Sukses

Tragedi Arema Jadi Kerusuhan Sepak Bola Paling Mematikan di Asia

Tragedi Arema menjadi kasus kematian paling mematikan kedua di dalam sejarah dunia sepak bola.

Liputan6.com, Malang - Tragedi Arema menjadi kasus kematian paling mematikan kedua di dalam sejarah dunia sepak bola. Hal ini tergambar jika mengacu pada daftar yang dirilis oleh situs princeonomics, menggeser catatan buruk dari insiden sepak bola yang terjadi di Ghana pada tahun 2001.

Angka ini sekaligus menunjukkan yang paling mematikan di Asia.

Ratusan nyawa melayang akibat kerusuhan di pertandingan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (2/10/2022) malam WIB.

Pertandingan Arema melawan Persebaya Surabaya berakhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu. Kesal dengan kekalahan Arema, suporter Aremania menyerbu ke lapangan usai peluit panjang ditiup wasit.

Petugas keamanan langsung berusaha menghalau serbuan suporter ini. Untuk mengusir suporter, ditembakan gas air mata. Kondisi justru menjadi semakin kacau.

Para suporter yang panik termasuk wanita dan anak-anak berdesakan mencoba keluar dari Stadion Kanjuruhan. Akibatnya fatal, banyak yang pingsan dan sulit bernafas.

Data yang dirilis Polda Jatim pada Minggu (2/10/2022) dini hari WIB, korban jiwa kerusuhan Arema vs Persebaya mencapai 127 orang, termasuk dua anggota polisi.

Salah seorang suporter yang selamat dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Rezqi Wahyu menceritakan detik-detik kejadian mencekam tersebut via Twitter.

Kerusuhan bermula dari adanya satu orang Aremania dari tribun selatan yang nekat masuk ke lapangan dan mendekati pemain Arema Sergio Silva dan Adilson Maringa. Sang suporter mencoba memberikan motivasi dan kritik kepada pemain Arema.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

10 Tragedi Mematikan

Berikut jumlah korban tewas dalam laga pertandingan sepak bola yang pernah tercatat;

1. Estadio Nacional, Lima Peru. Tewas 328 orang pada 24 Mei 1964

2. Tragedi Arema. 187 tewas pada 2 Oktober 2022 -- jumlah kemungkinan masih akan bertambah

3. Accra Sport's Stadium. 126 orang tewas pada 5 September 1989

4. Insiden Hillsborough, Sheffield, Inggris. 96 orang tewas pada 15 April 1989

5. Tragedi Kathmandu Hailstorm, Nepal. 93 orang tewas pada 12 Maret 1988

6. Kasus di Mateo Flores Nat'l Stadium, Guatemala. 80 orang tewas pada 16 Oktober 1996

7. Kerusuahan di Port Said Stadium, Mesir. 79 orang dilaporkan tewas pada 1 Februari 2012

8. Tragedi Puerta 12; Estadio Monumental, Argentina. 71 orang tewas pada 23 Juni 1968

9. Insiden di Second Ibrox Stadium Disaster, Glasgow Inggris. 66 orang tewas pada 2 Januari 1971

10. Kasus di Luzhniki, Lenin Stadium, Moskow, Rusia. 66 orang tewas pada 20 Oktober 1982

3 dari 4 halaman

Dikawal ke Ruang Ganti

Kembali ke insiden Arema, aksi satu orang suporter ini kemudian diikuti beberapa Aremania lain yang masuk ke lapangan guna meluapkan kekecewaannya kepada pemain. Jumlah suporter yang masuk ke lapangan semakin banyak dari berbagai sisi stadion. Suporter juga mulai melemparkan benda-benda ke lapangan.

Para pemain Arema harus mendapat pengawalan petugas keamanan saat memasuki ruang ganti. Usai pemain Arema masuk ruang ganti, situasi di lapangan semakin tak terkendali. Jumlah suporter yang masuk makin banyak.

Aparat keamanan langsung berupaya memukul mundur suporter dengan tameng dan pentungan. Saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat. Kondisi makin tak kondusif.

4 dari 4 halaman

Gas Air Mata

Kemudian aparat keamanan menembakan gas air mata untuk membubarkan suporter Arema yang masuk ke lapangan. Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.

Selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakanan gas air mata ke arah suporter.

Para suporter yang panik karena gas air mata semakin ricuh di tribun. Mereka berusaha segera keluar dari Stadion Kanjuruhan. Sayangnya pintu keluar sudah penuh sesak karena suporter berebut segera keluar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.