Sukses

28 November 2018: Ledakan di Pabrik Kimia Zhangjiakou Tewaskan 23 Orang

Sebuah rangkaian ledakan selama pengiriman gas jadi peristiwa terbaru dalam serangkaian kecelakaan industri yang telah membuat publik geram pada 28 November 2018.

Liputan6.com, Zhangjiakou - Sebuah rangkaian ledakan selama pengiriman gas yang mudah terbakar di sebuah produsen kimia di China pada hari Rabu, 28 November 2018, menewaskan 23 orang dan melukai setidaknya 22 orang. Insiden ini jadi peristiwa terbaru dalam serangkaian kecelakaan industri yang telah membuat publik geram.

Sebuah video dari lokasi ledakan yang disiarkan oleh media negara menunjukkan asap hitam yang bergulung dan kobaran api, sementara foto-foto menunjukkan barisan mobil dan truk yang hangus terbakar.

Ledakan saat pengiriman asetilen menyebabkan reaksi berantai di antara truk-truk yang parkir di sepanjang jalan, merusak 50 kendaraan, lapor kantor pemadam kebakaran kota seperti yang dilaporkan oleh agensi berita resmi Xinhua.

Pemerintah setempat kemudian mengumumkan jumlah korban di unggahan media sosial.

Asetilen sedang dikirim ke Perusahaan Teknologi Energi Baru Haipoer di Kota Zhangjiakou, di provinsi utara Hebei, demikian dilaporkan Xinhua. Semua kebakaran di lokasi ledakan telah dipadamkan, lapor media negara itu.

Produksi di Hebei Shenghua Chemical Industry Co yang berdekatan berjalan normal, lapor Xinhua. Seorang wanita yang menjawab telepon pabrik sebelumnya telah mengatakan kepada Reuters bahwa produksi telah dihentikan.

Zhangjiakou, sekitar 156 km (96 mil) di sebelah barat laut Beijing, dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 bersama ibu kota kala itu.

Kemarahan publik terhadap standar keselamatan telah tumbuh di China setelah tiga dekade pertumbuhan ekonomi cepat yang diwarnai oleh kecelakaan mulai dari bencana pertambangan hingga kebakaran pabrik.

Pada Agustus 2015, 165 orang tewas dalam ledakan gudang kimia di kota pelabuhan Tianjin. Pemerintah menemukan bahwa bencana itu disebabkan oleh penyimpanan bahan berbahaya yang tidak tepat atau ilegal.

China telah berjanji untuk meningkatkan standar industri, tetapi para analis lingkungan mengatakan mereka khawatir kelemahan pengawasan masih berlanjut, termasuk proses produksi yang tidak transparan untuk bahan kimia berbahaya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ledakan Gudang Tabung Gas di Lebanon, 10 Orang Terluka

Ledakan lainnya juga pernah terjadi di Lebanon. Sedikitnya 10 orang terluka akibat ledakan yang terjadi pada Minggu, 3 Januari 2021, waktu setempat di sebuah gudang penyimpanan tabung gas, dekat perbatasan Lebanon dengan Suriah. 

Dilaporkan AFP, Senin (4/1/2021), insiden ledakan itu dilaporkan oleh Palang Merah Lebanon dan tentara setempat

Palang Merah Lebanon mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim beberapa tim penyelamat ke lokasi kejadian, yaitu di Desa Al-Qasr di wilayah Hermel timur, dan membawa para korban yang terluka ke rumah sakit.

"Kami menangani ledakan di sebuah gudang yang menyimpan tabung gas. Kami telah menanggapinya dengan tiga tim. Sepuluh orang terluka dan diangkut ke rumah sakit terdekat," demikian pernyataan dari Palang Merah Lebanon. 

3 dari 4 halaman

Ledakan Terjadi di Sebuah Gudang Bangladesh, 16 Orang Tewas

Di tahun 2022, tragedi ledakan kembali terjadi. Sedikitnya 16 orang tewas dan ratusan orang dilaporkan terluka dalam ledakan di sebuah depot atau gudang di kota tenggara di Bangladesh, kata para pejabat

Dilansir BBC, Minggu (5/6/2022), ledakan itu terjadi setelah petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk memadamkan api di fasilitas penyimpanan kontainer di kota Sitakunda.

Dua puluh dari yang terluka berada dalam kondisi kritis dengan luka bakar yang menutupi 60% hingga 90% dari tubuh mereka, kata seorang dokter di rumah sakit yang merawat yang terluka kepada AFP.

Penyebab kebakaran masih belum diketahui.

Beberapa kontainer di depot diyakini menyimpan bahan kimia, lapor media setempat.

Ledakan itu dilaporkan menghancurkan jendela beberapa bangunan di dekatnya dan terasa dari daerah sejauh 4 km (2,4 mil), menurut outlet berita lokal Prothomalo. 

Kota ini hanya berjarak 40 km (25 mil) dari kota terbesar kedua di negara itu, Chittagong, dan salah satu rumah sakit di kota itu telah dibanjiri korban. Yang terluka termasuk pekerja depot serta petugas pemadam kebakaran dan polisi, menurut media setempat.

Beberapa jam setelah ledakan, petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api pada Minggu pagi.

Sekitar 600 orang bekerja di depot itu, kata direktur fasilitas itu, Mujibur Rahman, kepada AFP.

4 dari 4 halaman

Ledakan Mengguncang Kantor Polisi di Lembah Swat Pakistan, Menewaskan 12 Orang

Satu lagi insiden serupa. Sedikitnya 12 orang tewas dalam dua ledakan di kantor polisi di Lembah Swat, Pakistan. Sebagian besar yang tewas adalah petugas polisi.

Sementara itu, lebih dari 40 orang dilaporkan terluka dan sejumlah bangunan runtuh.

Juru bicara polisi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengatakan bahwa ledakan kemungkinan besar berasal dari kebakaran di pabrik amunisi yang dipicu oleh korsleting.

"Sejauh ini tidak ada bukti serangan dari luar," ungkap juru bicara itu seperti dilansir BBC, Selasa (25/4/2023).

Kelompok Taliban Pakistan telah melakukan beberapa serangan yang menargetkan pasukan keamanan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tidak mengklaim terlibat dalam ledakan tersebut.

Kepala regional departemen anti-terorisme Sohail Khalid mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan itu diduga kuat bukan tindakan terorisme.

"Ada sebuah penyimpanan di mana kami memiliki senjata dalam jumlah besar dan sampai sekarang kami percaya bahwa mungkin ada ledakan di dalamnya karena kecerobohan," katanya. "Kami membiarkan semua opsi terbuka."

Perdana Menteri Shehbaz Sharif awalnya menyebut ledakan itu sebagai "serangan bunuh diri", tetapi kemudian men-twit bahwa sifat ledakan sedang diselidiki.

Pasukan kontra-teroris Pakistan mempertahankan kehadiran yang kuat di Lembah Swat, yang rawan pemberontakan.

Pada 2012, militan juga menembak dan melukai Peraih Nobel Malala Yousafzai di lembah itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini