Sukses

Israel Peringatkan Hizbullah dan Lebanon: Waktu untuk Solusi Diplomatik Hampir Habis

Baku tembak lintas batas Lebanon Vs Israel telah meningkat sejak perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai pada 7 Oktober.

Liputan6.com, Tel Aviv - Anggota kabinet perang Israel Benny Gantz memperingatkan, pihaknya akan melakukan intervensi jika Hizbullah tidak berhenti menembaki Israel utara.

"Waktu untuk solusi diplomatik hampir habis," ujarnya, seperti dilansir BBC, Jumat (29/12/2023).

Sementara itu, Panglima Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi menuturkan pasukannya berada dalam kesiapan yang sangat tinggi untuk menghadapi lebih banyak pertempuran di wilayah utara.

"Tugas pertama kami adalah memulihkan keamanan dan rasa aman warga di utara dan ini akan memakan waktu," kata Halevi, setelah melakukan penilaian situasi.

Baku tembak lintas batas Lebanon Vs Israel telah meningkat sejak perang Hamas Vs Israel terbaru dimulai pada 7 Oktober.

Sumber keamanan israel mengungkapkan kepada Reuters, pada Rabu (27/12), Hizbullah melancarkan serangan lintas batas dalam jumlah tertinggi dalam satu hari sejak 8 Oktober. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Jalur Gaza akan meluas ke seluruh wilayah.

"Situasi di perbatasan utara Israel menuntut perubahan," kata Gantz dalam konferensi pers pada Rabu malam.

"Jika dunia dan pemerintah Lebanon tidak bertindak untuk mencegah penembakan terhadap penduduk Israel di utara dan menjauhkan Hizbullah dari perbatasan, IDF akan melakukannya."

Duta besar Lebanon di Inggris Rami Mortada mengatakan, justru negaranya yang menerima serangan dan pihak yang harusnya menahan diri adalah Israel.

"Kami tidak tertarik pada eskalasi – semua pihak perlu melakukan de-eskalasi," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hizbullah Tingkatkan Serangan Roket dan Drone

Awal bulan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam kunjungannya ke pasukan di dekat perbatasan bahwa Israel sendiri yang akan mengubah Beirut dan Lebanon Selatan menjadi Kota Gaza dan Khan Yunis jika Hizbullah memulai perang habis-habisan.

Hizbullah - sebuah organisasi muslim syiah - ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Barat, Israel, negara-negara Teluk Arab dan Liga Arab.

Kelompok yang disebut didanai oleh Iran ini adalah salah satu kekuatan militer non-negara dengan persenjataan paling lengkap di dunia. Pada tahun 2006, perang besar-besaran antara Hizbullah Vs Israel, yang dipicu serangan lintas batas Hizbullah.

Di perbatasan, terjadi peningkatan serangan roket dan penggunaan drone bersenjata oleh Hizbullah pekan ini dan pesawat perang Israel dengan cepat meresponsnya.

Pada Kamis (28/12), pasukan Israel mengatakan mereka mencegat sebuah drone yang melintasi wilayah mereka dari Lebanon. Dan pada Rabu, media pemerintah Lebanon melaporkan bahwa seorang anggota Hizbullah dan dua kerabatnya tewas dalam serangan udara Israel, yang menghantam sebuah rumah di Bint Jbeil - kota yang berjarak sekitar 2 km dari perbatasan dengan Israel.

Pernyataan Hizbullah menyebutkan salah satu korban, Ibrahim Bazzi, adalah warga negara Australia yang sedang mengunjungi keluarganya.

3 dari 3 halaman

Ratusan Orang Tewas di Sisi Lebanon

Lebih dari 100 orang tewas di Lebanon sejak Oktober – kebanyakan dari mereka adalah anggota Hizbullah. Namun, warga sipil, termasuk tiga jurnalis, juga termasuk di antara korban tewas.

Di pihak Israel, setidaknya empat warga sipil dan sembilan tentara diketahui tewas di perbatasan Lebanon sejak permusuhan dimulai. Ribuan warga sipil yang tinggal di puluhan komunitas di wilayah tersebut telah dievakuasi oleh tentara.

Hizbullah memuji serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilancarkan oleh Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan membuat sekitar 240 lainnya disandera.

Otoritas kesehatan Gaza menyatakan bahwa sudah lebih dari 21.900 warga Palestina di Jalur Gaza tewas dibunuh pasukan Israel – kebanyakan anak-anak dan wanita – selama 11 minggu pertempuran.

Ribuan keluarga di Gaza saat ini berusaha mencari perlindungan ketika Israel memperluas serangan daratnya di tengah dan selatan wilayah tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini