Sukses

Jepang Cabut Tes COVID-19 untuk Masuk Negaranya, Tambah Kuota Harian 50 Ribu Pelancong

Jepang mencabut persyaratan tes COVID-19 pra-keberangkatan bagi para pelancong dan menaikkan batas harian khusus bagi pendatang.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang mencabut persyaratan tes COVID-19 pra-keberangkatan bagi para pelancong dan menaikkan batas harian khusus bagi pendatang.

Jepang memiliki beberapa pembatasan perbatasan terkait pandemi COVID-19 yang paling ketat di antara negara-negara lain.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (23/8), Jepang sebelumnya mengharuskan para pendatang untuk menunjukkan tes negatif COVID-19 dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan.

"Batas harian pelancong yang masuk dapat dinaikkan dari 20.000 menjadi 50.000 pada awal bulan depan," Fuji News Network melaporkan.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menolak mengomentari waktu pelonggaran perbatasan, dengan mengatakan itu akan tergantung pada kondisi COVID-19 di Jepang dan luar negeri.

"Seiring dengan setiap tindakan untuk mencegah penularan, kami juga akan mempromosikan kegiatan ekonomi dan dengan tindakan pengendalian perbatasan, kami akan mengendurkannya secara bertahap sambil menjaga kedua hal ini tetap seimbang," kata Matsuno kepada wartawan.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, mengetahui laporan media, tetapi menunda komentar ke Kementerian Kesehatan, yang memiliki yurisdiksi atas pengendalian infeksi perbatasan.

Sementara Kementerian Kesehatan Jepang tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang tengah memulihkan diri dari infeksi COVID-19 sejak Minggu, pernah mengatakan pada bulan Mei bahwa ia ingin membawa langkah-langkah perbatasan Jepang lebih sesuai dengan negara-negara G7 lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PM Jepang Terpapar COVID-19 Usai Rehat Kerja

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida lanjut bekerja setelah dilaporkan positif COVID-19. Ia terpapar virus itu usai rehat musim panas.

Dilaporkan Kyodo, Senin (22/8/2022), PM Kishida merasakan gejala yang ringan, sehingga ia masih bisa Work From Home (WFH). Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menyebut PM Kishida bekerja di rumah dinasnya.

PM Kishida akan terus diisolasi hingga 30 Agustus 2022 mendatang. Perjalanannya ke Tunisia juga harus batal, padahal ia harus menghadiri Tokyo International Conference on African Development pada 27 dan 28 Agustus 2022. Kehadiran virtual kemungkinan menjadi solusi.

"Kami berusaha membuat penyesuaian agar perdana menteri bisa bergabung dengan acara-acara sebanyak mungkin secara online dan cara-cara yang memungkinkan lain," ujar Matsuno.

Jepang saat ini merasakan gelombang ketujuh COVID-19. Istri dan putra dari PM Fumio Kishida menjadi kontak dekat. Gejala awal yang dirasakan Kishida adalah sedikit deman dan batuk-batuk.

PM Kishida sudah menerima dosis keempat COVID-19 pada 12 Agustus 2022. Tiga hari kemudian ia berlibur. Kishida sempat main golf di Prefektur Ibrakai, kemudian menginap di hotel pemandian air panas di Prefektur Shizuoka, dan sempat mengunjungi kuil Mishima Taisha.

Berdasarkan situs Japan COVID-19 Coronavirus Tracker, ada tambahan 141 ribu kasus harian di Jepang, serta 243 kematian. Totalnya ada 2,2 juta kasus aktif di negara tersebut.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Perjalanan ke Afrika dan Timteng Dibatalkan

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida positif COVID-19, ia kemudian membatalkan rencana perjalanan ke Afrika dan Timur Tengah.

Dilansir Al Jazeera, Senin (22/8/2022), PM Jepang Fumio Kishida diisolasi setelah mengalami demam ringan dan batuk pada Sabtu malam, dan tes PCR menunjukkan dia tertular virus corona, kata Noriyuki Shikata selaku sekretaris kabinet untuk urusan publik di kantor perdana menteri.

"Perdana Menteri Kishida diisolasi di dalam kediamannya," kata Shikata kepada The Associated Press pada hari Minggu.

PM Jepang positif COVID-19 di usia 65 tahun, ia sejatinya dijadwalkan kembali bekerja pada hari Senin setelah menghabiskan minggu terakhir berlibur.

Kishida tidak akan lagi menghadiri konferensi tentang pembangunan Afrika akhir bulan ini di Tunisia secara langsung tetapi akan berpartisipasi secara online. Dia juga menunda tur Timur Tengah mendatang yang telah dijadwalkan termasuk pemberhentian di Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab.

Jepang telah mengalami lonjakan terbesar dalam kasus COVID dalam beberapa pekan terakhir, meskipun sebagian besar penduduknya telah divaksinasi.

4 dari 4 halaman

Kontroversi Pemerintahan PM Kishida

Penundaan Kishida dari keterlibatannya di luar negeri terjadi ketika pemerintahnya menghadapi penurunan persetujuan di tengah pengawasan hubungannya dengan Gereja Unifikasi dan tanggapannya terhadap pandemi.

Hubungan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dengan gereja, yang didirikan di Korea Selatan pada 1950-an, telah menjadi sorotan sejak pria yang diduga membunuh mantan perdana menteri Shinzo Abe menuduh kelompok agama itu membangkrutkan ibunya.

Dalam survei yang dilakukan oleh harian Mainichi Shimbun selama akhir pekan, 36 persen responden mengatakan mereka menyetujui kinerja Kishida, dibandingkan dengan 52 persen sebulan yang lalu.

Kishida merombak kabinetnya awal bulan ini dalam upaya untuk meningkatkan dukungannya, menghapus beberapa anggota kabinet yang memiliki hubungan dengan gereja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.