Sukses

Di Masa Perang, Ukraina Tuntut 3 Negara Ini ke WTO Buntut Larangan Impor

Ukraina telah mengajukan tuntutan hukum ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap Slovakia, Polandia dan Hungaria atas larangan impor pangan dari Kyiv.

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina telah mengajukan tuntutan hukum ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap Slovakia, Polandia dan Hungaria atas larangan impor pangan dari Kyiv.

Dikatakan bahwa pembatasan seperti itu merupakan pelanggaran terhadap kewajiban internasional yang dilakukan oleh negara tetangga Ukraina di Uni Eropa.

Mereka mengatakan, larangan tersebut diperlukan untuk melindungi petani mereka dari impor yang murah.

Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina tahun lalu menutup jalur pelayaran utama Laut Hitam dan memaksa Ukraina mencari rute darat alternatif, dikutip dari laman BBC, Selasa (19/9/2023).

Hal ini pada gilirannya menyebabkan sejumlah besar biji-bijian berakhir di Eropa tengah.

Para petani di negara-negara tersebut sejak itu mengadakan demonstrasi, dengan mengatakan bahwa pengiriman gandum dari Ukraina mendistorsi pasar lokal.

Tekanan tersebut menyebabkan blok Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pada awal tahun ini menyetujui pembatasan perdagangan impor Ukraina ke Hungaria, Polandia, Slovakia -- serta Bulgaria dan Rumania -- hingga 15 September.

Pada hari tenggat waktu, Komisi Eropa -- badan eksekutif UE -- memutuskan untuk tidak memperpanjang larangan tersebut.

Namun pemerintah di Budapest, Warsawa dan Bratislava menentang langkah Komisi tersebut dan mengumumkan pembatasan mereka sendiri.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/9), Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko mengatakan bahwa "sangat penting bagi kami untuk membuktikan bahwa masing-masing negara anggota tidak dapat melarang impor barang-barang Ukraina."

"Itulah sebabnya kami mengajukan tuntutan hukum terhadap mereka [Slowakia, Polandia dan Hongaria] ke WTO."

Svyrydenko menambahkan bahwa eksportir Ukraina "telah menderita dan terus menderita kerugian yang signifikan" karena larangan sepihak tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Polandia Akan Tetap pada Pendiriannya

Polandia mengatakan, akan tetap menerapkan larangan tersebut.

“Kami mempertahankan posisi kami, kami pikir ini benar, ini merupakan hasil analisis ekonomi dan kewenangan yang berasal dari UE dan hukum internasional,” kata juru bicara pemerintah Piotr Mueller.

“Keluhan ke WTO tidak membuat kami terkesan.”

Komisi Eropa telah berulang kali menyatakan bahwa kebijakan perdagangan untuk blok tersebut tidak bergantung pada masing-masing anggota UE.

Polandia, Hungaria, dan Slovakia masih mengizinkan gandum Ukraina untuk transit di negara mereka ke pasar lain.

Polandia dan Slovakia adalah sekutu penting Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia. Namun perselisihan impor gandum telah menyebabkan perselisihan.

3 dari 3 halaman

Ukraina Pemasok Biji-bijian untuk Dunia

Ukraina adalah salah satu pemasok tanaman terbesar di dunia seperti minyak bunga matahari, gandum, jelai, dan jagung.

Invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022 dan blokade pelabuhan Laut Hitam di Ukraina menjebak sekitar 20 juta ton biji-bijian yang dimaksudkan untuk ekspor.

Hal ini menyebabkan harga pangan dunia melonjak, dan mengancam akan terjadinya kelangkaan pangan di Timur Tengah dan Afrika.

Sebuah kesepakatan dicapai pada Juli tahun itu antara Rusia dan Ukraina untuk mengizinkan kapal kargo berlayar di sepanjang koridor di Laut Hitam menuju pelabuhan Ukraina.

Hampir 33 juta ton biji-bijian dikirim dari Ukraina berdasarkan kesepakatan tersebut, dan akibatnya harga pangan dunia turun sekitar 20%, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Namun, Rusia menarik diri dari perjanjian tersebut pada Juli 2023 dan harga gandum dunia kembali naik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.