Sukses

Survei Ungkap Kecemasan Anak Terkait Perubahan Iklim, Begini Cara Terbaik Berkomunikasi dengan Mereka

Pelajari hasil survei yang mengungkap kecemasan anak-anak terkait perubahan iklim. Temukan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak-anak tentang isu ini dalam artikel ini.

Liputan6.com, Jakarta - Anak-anak dapat mengetahui tentang efek gas rumah kaca dari pelajaran di sekolah, melihat postingan mengerikan tentang pemanasan global di media sosial, atau bahkan mengalami sendiri bencana terkait cuaca. Ada kemungkinan besar anak Anda menyadari dan merasa khawatir tentang bahaya dari perubahan iklim, bahkan mungkin dengan tingkat kekhawatiran yang tinggi.

Melansir dari Newsweek, Minggu (10/12/2023), dengan kata lain kecemasan tentang perubahan iklim sudah muncul sejak usia dini. Data dari survei tahun 2021 lalu terhadap 1.000 anak usia 7 hingga 12 tahun yang dilakukan oleh eco-grocer menunjukkan bahwa 71 persen dari mereka merasa khawatir akan perubahan iklim.

Tingkat kekhawatiran tersebut semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi pada tahun 2021 yang melibatkan 10.000 remaja dan dewasa muda di 10 negara, yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet, menemukan bahwa 84 persen dari mereka merasa prihatin akan perubahan iklim. Lebih dari setengah responden mengatakan bahwa hal ini membuat mereka merasa sedih, cemas, tidak berdaya, dan marah.

Bagaimana cara orang dewasa untuk memberikan dukungan?

Terkadang, orang tua merasa ragu apakah seharusnya mereka membahas perubahan iklim dengan anak-anak mereka, khawatir bahwa hal tersebut dapat membuat anak-anak merasa cemas atau bahkan merasa terlalu sulit.

Sarah Schwartz, seorang profesor psikologi di Suffolk University yang telah meneliti dampak kekhawatiran terkait perubahan iklim pada remaja, mengatakan, "Karena perubahan iklim adalah topik yang bisa menimbulkan kecemasan, perasaan tidak berdaya, atau rasa bersalah pada orang dewasa, terutama orang tua, maka kecenderungan alami adalah untuk menghindari pembicaraan tersebut."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Panduan Komunikasi yang Tepat untuk Anak

Namun, hal tersebut dapat membuat anak-anak merasa terasing karena kekhawatiran mereka atau berpikir bahwa topik ini terlalu menakutkan, bahkan bagi orang dewasa.

Para ahli menyarankan untuk berkomunikasi dengan anak Anda dengan mempertimbangkan usianya. Ini akan membantu Anda memahami perasaan mereka, memberikan peluang untuk menjawab pertanyaan dan mengoreksi informasi yang mungkin keliru, dan yang terpenting, membuka peluang untuk berbicara secara terus-menerus.

Jika Anda cenderung menghindari topik yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi Anda dan anak Anda, sebaiknya ubah pendekatan ini. Langkah terpenting yang bisa diambil oleh orang tua atau orang dewasa adalah membicarakan perubahan iklim dengan anak-anak, membantu mereka mengelola perasaan mereka, dan memastikan mereka menerima informasi yang akurat.

Leslie Davenport, seorang pendidik psikologi iklim yang juga penulis dua buku yang membantu anak-anak mengatasi kecemasan iklim, menyarankan bahwa waktu yang tepat untuk pertama kali membicarakan perubahan iklim adalah ketika ada peristiwa terkait.

3 dari 8 halaman

Melibatkan Anak dalam Pembicaraan Perubahan Iklim

 

Contohnya adalah cuaca yang terlalu panas untuk beraktivitas di luar atau ada bencana alam yang terkait perubahan iklim yang sedang hangat dibicarakan di berita, seperti kebakaran hutan di Hawaii pada musim panas ini atau badai es raksasa seukuran bola bisbol di Minnesota.

Leslie Davenport, seorang pendidik psikologi iklim yang juga penulis dua buku yang membantu anak-anak mengatasi kecemasan iklim, mengatakan, "Jika peristiwa terkait perubahan iklim mengganggu keinginan atau rutinitas mereka, mereka ingin tahu mengapa hal itu terjadi."

Semakin sering terjadi peristiwa terkait iklim, maka kesempatan untuk berbicara mengenainya juga akan semakin banyak. Jika anak Anda secara langsung terdampak oleh peristiwa iklim, maka penting untuk berdiskusi langsung tentang perubahan iklim.

Anda juga bisa memanfaatkan kejadian-kejadian positif sebagai kesempatan untuk berbicara, misalnya adalah jika sekolah anak Anda merayakan Hari Bumi atau guru sedang mengadakan kegiatan dan proyek tentang iklim di kelas.

"Tanyakan kepada mereka apa yang mereka pelajari. Tanyakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, serta hal-hal apa yang ingin mereka ketahui lebih lanjut. Bantu mereka menghubungkan titik-titik tersebut," ujar Davenport.

Penting untuk diingat, tujuannya bukanlah untuk segera memulai percakapan yang mendalam tentang perubahan iklim, melainkan untuk menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda selalu siap untuk berkomunikasi.

4 dari 8 halaman

Berbicara tentang Perubahan Iklim Sesuai Usia Anak

Cara Anda membahas perubahan iklim harus disesuaikan dengan usia anak Anda.

Maria Ojala, seorang peneliti dari Örebro University di Swedia, menyarankan bahwa hingga usia 10 tahun, yang terbaik adalah fokus pada lingkungan sekitar dan tidak membahas masalah global atau sistemik. "Hal ini mungkin sulit untuk dimengerti oleh anak-anak yang belum mengembangkan pemikiran abstrak."

Anak-anak di usia sekolah mungkin akan memiliki lebih banyak pertanyaan tentang perubahan iklim, terutama karena sekarang banyak negara bagian AS yang mewajibkan pembelajaran tentang ilmu iklim di semua jenjang pendidikan. New Jersey menjadi negara bagian pertama yang menerapkan hal ini pada tahun 2020, diikuti oleh Connecticut pada tahun 2022.

Davenport menyatakan bahwa orang tua kemungkinan akan mendapatkan pertanyaan yang lebih spesifik mengenai hal-hal seperti emisi karbon, efek rumah kaca, dan cuaca ekstrem.

Meskipun Anda mungkin tidak tahu jawaban untuk beberapa pertanyaan ilmiah tersebut, Anda dapat bekerja sama dengan anak Anda untuk mencari tahu jawabannya. Misalnya, Anda bisa menonton video di YouTube bersama atau mencari informasi online bersama-sama sebagai tim.

Jika anak Anda berusia di atas 12 tahun, kemungkinan anak remaja Anda sudah tahu lebih banyak tentang perubahan iklim daripada Anda. Oleh karena itu, lebih baik mendekati topik ini sebagai sebuah percakapan daripada memberikan ceramah.

5 dari 8 halaman

Peran Penting Orang Tua dalam Diskusi Perubahan Iklim

Menurut Davenport, orang tua harus memulai percakapan, tetapi anak juga memiliki peran penting dalam mengarahkan jalannya pembicaraan. Setelah Anda membuka topiknya, dia menyarankan, "Perlu banyak mendengarkan. Apa yang ingin mereka tanyakan? Apa yang membuat mereka khawatir? Anda tidak hanya perlu memberikan informasi ilmiah secara mekanis seperti ini."

Bergantung pada usia dan kepribadian anak Anda, percakapan awal mengenai perubahan iklim bisa menghasilkan banyak pertanyaan, atau sebaliknya, anak mungkin merespons dengan mengangkat bahu dan mengubah topik pembicaraan.

Kottie Christie-Blick, seorang ahli pendidikan yang bekerja sama dengan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum perubahan iklim, menyoroti betapa pentingnya untuk menanyakan kepada anak-anak apa yang telah mereka pelajari dan dari mana mereka mendapat informasi tersebut.

Ia menyatakan, "Kita tidak selalu tahu dengan pasti bagaimana anak-anak memahami apa yang mereka dengar."

Berbicara secara terbuka dan menunjukkan minat pada pertanyaan anak Anda juga memberi Anda peluang untuk memperbaiki informasi yang mungkin keliru. Christie-Blick mengingat pengalaman berbicara dengan seorang gadis muda yang sangat terkejut ketika dia mengetahui tentang kenaikan permukaan laut.

Gadis tersebut salah mengartikannya, mengira bahwa hal itu berarti seluruh Amerika Utara akan mengalami banjir dalam semalam.

6 dari 8 halaman

Mendengarkan, Menyambut Pertanyaan, dan Menyelami Pemahaman Mereka

Dalam penelitiannya, Maria Ojala telah berbicara dengan ratusan anak muda usia 10 hingga 18 tahun, dan dia menyebut ada bukti bahwa hal yang paling membantu adalah hal yang sederhana, yaitu mengakui perasaan mereka.

Dia mengatakan penting untuk membantu anak-anak muda mengekspresikan emosi mereka. Misalnya, mereka mungkin merasa tertekan tetapi sulit mengungkapkan dengan kata-kata apa yang mereka rasakan atau alasan di baliknya.

Untuk anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun, penting untuk membantu mereka mengidentifikasi perasaan mereka ("Sepertinya kamu merasa sangat sedih"), kemudian mengvalidasi emosi tersebut ("Sedih sekali karena begitu banyak hewan kehilangan rumahnya"), dan juga mengingatkan mereka bahwa ada orang dewasa yang bekerja untuk membantu situasi ini ("Ada banyak orang yang berusaha menyelamatkan rumah para hewan").

Untuk anak-anak yang berusia di atas 10 tahun, Anda mungkin akan memberikan tanggapan yang serupa, namun dengan sedikit lebih banyak informasi untuk membantu mereka memahami kenyataan dari perubahan iklim yang sangat mencemaskan, seperti, "Saya mendengar bahwa Anda merasa tertekan dan kewalahan saat mendengar tentang kebakaran hutan. Saya juga merasa sangat terpengaruh oleh kebakaran hutan dan masalah asap yang diakibatkannya."

Hal yang tidak dianjurkan adalah menghibur dengan kata-kata yang kosong. Menurut Davenport, jangan mencoba meyakinkan anak Anda bahwa tidak perlu khawatir, bahwa semuanya akan berjalan dengan baik, atau bahwa orang dewasa sudah menanganinya.

Reaksi semacam itu mungkin diucapkan dengan niat baik, tetapi sebenarnya dapat dianggap tidak memahami betapa serius dan kompleksnya situasi yang kita hadapi. Davenport menegaskan bahwa penting untuk tidak mengesampingkan perasaan anak-anak.

Ketika remaja mempelajari tentang perubahan iklim dan dampaknya pada masa depan mereka, seringkali mereka bertanya mengapa generasi orang tua mereka belum melakukan lebih banyak untuk mengurangi emisi.

Meskipun beberapa orang tua mungkin merasa tertantang untuk membela diri, Davenport menekankan betapa pentingnya memberikan ruang bagi anak-anak Anda untuk mengungkapkan kemarahan, frustrasi, ketakutan, dan kesedihan mereka.

Schwartz menyatakan, "Kaum muda merasa cemas, sedih, dan marah. Kekhawatiran tentang perubahan iklim seringkali mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka, cara mereka memandang masa depan, serta keputusan penting yang berkaitan dengan pendidikan, karier, dan keluarga."

Christie-Blick menyarankan untuk menghindari mengatakan kepada anak Anda bahwa generasi mereka harus memperbaikinya, meskipun niatnya baik.

Dia mengatakan, "Tidak adil memberi tekanan kepada seorang anak dengan mengatakan: 'Tugas ini adalah milik kalian.'"

Sebaliknya, bantu mereka untuk fokus pada langkah-langkah yang diambil oleh individu, ilmuwan, pemerintah, dan organisasi dunia untuk mengatasi perubahan iklim serta masalah lingkungan lainnya.

7 dari 8 halaman

Gunakan Sumber Menarik dalam Mendidik Anak Terkait Perubahan Iklim

Untuk meningkatkan pemahaman anak Anda tentang perubahan iklim, Anda dapat menggunakan sumber pendidikan yang memiliki reputasi baik dan menarik mengenai topik ini. Sebagai contoh, Climate Kids, sebuah situs web yang dikelola oleh NASA, menyediakan permainan, aktivitas, dan video yang ditujukan untuk anak-anak berusia 8 tahun ke atas.

Selain itu, kebun binatang dan akuarium lokal seringkali menyelenggarakan program terkait perubahan iklim yang juga bisa menjadi cara menyenangkan untuk menarik minat anak Anda.

Menurut Breena Bard, seorang novelis grafis yang telah memenangkan penghargaan, cerita yang menarik dapat membantu anak-anak memahami topik yang rumit. "Komik, khususnya, memiliki cara untuk memasukkan imajinasi mereka sehingga mereka tidak hanya menerima informasi."

Novel grafis terbarunya, Wildfire, ditujukan untuk anak muda dan mengisahkan tentang seorang gadis sekolah menengah yang kehilangan rumahnya dalam kebakaran hutan dan mengubah kemarahannya menjadi tindakan untuk lingkungan.

Buku All the Feelings Under the Sun karya Davenport dirancang untuk membantu anak-anak dan remaja lebih besar mempelajari fakta dasar tentang perubahan iklim dan memahami berbagai perasaan yang mungkin timbul.

Untuk anak-anak di bawah 10 tahun, Davenport merekomendasikan The Lorax, sebuah kisah dari Dr. Seuss, yang menggambarkan kesedihan lingkungan melalui perjalanan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dalam mencari karakter yang berbicara untuk pepohonan, dan We Are Water Protectors, kisah yang memenangkan Medali Caldecott dan diilustrasikan dengan indah tentang upaya seorang gadis muda dari suku asli untuk melindungi air dan tanah airnya dari bahaya yang disebabkan oleh ular hitam.

Salah satu aspek penting dalam menyediakan sumber yang tepat adalah berhati-hati untuk menghindari sumber yang kurang sesuai. Terus-menerus terpapar berita tentang bencana iklim dapat membuat anak-anak yang baru mengenal perubahan iklim merasa terlalu terbebani.

Karena algoritma media sosial sering kali mempromosikan konten iklim yang cenderung ‘gelap dan menghancurkan’, yang tidak selalu didasarkan pada ilmu pengetahuan. Bergantung pada usia anak Anda, mungkin sulit untuk membatasi paparan terhadap konten semacam ini. Oleh karena itu, lebih penting lagi untuk memulai percakapan yang tenang dan informatif di rumah.

8 dari 8 halaman

Peran Orang Tua dalam Menyuarakan Emosi dan Mengembangkan Kesadaran Lingkungan

Anak-anak cenderung meniru sikap orang tua mereka. Jika Anda terbuka dalam berbicara tentang perasaan dan fakta mengenai perubahan iklim, mereka juga akan merasa nyaman melakukannya.

Jika mereka melihat Anda mempertimbangkan solusi dan langkah-langkah untuk mengatasi tantangan lingkungan dengan kritis, maka mereka juga akan mengembangkan kemampuan serupa dalam memecahkan masalah dan berpikir secara kritis.

Ketika mereka melihat Anda aktif membuat pilihan untuk mengurangi emisi dari keluarga Anda, contohnya seperti melakukan perjalanan udara yang lebih sedikit, mengonsumsi daging dengan lebih bijak, dan memilih kendaraan listrik sebagai tiga tindakan paling berdampak, mereka akan mulai memahami secara alami hubungan antara perubahan iklim dan pilihan gaya hidup.

Meskipun Anda mungkin tidak ingin membicarakan perasaan Anda di depan anak Anda, kemampuan untuk mengungkapkan emosi Anda akan membantu anak Anda dalam mengungkapkan emosinya.

Yang paling penting adalah anak-anak perlu melihat bahwa orang tua mereka dapat menerima dan mendengarkan perasaan negatif anak mereka serta memberikan lingkungan yang aman bagi mereka untuk merasa cemas, tanpa merasa diabaikan atau dicoba untuk dihibur.

Terpenting, Anda ingin anak Anda menyadari bahwa kekhawatiran adalah hal yang normal dan tidak menjadikannya terisolasi dari orang lain, melainkan menghubungkannya dengan orang lain. Seperti yang disebutkan oleh Ojala, "Kecemasan terhadap perubahan iklim adalah respons yang wajar terhadap ancaman yang sangat serius."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini