Sukses

Perang Israel Hamas Tewaskan 140 Anak di Gaza, Beredar Video Pilu Warga Selamatkan Bocah-Bocah

Akun X sebuah media di Palestina, Times of Gaza mengunggah video kepanikan warga menyelamatkan anak-anak yang terkena serangan dari Israel. Perang Israel Hamas kian memakan korban.

Liputan6.com, Jalur Gaza - Anak-anak juga jadi korban perang Israel dengan Hamas. Data menunjukkan seratusan anak di Gaza Palestina tewas.

"Setidaknya 140 anak-anak Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza ketika militer Israel melancarkan serangan pada akhir pekan," menurut Kementerian Kesehatan Palestina seperti dikutip dari dci-palestine.org, Kamis (12/10/2023).

Defense for Children Palestine (DCIP) telah mengkonfirmasi pembunuhan setidaknya 74 anak-anak Palestina dalam serangan langsung Israel di Jalur Gaza antara tanggal 7 dan 10 Oktober. Organisasi ini juga terus mendokumentasikan dan mengkonfirmasi kematian anak-anak Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki, ketika permusuhan terus berlanjut berujung pasukan Israel melancarkan serangan.

Kemudian pada 10 Oktober, akun X sebuah media di Palestina, Times of Gaza mengunggah video pilu berisi kepanikan warga menyelamatkan anak-anak yang terkena serangan dari Israel. Dalam rekaman gambar tersebut, terlihat seseorang berlari keluar dari mobil sambil menggendong bayi ke arah rumah sakit. 

Sementara lainnya, terlihat orang mengeluarkan bocah laki-laki dari kursi depan mobil untuk diberikan kepada tim medis.

Berikut ini rekamannya:

Serangan militer besar-besaran terjadi di Jalur Gaza pada Sabtu 7 Oktober setelah kelompok bersenjata Palestina menembakkan roket ke arah Israel dan menembus pagar pembatas Israel di sekitar Gaza pada awal 7 Oktober -- melancarkan serangan di dalam wilayah Israel. Pasukan Israel memulai operasi militer skala besar yang dijuluki Operasi Pedang Besi.

"Pasukan Israel mengintensifkan serangan udara, darat, dan laut terhadap sebagian besar penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza di mana tidak ada tempat dan tidak ada seorang pun yang aman," kata Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas di DCIP.

"Daripada mengurangi permusuhan untuk mengekang kerugian sipil, komunitas internasional justru secara aktif mendukung upaya perang Israel melalui peningkatan pendanaan militer dan senjata. Meskipun pejabat Israel menyatakan niat mereka untuk melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Impunitas sistemik harus diakhiri," papar Ayed Abu Eqtaish.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3 Jurnalis Tewas

Menurut pantauan dari Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), intensitas perang Israel dan Hamas semakin meningkat setiap harinya. Pendudukan Israel mendapatkan dukungan legitimasi internasional dari Amerika Serikat.

Dalam update laporan dan perkembangan terkini kondisi kemanusiaan Gaza per 10 Oktober 2023 yang diterima Liputan6.com Kamis (12/10/2023), situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk pada hari keempat serangan berkelanjutan Pendudukan Israel ke Jalur Gaza Palestina --mengakibatkan menyebabkan kerugian besar terhadap kemanusiaan, kesehatan, dan hak-hak sipil warga Palestina.

YPSP juga melaporkan bahwa perang Hamas dengan Israel telah mengakibatkan tiga jurnalis tewas akibat serangan udara Israel terhadap bangunan yang berisi kantor-kantor media di barat Gaza. Jumlah jurnalis yang meninggal sejak dimulainya pertempuran "Badai Al-Aqsa" pada tahun 2021 telah mencapai 8 orang.

Laporan YPSP juga menyebut bahwa jutaan nyawa orang di Gaza, Palestina terancam akibat perang Israel Hamas. Kantor Informasi Pemerintah Palestina di Gaza memberikan gambaran bencana kemanusiaan yang tengah melanda wilayah tersebut.

"Lebih dari 2,3 juta jiwa yang berada di wilayah tersebut saat ini menghadapi ancaman serius terhadap nyawa dan kesejahteraan mereka," ujar YPSP dalam update laporannya.

Situasi ini, jelas YPSP, telah memaksa pemerintah Palestina untuk mengeluarkan seruan mendesak kepada masyarakat internasional, organisasi kemanusiaan, dan lembaga bantuan untuk segera mengambil tindakan menghentikan kejahatan yang beragam bentuknya. "Dan seruan untuk menyuplai Gaza semua yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, dan tidak- meninggalkan penduduknya menjadi sandera dan alat pembunuhan yang dipakai oleh pendudukan."

Selanjutnya di sini...

3 dari 4 halaman

9 Staf PBB Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza

Lembaga PBB untuk Pengugsi Palestina (UNRWA) mengungkap bahwa ada sembilan staf PBB yang tewas di Gaza. Mereka kehilangan nyawa akibat serangan udara di Jalur Gaza sejak Sabtu lalu.

Hal itu diungkap akun resmi UNRWA di platform X pada Rabu (11/10/2023). Angka kematian itu naik dari informasi sebelumnya, yakni empat orang meninggal. 

Pada wawancara dengan UN News pada Selasa (10/10), Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma sempat menyebut ada empat orang staf UNRWA yang meninggal di jalur Gaza. 

"Kami memiliki banyak sekali staf yang bekerja dengan UNRWA di Jalur Gaza Kami adalah lembaga PBB terbesar dengan 13 ribu staf. Ada dokter, perawat, guru, insinyur, pekerja sanitasi, sopir, logistik," ujar Juliette Touma yang memuji para staf itu sebagai pahlawan tanpa jasa.

Akibat perang Hamas-Israel, UNRWA terpaksa mengurangi operasinya di Jalur Gaza, seperti penutupan pusat distribusi makanan. Sekolah-sekolah tutup sehingga berdampak ke 300 pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Terkait fasilitas, ada 14 fasilitas PBB yang terdampak serangan Israel karena serangan udara. Juliette Touma berkata bahwa fasilitas PBB harusnya dilindungi meski saat konflik. Touma juga mengingatkan bahwa Jalur Gaza telah diblokade selama 16 tahun.

"Dua per tiga masyarakatnya miskin, 1,2 juta orang bergantung pada bantuan UNRWA, bantuan makanan UNWRA. Persediaan listrik sangat rendah dan begitu juga air. Dan masyarakat tidak bisa masuk dan kelaur Gaza dengan bebas," kata Touma.

Ia pun menegaskan pesan PBB agar konflik segera berhenti. 

"Ketidakpastian, ketakutan, kesedihan, dan duka. Ini waktunya agar semua hal ini berakhir demi semuanya," ucap Touma.

4 dari 4 halaman

Palestina Tuduh Israel Gunakan Bom Fosfor Putih yang Dilarang Secara Internasional

Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih yang terlarang selama pengeboman ke Gaza pada Selasa (10/10/2023). Amunisi mematikan itu diduga digunakan dalam serangan ke Kompleks al-Karama di Gaza utara, yang menjadi rumah ratusan keluarga.

"Pesawat tempur dan artileri Israel menggunakan fosfor putih yang dilarang secara internasional, menghancurkan lingkungan al-Karama di barat laut Kota Gaza dengan serangkaian udara terus menerus," tulis Kementerian Luar Negeri Palestina di X alias Twitter, pada Selasa malam.

"Ada korban jiwa dan luka, sementara ambulans dan kendaraan pertahanan sipil tidak dapat mencapai daerah tersebut karena intensitas serangan udara dan rusaknya jalan-jalan utama."

Sumber Middle East Eye di lapangan melaporkan melihat pemandangan yang konsisten dengan penggunaan bom fosfor putih oleh Israel pada masa lalu di Gaza, termasuk selama konflik tahun 2008.

Tuduhan Palestina tidak dapat diverifikasi secara independen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini