Sukses

4 Korban Tewas Akibat Gempa Papua Jadi Sorotan Dunia

Gempa Papua masih menjadi sorotan media asing hari ini. Bahkan, empat korban tewas akibat insiden tersebut menjadi judul utama artikel media dunia.

Liputan6.com, Jayapura - Gempa Papua masih menjadi sorotan media asing hari ini. Bahkan, empat korban tewas akibat insiden tersebut menjadi judul utama artikel media dunia.

Situs Al Jazeera misalnya. Menulis judul "Four killed by magnitude 5.4 earthquake in Indonesia’s Papua" pada artikelnya.

"Sedikitnya empat orang tewas dan bangunan rusak akibat gempa magnitudo 5,4 melanda pantai utara Papua, Indonesia. Insiden ini meruntuhkan kafe di tepi laut dan menjebak orang di dalamnya, kata para pejabat," tulis Al Jazeera.

"Gempa terjadi pada pukul 13.28 waktu setempat pada Kamis barat daya kota Jayapura di kedalaman 10 km, kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia."

Tak hanya Al Jazeera, media besar asal China yaitu Xinhua juga menulis jumlah korban akibat gempa Papua hari ini.

"4 killed, buildings damaged after quake in Indonesia's Papua," tulis Xinhua hari ini, Jumat (10/2/2023).

"Empat orang tewas dan tiga lainnya luka-luka setelah gempa magnitudo 5,2 menghancurkan beberapa gedung perkantoran, rumah, rumah sakit dan bangunan lain di provinsi timur Indonesia Papua pada Kamis (9/2), kata pejabat setempat."

Xinhua juga mengutip pernyataan dari Badan meteorologi, klimatologi, dan Geofisika Indonesia yang sebelumnya melaporkan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 5,4.

Kemudian ada Gulf News yang ikut menyoroti gempa tersebut dengan menulis: "Earthquake in Indonesia's Papua kills 4".

Tak hanya sekali, Gulf News sebelumnya juga menulis artikel berjudul "Earthquake of magnitude 5.5 strikes north coast of Papua, Indonesia."

Gulfnews menulis bahwa Pusat Seismologi Eropa (EMSC) mengatakan bahwa gempa ini ada di kedalaman 10 km (6,21 mil).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi?

Bisakah hewan benar-benar memprediksi gempa bumi? Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang konkret untuk mendukung gagasan bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, ada banyak laporan dan laporan saksi mata selama bertahun-tahun yang menyatakan sebaliknya.

Pertanyaan apakah hewan dapat memprediksi gempa bumi telah memikat orang selama berabad-abad, dengan cerita tentang perilaku aneh pada makhluk mulai dari tikus hingga burung, memicu gagasan bahwa mereka mungkin memiliki indra keenam untuk aktivitas seismik.

Ada teori yang mengklaim bahwa perilaku hewan yang tidak normal biasanya dapat berarti akan ada gempa bumi yang akan datang, membantu manusia memprediksinya terlebih dahulu.

Ini adalah topik yang telah lama menjadi daya tarik dan spekulasi. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang konkret untuk mendukung gagasan bahwa hewan dapat memprediksi gempa bumi, ada banyak laporan dan laporan saksi mata selama bertahun-tahun yang menyatakan sebaliknya.

Misalnya, di Yunani kuno, tercatat bahwa berbagai hewan, termasuk tikus, musang, ular, dan kelabang, secara misterius meninggalkan rumah mereka beberapa hari sebelum gempa besar melanda wilayah tersebut pada tahun 373 SM. Demikian pula, belakangan ini, ada laporan tentang ikan dan burung yang menunjukkan perilaku tidak biasa sebelum gempa bumi, serta kucing dan anjing.

Contoh terbaru adalah video – yang kemudian menjadi viral – seekor anjing melolong beberapa saat sebelum gempa Senin melanda Turki dengan orang-orang yang mengklaim bahwa hewan tersebut berusaha memperingatkan orang-orang di sekitarnya tentang apa yang akan terjadi.

Kisah-kisah anekdot ini telah menarik minat para peneliti, yang kini menggunakan teknologi canggih untuk mempelajari perilaku hewan yang diyakini mampu memprediksi gempa bumi.

Terlepas dari kurangnya bukti nyata, gagasan bahwa hewan dapat merasakan aktivitas seismik sebelum manusia terus menjadi imajinasi banyak orang.

3 dari 4 halaman

Mengenal Kota Kahramanmaras

Belum lama ini, gempa besar juga melanda Turki dengan pusat gempa ada di Kahramanmaras.

Kahramanmaras mungkin jarang terdengar oleh masyarakat umum. Namun, kota ini sebenarnya menyimpan sejarah panjang.

Dikutip dari laman All About Turkey, Kahramanmaras dikenal sebagai "Markasi" atau "Maraj" di zaman dahulu.

Kota ini terletak 78 kilometer di utara Gaziantep, provinsi ini berdiri sebagai situs sejarah, memiliki masa lalu yang penuh dengan berbagai invasi.

Kota ini bahkan pernah menjadi ibu kota Gurgum, Negara Het di abad ke-12 SM. Bangsa Romawi menyebut kota itu sebagai Germanicia selama abad ke-1 M, dan Ottoman menamainya sebagai "Mer'as" di kemudian hari.

Ada museum arkeologi di dalam benteng, tempat patung Het dipajang. Peninggalan penting lainnya di daerah tersebut adalah Masjid Ulu dan Masjid Tas, keduanya berasal dari abad ke-15, bersama dengan Masjid Hatuniye dan Haznedarli pada periode Ottoman.

Provinsi yang bernama asli Maras ini pernah menunjukkan kejayaannya pada masa Perang Kemerdekaan hingga kemudian diberi gelar "Kahraman", yang berarti "Pahlawan" dalam bahasa Turki.

Saat ini, Kahramanmaras adalah kota terbesar ke-11 di wilayah Turki, dengan ketinggian 568 meter di atas permukaan laut.

Populasinya sedikit lebih dari 1 juta, terbagi hampir sama antara kota dan desanya.

Kompleks masjid Afsin Seven Sleepers adalah salah satu situs terpenting di provinsi ini, dan terletak di distrik Afsin.

4 dari 4 halaman

Cerita Mahasiswa Tunggu Kabar Ibu yang Jadi Korban Gempa Turki 6 Februari 2023

Umay (25) mengaku khawatir saat harus menunggu kabar dari keluarga yang menjadi korban gempa Turki 6 Februari 2023.

Pelajar yang kini tengah berkuliah di Ghent, Belgia tersebut tak sendirian. Bersama sepupunya, Melike (24) dengan cemas menunggu kabar dari anggota keluarga lain.

Ibu Melike -- bibi Umay -- sakit kritis dan perawatan intensif setelah diselamatkan 22 jam usai gempa bumi melanda, dikutip dari laman BBC, Rabu (8/2/2023).

Dia terjebak di pintu besi. Lukanya parah.

Sepupu Umay berasal dari daerah Hatay selatan. Di lokasi tersebut banyak kerabat mereka yang tinggal.

Keduanya bersyukur anggota keluarga mereka yang lain aman dan sehat. Tetapi banyak teman mereka yang tidak seberuntung itu.

“Kami tidak dapat menghubungi tetangga kami, mereka tidak menjawab. Mereka ada yang memiliki tiga anak. Yang kami miliki hanyalah foto-foto ini” sambil menunjukkan video mainan dan buku, terlapisi debu di antara puing-puing.

Sementara itu ada cerita ajaib soal bocah kembar menjadi salah satu korban selamat setelag tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki. Mereka selamat bertahan hidup melewati masa melelahkan selama 40 jam, di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep, Turki. Mereka dalam kondisi hidup saat diselamatkan oleh polisi pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Anadolu Agency (AA) yang dikutip Rabu (8/2/2023), beredar rekaman yang dirilis oleh Kepolisian Turki menunjukkan kedua anak itu dibawa keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

"Anak kembar itu diselamatkan sekitar 40 jam setelah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep," kata polisi, menambahkan bahwa keduanya adalah "kembar ajaib".

Korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan banyak gempa susulan mendekati 6.000 di Turki pada Rabu pagi, menurut media pemerintah Anadolu Agency.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.