Sukses

Kim Jong Un Belum Respons Upaya Pembebasan, Bagaimana Nasib Tentara AS yang Lintasi Perbatasan Korut Tanpa Izin?

Kabarnya Korut telah menahan tentara tersebut, namun hingga kini belum ada kabar lebih lanjut mengenai kondisi maupun upaya pembebasan dari pihak negeri pimpinan Kim Jong Un tersebut.

Liputan6.com, Pyongyang - Seorang tentara AS diketahui melintas ke perbatasan negara paling terisolasi di dunia, Korea Utara (Korut) belum lama ini. Pentagon mengidentifikasi prajurit itu sebagai Private 2nd Class Travis King.

Kabarnya Korut telah menahan tentara tersebut, namun hingga kini belum ada kabar lebih lanjut mengenai kondisi maupun upaya pembebasan dari pihak negeri pimpinan Kim Jong Un tersebut.

"Korea Utara belum menanggapi upaya AS untuk membahas tentara Amerika yang lari melintasi perbatasan, kata sejumlah pejabat di Washington," Rabu 19 Juli 2023 malam seperti dikutip dari VOA Indonesia.

"... Pentagon berusaha menghubungi sejawat-sejawatnya di kalangan Tentara Rakyat Korea (Utara). Pemahaman saya adalah bahwa komunikasi tersebut belum ditanggapi," kata Matthew Miller, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, kepada wartawan di Washington hari Rabu.

Pernyataan mereka itu seakan menegaskan bahwa prospek pembebasan tentara itu tidak jelas, mengingat ketegangan antara Washington dan Pyongyang tinggi, sementara saluran komunikasi tidak aktif.

Prajurit Private 2nd Class (Kelas 2) Travis King, yang seharusnya dalam perjalanan ke Fort Bliss, Texas, setelah menyelesaikan hukuman penjara di Korea Selatan karena aksi kekerasan yang dilakukannya, lari ke Korea Utara saat melakukan tur sipil ke desa perbatasan Panmunjom pada Selasa 18 Juli. Ia adalah orang Amerika pertama yang diketahui ditahan di Korea Utara dalam hampir lima tahun.

Penahanan warga negara AS terbaru, tentara King, terjadi pada hari yang sama dengan kapal selam berkemampuan nuklir AS berlabuh di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 1981.

Kapal selam itu secara khusus dipasok untuk membantu Korea Selatan menghadapi ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Korea Utara. Menjelang penyebarannya ada ancaman pembalasan dari pihak berwenang di Pyongyang, yang memperingatkan AS bahwa pengiriman senjata nuklir ke semenanjung itu dapat memicu krisis nuklir.

Beberapa jam setelah penahanan tentara King, militer Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa dua rudal balistik diluncurkan dari Korut dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hubungan AS dan Korea Utara

AS dan Korea Utara, yang berperang selama Perang Korea 1950-53, secara teknis masih berperang karena konflik tersebut berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, dan tidak memiliki hubungan diplomatik.

Swedia menyediakan layanan konsuler untuk orang Amerika dalam kasus-kasus sebelumnya, tetapi staf diplomatik Swedia dilaporkan belum kembali ke sana sejak Korea Utara memerintahkan orang asing untuk meninggalkan negara itu pada awal pandemi COVID-19.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan pihaknya telah menghubungi para pejabat di Korea Selatan dan Swedia.

Jeon Ha-kyu, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mengatakan pada hari Kamis bahwa kementeriannya berbagi informasi mengeni tentara itu dengan Komando PBB yang dipimpin Amerika di Korea Selatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

 

3 dari 4 halaman

Belum Ada Dialog Aktif Korea Utara- AS Soal Upaya Pembebasan

Sejauh ini, belum ada dialog aktif yang diketahui antara Korea Utara dan AS atau antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Motif penyeberangan King ke Korea Utara belum diketahui. Seorang saksi dalam tur yang sama mengatakan ia awalnya mengira aksi tentara King hanya sekadar gaya-gayaan sampai ia mendengar seorang tentara Amerika yang berpatroli berteriak agar orang lain mencoba menghentikannya.

Anggota keluarga King mengatakan tentara tersebut mungkin merasa tertekan dengan masalah hukum di Korea Selatan yang dapat menyebabkan pemecatannya dari militer.

Tentara King Travis yang berusia 23 tahun, bertugas di Korea Selatan sebagai pengintai kavaleri di Divisi Lapis Baja ke-1. Ia dibebaskan awal bulan ini dari penjara. Pada bulan Februari, pengadilan Seoul mendendanya 5 juta won ($3.950) setelah menghukumnya karena menyerang seseorang dan merusak kendaraan polisi, menurut transkrip putusan yang diperoleh Associated Press.

Putusan itu mengatakan King juga dituduh meninju seorang pria di kelab malam di Seoul, meskipun pengadilan membatalkan tuduhan itu karena korban tidak ingin King dihukum.

4 dari 4 halaman

Tentara King Travis Dikabarkan Menghilang

Pada Senin 17 Juli, tentara King Travis sejatinya dikawal ke bandara, tetapi pergi sebelum menaiki pesawatnya.

Tidak jelas bagaimana ia menghabiskan waktu berjam-jam antara saat itu dan saat ia mengikuti tur Panmunjom pada Selasa 18 Juli.

Angkatan Darat AS menyadari bahwa ia hilang, ketika ia dilaporkan tidak turun dari pesawat yang membawanya ke Texas seperti yang diharapkan.

Menurut mitra BBC di AS, CBS News, King melewati keamanan bandara di Seoul tetapi entah bagaimana berhasil meninggalkan terminal dan melakukan tur ke perbatasan, di mana dia menyeberang.

Militer Amerika mengatakan dia melakukannya "dengan sengaja dan tanpa izin".

Hubungan antara AS dan Korut anjlok pada 2017 setelah seorang mahasiswa AS yang ditangkap setahun sebelumnya karena mencuri tanda propaganda. Ia dikembalikan ke AS dalam keadaan koma dan kemudian meninggal. Keluarganya menyalahkan otoritas Korea Utara atas kematiannya.

Tiga warga AS kemudian dibebaskan selama era kepresidenan Donald Trump pada 2018. Namun pada akhirnya, serangkaian pembicaraan yang diadakan antara Kim Jong Un dan mantan presiden AS tidak banyak memperbaiki hubungan kedua negara.

Korea Utara sejak itu telah menguji lusinan rudal yang semakin kuat yang dapat membawa hulu ledak nuklir, yang telah ditanggapi dengan serangkaian sanksi oleh AS dan sekutunya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini