Sukses

Teror Kutu Busuk Ubah Perilaku Warga Korea Selatan, Setop ke Bioskop hingga Tak Duduk di Kereta

Menyebarnya rasa takut akan kutu busuk mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Otoritas kesehatan dalam keadaan siaga tinggi setelah kutu busuk muncul kembali di Korea Selatan (Korsel).

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan baru-baru ini mengalami lonjakan penampakan kutu busuk dan kerusakan secara nasional, sejak Universitas Keimyung, yang terletak di Daegu, melaporkan pada bulan September bahwa beberapa mahasiswanya digigit serangga parasit di asrama mereka.

Kemunculan kasus kutu busuk itu tak ayal mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat Korea Selatan (Korsel), demikian mengutip laporan Korea Times, Rabu (8/11/2023).

Salah satunya adalah Kim Sang-hee. Pria 32 tahun yang bepergian ke dan dari tempat kerja dengan kereta bawah tanah di Seoul itu memilih tidak duduk selama perjalanan ngantor akhir-akhir ini meskipun ada kursi kosong. Alasannya, ketakutan akan kutu busuk yang telah menyebar secara nasional baru-baru ini.

Kim Sang-hee sangat prihatin saat dia naik kereta bawah tanah Seoul Jalur No. 1 untuk pergi ke kantornya di dekat Stasiun Jonggak, yang merupakan bagian tertua dari sistem kereta bawah tanah Seoul.

"Kereta api di Jalur No. 1 sebagian besar sudah tua, dan banyak di antaranya yang kursinya terbuat dari kain yang bisa menjadi rumah bagi kutu busuk," kata Kim, Selasa 7 November 2023. "Saya khawatir akan digigit kutu busuk sebelum saya menyadarinya."

Kasus serupa lainnya telah dilaporkan di seluruh penjuru negeri Korsel, termasuk wilayah metropolitan Seoul. Ada laporan media tentang kutu busuk dan larva yang ditemukan di bawah tikar di sauna umum di Incheon pada bulan Oktober.

Di Seoul saja, hampir 20 laporan dugaan penampakan kutu busuk telah diajukan sejauh ini, meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan kutu busuk di ibu kota Korea Selatan yang berpenduduk 9,4 juta orang.

Kutu busuk sejatinya tidak menularkan penyakit menular, tetapi memakan darah sehingga menyebabkan ruam kulit, gatal, atau gejala alergi. Yang menambah kekhawatiran adalah kutu busuk dapat bertahan hidup sekitar 100 hari, dan sulit untuk dimusnahkan karena tingkat reproduksinya yang tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berhenti ke Bioskop

Lim Myung-woo yang berusia 37 tahun dan memiliki akademi swasta bahasa Inggris dan matematika bersama istrinya di Incheon, bahkan rela berhenti nonton ke bioskop. Meskipun itu adalah satu-satunya hobi yang dinikmati pasangan itu sebelum berangkat kerja di sore hari.

“Kami biasanya menonton film dengan potongan biaya masuk di pagi hari, karena kami membuka akademi di sore hari. Namun kami memutuskan untuk berhenti pergi ke bioskop untuk sementara waktu karena khawatir akan gigitan kutu busuk atau membawanya ke tempat kerja atau rumah kami," kata Lim.

Adapun Kim Jin-hye yang berusia 40 tahun, seorang pekerja kantoran yang tinggal di Distrik Dongjak di Seoul, sangat ketakutan ketika dia melihat serangga di tirai ruang tamunya, karena dia mengira itu adalah kutu busuk.

"Suami saya menangkap serangganya dan mengatakan  itu bukan kutu busuk. Itu sangat melegakan,” kata Kim. "Tetapi saya selalu khawatir dengan suami yang sering melakukan perjalanan bisnis ke seluruh penjuru negeri, karena selama perjalanan, dia tidak punya pilihan selain tinggal di akomodasi ketika ada banyak laporan tentang kutu busuk di seluruh negeri."

 

3 dari 4 halaman

Kutu Busuk Hampir Diberantas Via Kampanye Desinfeksi Nasional 1960an

Di Korea, kutu busuk hampir diberantas melalui kampanye desinfeksi nasional pada tahun 1960an.

Peningkatan jumlah penampakan kutu busuk dalam beberapa bulan terakhir telah membuat otoritas kesehatan dan pemerintah daerah waspada.

Korea Disease Control Agency (KDCA) atau Badan Pengendalian Penyakit Korea mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan insektisida baru karena kutu busuk di sini telah membangun toleransi terhadap bahan kimia yang ada.

"Negara-negara lain telah menggunakan insektisida baru karena toleransi terhadap kutu busuk," kata seorang pejabat KDCA. "Kami sedang melakukan pembicaraan dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memperkenalkan yang baru."

 

4 dari 4 halaman

Tindakan Pencegahan hingga Inspeksi

Peningkatan kasus kutu busuk juga telah memicu pemerintah Metropolitan Seoul mulai menginspeksi lebih dari 3.000 pemandian umum, sauna, hotel, dan bangunan lainnya untuk menangani potensi serangan serangga itu di ibu kota berdasarkan inisiatif yang disebut zero-bedbug city project (proyek kota tanpa kutu busuk).

Pemerintah kota juga telah meningkatkan tindakan pencegahan terhadap kutu busuk di limusin bandara dan bus wisata kota, berdasarkan meningkatnya kekhawatiran bahwa serangga parasit tersebut dibawa ke negara tersebut dan menempel pada barang milik wisatawan.

"Kami akan meningkatkan tindakan pencegahan karena kutu busuk menyebabkan kerusakan serius secara ekonomi dan psikologis," kata Park Yoo-mi, pejabat yang bertanggung jawab atas kesehatan warga di pemerintah kota.

Provinsi Gyeonggi bahkan berencana memeriksa lebih dari 5.000 akomodasi dan sauna pada akhir bulan ini untuk melihat apakah ada yang perlu didisinfeksi.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.