Sukses

Sudah Lockdown Ketat, Mengapa Kasus COVID-19 di Melbourne Meroket?

Kasus COVID-19 meroket usai lockdown, apa kata pakar kesehatan?

, Melbourne - Kasus COVID-19 di Melbourne, Australia, sedang meroket. Tenaga kesehatan mulai kewalahan, padahan wilayah itu sudah melakukan lockdown ketat. 

Berdasarkan laporan ABC Australia, Jumat (1/10/2021), negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne kembali mencatat angka penularan harian yang tinggi pada Jumt ini dengan 1.143 kasus. 

Angka penularan harian paling tinggi di Melbourne tercatat Kamis kemarin,  yakni 1.483 orang dinyatakan positif COVID-19. Saat ini jumlah kasus aktif hampir mencapai 11.000 orang.

Sementara kasus di Sydney telah menurun dari sebelumnya, namun masih tinggi dengan lebih dari 800 kasus baru dan 15 kematian pada hari Jumat ini.

Kedua kota besar tersebut tetap akan melonggarkan aturan untuk bisa kembali ke kehidupan normal, meski sejumlah pakar kesehatan telah memperingatkan Australia masih akan terus melihat peningkatan angka penularan akibat varian Delta.

Hingga saat ini sekitar 53 persen warga Australia sudah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19, artinya kurang dari setengah warga di Australia yang baru menerima satu dosis.

Akhir Juli lalu, PM Australia Scott Morrison mengatakan Australia akan membuka kembali perbatasan dan 'lockdown' tidak lagi akan diberlakukan jika 80 penduduknya sudah divaksinasi penuh.

Berikut ini sejumlah pertanyaan yang banyak diajukan terkait kondisi terakhir pandemi COVID-19:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Pakar dari WHO

Menurut pakar kesehatan, ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa penularan selama 'lockdown' malah naik.

"Lockdown hanya berhasil ketika orang mematuhi aturan 100 persen," jelas Mary-Louise McLaws, seorang Profesor Epidemiologi di University of New South Wales, yang juga penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menteri Utama di negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews mengatakan ratusan bahkan ribuan penularan disebabkan karena orang yang melanggar peraturan pembatasan aktivitas, seperti tidak boleh saling berkunjung ke rumah.

Pemerintah Victoria mengatakan pertemuan ilegal, pesta di rumah-rumah saat final AFL, atau sepakbola gaya Australia, akhir pekan kemarin menjadi penyebab naiknya angka penularan mendekati 1.500 orang dalam sehari.

Mary-Louise menekankan pentingnya membatasi kontak, yakni hanya sebatas pada keluarga satu rumah saja.

"Orang-orang di luar rumah tangga adalah orang-orang yang tidak boleh berinteraksi dengan Anda," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Harus 100 Persen

Lebih lanjut, McLaws berkata "keluarga" seringkali diartikan secara luas. Namun, selama pandemi COVID-19, keluarga hanya sebatas pada satu rumah tangga saja, bukannya seluruh keluarga besar.

Mary-Louise juga mengatakan pentingnya penggunaan tes rapid antigen, yang rencananya akan bisa dilakukan oleh warga Australia di rumah mulai November mendatang.

"Sejauh ini, kita tidak begitu menggunakan tes antigen cepat untuk pekerja layanan penting. Meskipun terkadang staf diberikan tes PCR, mereka tidak melakukannya setiap hari. Jadi, secara tidak sengaja, beberapa orang mungkin menularkan virus di tempat kerja," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.