Sukses

Mimpi Buruk Saat Bangun, Teka-Teki Sleep Paralysis?

Fenomena kelumpuhan saat tidur atau Sleep Paralysis digambarkan seperti mimpi buruk saat bangun karena kaitan eratnya dengan halusinasi didatangi hantu.

Liputan6.com, Jakarta - Mimpi adalah salah satu aspek tidur yang paling sedikit dipahami, tetapi paling menarik. Budaya dan tradisi spiritual yang berbeda telah lama bertujuan untuk menjelaskan mengapa kita mengalami mimpi dan apa arti film tengah malam ini bagi kehidupan kita saat bangun.

Anda bangun di tengah malam, yakin bahwa sosok jahat sedang menunggu. Saat mencoba untuk bergerak, tubuh Anda mendadak lumpuh. Ketika hendak meminta bantuan dengan berteriak, tidak ada suara yang dapat keluar dari tenggorokan Anda. Terdengar seperti film horor, tetapi ini adalah fenomena tak asing yang disebut sebagai Sleep Paralysis.

Dikutip dari Medical News Today, Senin (25/10/2021), mimpi buruk saat bangun atau gangguan tidur yang menakutkan dan dikenal sebagai parasomnia ini telah dialami oleh orang-orang mungkin sejak awal umat manusia. Ini juga mungkin adalah akar dari munculnya banyak cerita hantu dan kisah misterius yang melibatkan "hal-hal yang terjadi di malam hari."

Pengalaman tidur paling meresahkan ini pertama kali didokumentasikan dengan jelas dalam selebaran medis pada abad ke-17 oleh dokter Belanda Isbrand Van Diembroeck yang menulis tentang kasus seorang wanita "50 tahun, dalam keadaan baik, kuat," tetapi mengeluhkan pengalaman misterius di malam hari.

"Ketika dia sedang menenangkan dirinya untuk tidur, kadang-kadang dia merasa iblis berbaring di atasnya dan menahannya, kadang-kadang ia tercekik oleh seekor anjing besar atau pencuri yang berbaring di dadanya sehingga ia hampir tidak dapat lagi berbicara dan bernapas. Lalu, ketika dia berusaha untuk melepaskan (diri), dia tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya," jelas Diembroeck dalam selebaran tersebut.

Apa yang dialami wanita dalam catatan Van Diembroeck adalah suatu kondisi yang kemudian dikenal sebagai Sleep Paralysis. Para peneliti mendefinisikannya sebagai "Parasomnia umum, umumnya jinak yang ditandai dengan episode singkat ketidakmampuan untuk bergerak atau bberbicara dikombinasikan dengan kesadaran saat terjaga."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sleep Paralysis dan Halusinasi

Alasan mengapa Sleep Paralysis begitu menakutkan bukan hanya karena Anda tiba-tiba menjadi waspada tetapi menyadari bahwa Anda sebenarnya tidak dapat menggerakkan otot atau mengeluarkan suara, tetapi juga karena pengalaman ini, seperti kasus di atas, sering disertai dengan halusinasi yang menakutkan.

Seperti yang telah dipastikan oleh literatur khusus, Sleep Paralysis biasanya terbagi dalam tiga kategori:

1. Kehadiran yang dirasakan atau halusinasi penyusup. Orang tersebut merasakan kehadiran individu yang jahat dan mengancam.

2. Halusinasi incubus. Mereka mungkin merasakan seseorang atau sesuatu menekan dengan tidak nyaman, bahkan menyakitkan pada bagian dada dan perut, atau mencoba mencekik mereka.

3. Halusinasi motorik vestibular. Individu berpikir bahwa mereka mengambang, terbang, atau bergerak. Kadang juga termasuk pengalaman keluar dari tubuh. Pada kategori ini, seseorang berpikir bahwa roh atau pikiran mereka telah meninggalkan tubuh mereka dan bergerak mengamati peristiwa dari atas.

Di antara jenis-jenis halusinasi seperti mimpi yang tercantum di atas, jenis pertama adalah salah satu yang paling sering dialami oleh orang-orang saat mengalami Sleep Paralysis.

Adapun saat Sleep Paralysis tidak disertai dengan halusinasi, tetapi sangat jarang.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research, Sleep Paralysis biasanya terjadi saat hampir tertidur (hipnagogik), di beberapa titik selama tidur (hipnomesik), atau sedikit sebelum orang tersebut biasanya hampir bangun (hipnopompik).

Penulis penelitian tersebut mencatat bahwa contoh paling umum dari kelumpuhan tidur adalah hipnometik dan biasanya terjadi 1-3 jam setelah tertidur.

 

Penulis: Anastasia Merlinda

3 dari 3 halaman

Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.