mana Tiongkok memilih antara perang dan perdamaian, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (7/1/2024).

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bulan lalu menyetujui penjualan peralatan senilai US$300 juta untuk membantu memelihara sistem informasi taktis Taiwan.

Juru bicara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penjualan senjata baru-baru ini “sangat melemahkan kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok, serta sangat membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan”.

Perusahaan yang akan terkena sanksi adalah BAE Systems Land and Armaments, Alliant Techsystems Operations, AeroVironment, Viasat dan Data Link Solutions.

Tiongkok juga akan membekukan aset perusahaan-perusahaan ini dan melarang orang atau organisasi di China untuk melibatkan mereka, kata juru bicara tersebut.

Sejauh ini Kedutaan Besar AS di Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Taiwan Bakal Dapat Perangkat Sistem Informasi Taktis dari AS

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) sepakat menjual perangkat yang membantu memelihara sistem informasi Taiwan senilai USD 300 juta, kata Pentagon pada Jumat (15/12/2023). Penjualan tersebut merupakan bantuan AS terbaru sebagai upaya untuk mempertahankan pulau tersebut.

AS terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana mempertahankan diri. Penjualan senjata sering menjadi sumber ketegangan antara Washington dan Beijing karena China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya. 

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon mengatakan penjualan itu adalah untuk mempertahankan kemampuan Komando, Kontrol, Komunikasi dan Komputer Taiwan atau C4. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (17/12).

Dukungan AS tersebut akan meningkatkan kemampuan Taiwan dalam "menghadapi ancaman saat ini dan masa depan dengan meningkatkan kesiapan operasional" dan mempertahankan kemampuan C4 yang ada yang menyediakan aliran informasi taktis yang aman, tambahnya.

3 dari 4 halaman

Respons Taiwan

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan penjualan tersebut akan membantu menjaga efektivitas sistem komando dan kendali tempur gabungan sehingga dapat meningkatkan kesadaran di medan perang.

"Operasi militer komunis China yang sering dilakukan di sekitar Taiwan menghadirkan ancaman serius bagi kami," kata kementerian tersebut.

Taipei memperkirakan penjualan tersebut akan "berlaku" dalam satu bulan dan menyatakan terima kasihnya kepada AS atas penjualan tersebut. Kongres AS akan diberitahu dan penjualan kemungkinan akan dilanjutkan.

Kantor Kepresidenan Taiwan mengungkapkan kesepakatan itu, yang merupakan penjualan senjata ke-12 oleh pemerintahan Presiden Joe Biden ke Taipei, menunjukkan betapa pemerintah AS menganggap penting kebutuhan pertahanan Taiwan.

Taiwan yang diperintah secara demokratis mengeluhkan aktivitas militer China yang berulang-ulang di dekat pulau itu selama empat tahun terakhir, ketika Beijing berupaya untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

4 dari 4 halaman

Keagresifan China

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Sabtu (16/12) pagi bahwa dalam periode 24 jam sebelumnya pihaknya telah mendeteksi sembilan pesawat militer China melintasi garis median sensitif Selat Taiwan.

Garis tersebut dulunya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara keduanya. Namun, Angkatan Udara China kini secara rutin mengirimkan pesawatnya melintasi garis tersebut, meskipun pesawat tersebut belum terbang ke wilayah udara teritorial Taiwan.

Taiwan akan menggelar pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari yang akan membentuk hubungan masa depan pulau tersebut dengan China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.