Sukses

Bantu Indonesia Atasi Dampak Perubahan Iklim, AS Gelontorkan Dana USD 200 Juta

Environment Officer United States Agency for International Development (USAID) Ryan Weddle buka-bukaan soal langkah konkret Amerika Serikat, dalam mendukung Indonesia menangani dampak perubahan iklim yang kian nyata.

Liputan6.com, Jakarta - Environment Officer United States Agency for International Development (USAID) Ryan Weddle buka-bukaan soal langkah konkret Amerika Serikat, dalam mendukung Indonesia menangani dampak perubahan iklim yang kian nyata.

"Di Indonesia, USAID mengelola portofolio lingkungan terbesar dengan anggaran lebih dari USD 200 juta (sekitar Rp3 triliun) yang ditujukan untuk membantu RI mengurangi dampak perubahan iklim sambil menjaga keanekaragaman hayatinya," ujar Ryan Weddle pada siaran langsung program perdana Climate Talks Liputan6.com bertema "Perubahan Iklim Perparah Bencana Alam, Apa Solusinya?", Jumat (8/9/2023).

 

"Ini mencakup program di berbagai sektor, seperti promosi energi terbarukan, pelestarian lingkungan darat dan laut, kerja sama dengan kota-kota di Indonesia untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi, pengelolaan sampah padat, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim," Ryan Weddle menambahkan.

Salah satu fokus utama USAID, sambungnya, adalah mengatasi perubahan iklim yang semakin menjadi isu global. Di mana perubahan iklim telah mengintensifkan bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir, dan kekeringan. 

Sebagai bagian dari kemitraan Amerika Serikat dengan negara-negara di seluruh dunia, USAID berkomitmen untuk menangani tantangan pembangunan bersama, terutama perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. 

Indonesia, menurutnya, menjadi pusat perhatian dalam upaya perubahan iklim karena beberapa alasan. Dengan populasi yang besar dan ekonomi yang berkembang pesat, Indonesia juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. 

Kota-kota pesisir yang berkembang pesat juga membuat sebagian besar penduduk rentan terhadap banjir, kekeringan, dan bahkan kebakaran hutan. Namun, Indonesia juga memiliki hutan hujan tropis yang berharga sebagai "penyerap karbon." 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama Indonesia dan USAID

Untuk mengatasi perubahan iklim tersebut, Ryan Weddle menuturkan, USAID dan Indonesia berkolaborasi untuk memperlambatnya melalui langkah-langkah mitigasi. Ini termasuk mendukung transisi ke energi terbarukan dan melindungi hutan dan lahan yang menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

Selain itu, sambungya, USAID bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan manajemen informasi iklim dan mendukung adaptasi. Hal ini melibatkan alokasi anggaran tingkat desa dan kabupaten untuk merencanakan efektif menghadapi perubahan iklim serta pengenalan pertanian cerdas iklim.

Ryan Weddle menjelaskan bahwa USAID juga memiliki program-program khusus, seperti:

  • Just Energy Transition Partnership (JETP), yang bertujuan untuk mempercepat transisi Indonesia ke energi bersih dengan dukungan finansial besar. Ini adalah langkah penting menuju membatasi pemanasan global dan mengurangi emisi.
  • Forestry and Other Land Use (FOLU) berfokus pada pelestarian hutan dan habitat tumbuhan lainnya. USAID bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk membuat budidaya pertanian lebih berkelanjutan, mengurangi insentif untuk deforestasi.

Selain langkah-langkah tersebut, Ryan Weddle juga menyatakan kepada Liputan6.com bahwa USAID juga berupaya untuk meningkatkan manajemen daerah aliran sungai, memastikan akses masyarakat ke air bersih dan sanitasi dalam menghadapi risiko terkait iklim seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan permukaan laut.

Selama beberapa tahun terakhir, papar Ryan Weddle, USAID juga berperan dalam mendukung rencana pembangunan ibu kota baru Indonesia yang berkelanjutan, yang diharapkan akan menjadi model perkotaan yang cerdas dalam hal iklim.

"Seluruh upaya ini mencerminkan komitmen Amerika Serikat dan Indonesia untuk bekerja sama dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin mendesak. Ini adalah langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan untuk planet kita," ungkapnya.

Dalam program perdana Climate Talks Liputan6.com pada Jumat, 8 September 2023, Ryan Weddle tampil bersama Zenzi Suhadi, Direktur Eksekutif Nasional Walhi dan juga Bik Teguh, Perempuan Adat Bathin Sembilan Batanghari Jambi.

Saksikan bincang-bincang selengkapnya Ryan Weddle di Climate Talks Liputan6.com dalam video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.