Sukses

Korban Tewas Ledakan Bom Mobil di Somalia Kini Bertambah Jadi 100 Orang

Ledakan bom mobil di Somalia telah menewaskan sedikitnya 100 orang.

Liputan6.com, Mogadishu - Ledakan bom mobil kembar di dekat persimpangan sibuk di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya 100 orang. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Hassan Sheikh Mohamud.

Dilansir BBC, Senin (31/10/2022), di antara para korban "yang dibantai [adalah] ibu-ibu dengan anak-anak mereka di tangan mereka", kantor berita AFP mengutip pernyataan presiden.

Dia meminta bantuan medis internasional untuk menangani 300 orang yang terluka.

Ledakan pada hari Sabtu terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menghancurkan bangunan dan kendaraan di sekitarnya. Ledakan yang pertama menghantam kementerian pendidikan dan kemudian yang kedua meledak ketika tim medis tiba untuk menangani para korban, lapor kantor berita Reuters.

Presiden pun menyalahkan kelompok militan al-Shabab atas serangan hari Sabtu yang menargetkan kementerian pendidikan.

Situs web Memo Somalia yang pro-jihadis telah melaporkan bahwa kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka berada di balik ledakan tersebut.

Sebuah afiliasi dari al-Qaeda, al-Shabab telah terlibat dalam konflik jangka panjang dengan pemerintah federal Somalia. 

Presiden Mohamud, yang berkuasa selama lima bulan berjanji "perang total" melawan gerilyawan Islam setelah mereka menyerang sebuah hotel populer di Mogadishu pada Agustus yang menewaskan sedikitnya 21 orang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Ledakan

Kantor berita Somalia, SONNA, mengatakan ledakan itu telah menelan "banyak korban sipil, termasuk jurnalis independen Mohamed Isse Kona."

Seorang wartawan Reuters yang berada di dekat lokasi ledakan mengatakan dua ledakan itu terjadi dengan jeda beberapa menit saja. Hantaman bom tersebut menghancurkan jendela-jendela di sekitarnya. Darah korban ledakan menutupi aspal di luar gedung, katanya.

"Ledakan kedua membakar ambulans kami saat kami datang untuk mengangkut korban dari ledakan pertama," kata Abdikadir Abdirahman dari Layanan Ambulans Aamin kepada Reuters.

Seorang pengemudi dan seorang pekerja pertolongan pertama terluka dalam ledakan itu, katanya.

3 dari 4 halaman

Kejadian Serupa 5 Tahun Lalu

Lima tahun lalu ledakan besar lainnya di lokasi yang sama persis menewaskan lebih dari 500 orang.

Tidak ada klaim tanggung jawab segera. Al-Shabab jarang mengklaim serangan dengan sejumlah besar warga sipil tewas, seperti pada ledakan tahun 2017. Tapi Perdana Menteri Hamza Abdi Barre menyalahkan Al-Shabab.

Seorang relawan di rumah sakit Medina, Hassan Osman, mengatakan "dari total setidaknya 30 orang tewas yang dibawa ke rumah sakit, mayoritas dari mereka adalah perempuan. Saya telah melihat ini dengan mata kepala sendiri." Di rumah sakit, kerabat yang panik mengintip di bawah terpal plastik dan ke dalam kantong mayat, mencari orang yang dicintai.

4 dari 4 halaman

Keterangan Saksi Mata

"Saya berada 100 meter ketika ledakan kedua terjadi," kata saksi mata Abdirazak Hassan. "Saya tidak bisa menghitung jasad di tanah karena (jumlah banyak) korban jiwa."

Dia mengatakan ledakan pertama menghantam tembok pembatas kementerian pendidikan, tempat para pedagang kaki lima dan penukaran uang berada.

Seorang wartawan Associated Press di tempat kejadian mengatakan ledakan kedua terjadi di depan sebuah restoran yang ramai saat jam makan siang. Ledakan menghancurkan tuk-tuk dan kendaraan lain di area banyak restoran dan hotel. Dia melihat "banyak" jasad dan mengatakan mereka tampaknya warga sipil yang bepergian dengan transportasi umum.

Sindikat Jurnalis Somalia, mengutip rekan-rekan dan polisi, mengatakan satu wartawan tewas dan dua lainnya terluka oleh ledakan kedua saat bergegas ke tempat kejadian pertama.

Serangan itu terjadi di persimpangan Zobe, yang merupakan lokasi pengeboman truk besar al-Shabab pada tahun 2017 yang menewaskan lebih dari 500 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.