Sukses

Israel: Ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza Karena Roket Jihad Islam

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung menyusul ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza yang menewaskan sedikitnya 500 orang.

Liputan6.com, Tel Aviv - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (17/10/2023) malam mengatakan bahwa bukan mereka dalang di balik ledakan mematikan di Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza.

Dilansir The Times of Israel pada Rabu (18/10), setelah awalnya menyebutkan pihaknya sedang menyelidiki tragedi ini, IDF kemudian membantah terlibat dan mengklaim bahwa mereka tidak beroperasi di daerah tersebut pada saat ledakan terjadi.

Belakangan, Israel menyebutkan bahwa ledakan dipicu oleh roket kelompok Jihad Islam yang salah sasaran.

Melalui video singkat yang beredar dalam bahasa Inggris pada Selasa malam, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, "Analisis sistem operasional IDF menunjukkan bahwa rentetan roket ditembakkan oleh teroris di Gaza, melewati dekat rumah sakit Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza pada waktu serangan terjadi."

"Intelijen dari berbagai sumber yang kami miliki menunjukkan bahwa Jihad Islam bertanggung jawab atas kegagalan peluncuran roket yang menghantam rumah sakit di Gaza," ungkap Hagari.

Militer Israel menambahkan bahwa sekitar 450 dari ribuan roket yang ditembakkan secara rutin oleh organisasi teror yang berbasis di Gaza ke Israel telah gagal sejak dimulainya serangan pada Sabtu 7 Oktober.

"Itu membahayakan dan merugikan kehidupan warga Gaza," klaim mereka.

Israel pun mengunggah tangkapan layar rekaman radar IDF yang menurut mereka menunjukkan bahwa ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist dipicu oleh kegagalan serangan roket Jihad Islam.

Menegaskan kembali sikap negaranya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuturkan, "Jadi seluruh dunia tahu: Teroris biadab di Gaza adalah mereka yang menyerang rumah sakit Gaza, bukan IDF. Mereka yang dengan kejam membunuh anak-anak kami juga membunuh anak-anak mereka."

Presiden Isaac Herzog menyebut tuduhan bahwa Israel telah menyerang Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist sebagai pencemaran nama baik.

"Sebuah rudal Jihad Islam telah membunuh banyak warga Palestina di sebuah rumah sakit Gaza – tempat di mana nyawa harus diselamatkan," tulis Herzog di X alias Twitter.

"Memalukan bagi media yang menelan kebohongan Hamas dan Jihad Islam – menyiarkan pencemaran nama baik Abad ke-21 ke seluruh dunia. Sungguh memalukan bagi teroris keji di Gaza yang dengan sengaja menumpahkan darah orang yang tidak bersalah."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tiga Hari Berkabung

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan tiga hari berkabung setelah apa yang disebutnya sebagai "pembantaian di rumah sakit".

Pada Selasa malam, Yordania mengumumkan bahwa pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Raja Abdullah II, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi dan Presiden Abbas di Amman pada hari Rabu dibatalkan pasca ledakan.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan untuk membatalkan KTT Amman diambil setelah Biden berkonsultasi dengan Raja Abdullah II dan mengingat hari-hari berkabung yang diumumkan oleh Presieden Abbas.

"Presiden Biden menyampaikan belasungkawa terdalam melalui Raja Abdullah II atas nyawa tak berdosa yang hilang dalam ledakan Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza dan berharap korban luka segera pulih," kata pejabat Gedung Putih, sambil berhati-hati untuk tidak menyalahkan pihak tertentu.

"Biden berharap dapat segera berkonsultasi secara langsung dengan para pemimpin ini dan setuju untuk tetap terlibat secara rutin dan langsung dengan mereka masing-masing dalam beberapa hari mendatang."

3 dari 3 halaman

Respons Dunia Arab

Pada Selasa malam, ratusan warga Palestina turun ke jalan di seluruh Tepi Barat untuk memprotes ledakan di rumah sakit. Di Ramallah, video menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan, "Rakyat menginginkan jatuhnya presiden" sebagai protes terhadap kelambanan Abbas dalam menghadapi perang di Gaza.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut ledakan di rumah sakit tersebut sebagai contoh terbaru yang tidak mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar.

Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit meminta para pemimpin Barat untuk segera menghentikan tragedi ini dan menambahkan bahwa mekanisme Arab akan mendokumentasikan kejahatan perang ini dan para penjahat tidak akan lolos dari tindakan mereka.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengungkapkan bahwa pengeboman yang disengaja terhadap warga sipil merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan nilai-nilai paling dasar kemanusiaan. Mereka meminta Israel untuk segera menghentikan kebijakan hukuman kolektif terhadap orang-orang di Jalur Gaza.

Raja Abdullah II menuturkan dia menganggap insiden itu sebagai kejahatan perang keji yang tidak dapat ditoleransi dan menegaskan Israel harus segera menghentikan agresi brutalnya terhadap Gaza.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengecam praktik kriminal Israel dan penasihat presiden Uni Emirat Arab Anwar Gargash menyesalkan penargetan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist, sementara Bahrain menggunakan kesempatan ini untuk menyerukan gencatan senjata mendesak di Gaza.

Di Lebanon, Hezbollah menyerukan "hari kemarahan" untuk mengutuk ledakan rumah sakit dan menyalahkan Israel atas apa yang mereka sebut sebagai "pembantaian".

Rumah sakit dan pekarangannya dipandang sebagai tempat berlindung yang aman bagi warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal atau terlantar akibat pengeboman Israel karena mereka relatif terhindar dari serangan dan IDF bersikeras pihaknya tidak menargetkan rumah sakit.

Perang Hamas Vs Israel telah memasuki hari ke-11. Setidaknya 1.400 kematian tercatat di Israel dan sedikitnya 199 orang disandera Hamas, sementara itu lebih dari 2.700 warga Palestina tewas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini