Sukses

Badai Salju Hebat Landa Sejumlah Wilayah di China, Terparah Selama 116 Tahun

Badai salju besar terjadi di wilayah timur China dan menjadi yang terparah di area.

Liputan6.com, Beijing - Badai salju lebat di beberapa bagian timur laut China telah membawa rekor hujan salju di wilayah tersebut. Ini pun meningkatkan kekhawatiran bagi warga untuk menjaga rumah tetap hangat di daerah yang dilanda pemadaman listrik awal tahun ini.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (11/11/2021), ibu kota Shenyang, di provinsi Liaoning, rata-rata hujan salju mencapai 51cm (20 inci). Ini adalah badai salju tertinggi yang tercatat sejak 1905, kata outlet negara Xinhua.

Di Mongolia bagian dalam yang berdekatan, satu orang meninggal dan lebih dari 5.600 terkena dampak setelah badai salju yang hebat.

Cuaca Ekstrem

Peneliti meteorologi di kota Tongliao, Mongolia, mengatakan kepada media Global Times bahwa badai salju adalah peristiwa cuaca ekstrem yang sangat acak dan tiba-tiba.

Sebanyak 27 peringatan kategori merah dikeluarkan di Mongolia Dalam dan China timur laut - peringatan peringatan tertinggi untuk badai salju.

Gelombang dingin, yang dimulai pada hari Minggu, menyebabkan suhu turun setidaknya 14 derajat di beberapa bagian timur laut China.

Di Liaoning, lalu lintas sangat terpengaruh oleh serangan gencar, dengan sebagian besar stasiun tol ditutup sejak hari Selasa.

Stasiun kereta api dan bus juga ditutup, kecuali di kota-kota Dalian dan Dandong.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjaga Suhu Tetap Hangat

Pihak berwenang mengatakan mereka mengintensifkan upaya untuk menjaga rumah tetap hangat dengan meningkatkan impor batu bara dan memaksimalkan kapasitas produksi energi. Pihaknya juga mendesak pasar dan toko kelontong untuk meningkatkan pasokan makanan dan menurunkan harga.

Wilayah timur laut China adalah salah satu daerah yang secara khusus terkena dampak pemadaman listrik bergilir pada September tahun ini, dengan kenaikan biaya yang berkontribusi pada kekurangan pasokan batu bara, kata media lokal.

Tetapi meskipun krisis listrik telah mereda, State Grid Corp China sebelumnya masih memperingatkan "keseimbangan yang ketat secara keseluruhan dengan kesenjangan parsial" antara pasokan listrik dan permintaan selama musim dingin.

3 dari 3 halaman

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.