Sukses

Alpha hingga Omicron, 10 Mutasi Varian COVID-19 yang Patut Diwaspadai

, Jakarta - Pandemi COVID-19 belum usai. Virus SARS-CoV-2 masih menginfeksi dunia, bahkan tengah menyelimuti sejumlah dengan gelombang penularan untuk kesekian kali.

Pertama kali terdeteksi di China akhir tahun 2019, COVID-19 terus bermutasi. Hingga saat ini 10 varian menjadi Variant of Concern (VoC) yang dicemaskan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apa saja?

Berikut ini sekilas tentang 10 varian mutasi SARS-CoV-2 tersebut, dikutip dari DW Indonesia, Selasa (18/1/2022): 

1.Varian Alpha mutasi dari Inggris

Banner Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

Varian dengan nama ilmiah B.1.1.7 ini terdeteksi pertama kali di Kent, Inggris Raya. Beberapa peneliti menganggap varian ini jauh lebih menular dibanding virus asli SARS-CoV-2 di Wuhan, China.

Peneliti Lembaga Molekuler Eijkman Prof. Amin Subandrio sebut varian ini sudah ditemukan pada awal Maret 2021 di Jakarta.

2. B.1.351 atau Varian Beta

Kemenkes Ungkap Varian Omicron Hasil Kombinasi Mutasi Delta, Alpha, Beta, Gamma (Pexels/cottonbro).

Mutasi jenis ini ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada Oktober 2021. Varian ini disebut-sebut 50% lebih menular.

Vaksinasi menggunakan Novavax dan Johnson & Johnson dianggap tidak efektif menghadapi varian ini. Delirium atau kebingungan menjadi salah satu gejala varian Beta.

3. Mutasi P.1 di Brasil

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Varian ini diberi nama varian Gamma oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mutasi berasal dari Kota Manaus, provinsi Amazonas, Brasil.

Virus ini pertama kali terdeteksi oleh ilmuwan Jepang yang meneliti sampel seorang warga yang pulang dari Manaus pada Desember 2020.

 

 

Nama virusnya: SARS-CoV-2

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4. Delta, Mutasi Paling Menular Asal India

Dengan nama B.1.167.2, Delta dianggap 50% lebih menular dibanding varian Alpha yang disebut 50% lebih menular dari virus aslinya. Varian ini pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. Mutasi ini memicu gelombang kedua COVID-19 di India.

5. Mutasi dari Amerika latin, Lambda

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Bernama ilmiah C.37, Lambda pertama kali terdeteksi di Peru pada Agustus 2020. Pada 15 Juni 2021, WHO menetapkannya sebagai varian yang menjadi perhatian. Tercatat 81% kasus aktif di Peru pada musim semi 2021 akibat varian ini.

6. Mutasi varian Kappa asal India

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19 Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Pada Oktober 2020, terdeteksi varian 1.167.2 di India. Gejalanya tidak berbeda jauh dengan gejala varian asli COVID-19. Namun, pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman, menyebut gejala campak muncul pada awal infeksi varian ini.

7. Eta, varian yang sama dengan Gamma dan Beta

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Varian ini membawa mutasi E484-K yang juga ditemukan di varian Gamma dan Beta. Kasus pertama varian ini dlaporkan di Inggris Raya dan Nigeria pada Desember 2020. Ditemukan di 70 negara di dunia, Kanada mencatat rekor 1.415 kasus Eta pada Juli 2021.

 

3 dari 4 halaman

8. Varian asal New York, B.1.526

Iota merupakan satu-satunya Variant of Concern (VoC) WHO di Amerika Serikat. Dideteksi pada November 2020, jenis virus ini disebut lebih menular dari varian sebelumnya. Para peneliti menyebut varian Iota meningkatkan angka kematian 62-82% bagi para penderita COVID-19 yang berusia lebih tua.

9. Varian Mu Asal Kolumbia di Awal tThun 2021

Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Dengan nama ilmiah B.1.621, varian Mu ditemukan pertama kali di Kolumbia pada Januari 2021.Varian ini sempat dikhawatirkan dapat kebal dari vaksin. Bahkan WHO memperingatkan varian ini memiliki mutasi yang lebih tahan vaksin.

10. Ditemukan di Afrika Selatan, Omicron Lebih Gampang Menular

Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Varian ini ditemukan di Afrika Selatan pada November 2021. Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan sebut gejala dari varian ini sangat ringan. Dilaporkan tidak ada gejala anosmia pada varian ini. Namun, 500 kali lebih cepat menyebar dibanding varian lain.

4 dari 4 halaman

Infografis Perang Global Melawan Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.