Sukses

Pelindung Orang Utan di Indonesia Dapat Penghargaan dari Ratu Inggris Elizabeth II

Pelindung orang utan dari Inggris mendapat gelar Officer of the British Empire (OBE) dari Ratu Elizabeth II.

Liputan6.com, Jakarta - Konservasionis orang utan dari Inggris bernama Dr. Ian Singleton mendapatkan penghargaan dari Ratu Elizabeth II. Dr. Singleton mendapat gelar Officer of the Most Excellent Order of the British Empire Empire (OBE).

Karier Dr. Singleton dimulai dari Kebun Binatang Jersey di Kepulauan British Channel pada 1989. Ia pergi ke Sumatera untuk mempelajari orang utan pada 1996, sembari lanjut kuliah Universitas Kent untuk mendapat gelar Ph.D.

Setelah beres kuliah, ia kembali ke Sumatera dan mendirikan Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) yang bekerja untuk PanEco Foundation yang berbasis di Swiss. Ia melindungi orang utan liar serta memperkenalkannya pada dunia, seperti spesies baru Orang Utan Tapanuli.

Dr. Singleton mengaku senang karena aktivitasnya bersama rekan-rekannya mendapat pengakuan dari Ratu Inggris. Penghargaan itu ia persembahkan ke orang-orang Indonesia.

"Saya merasa sangat terhormat, dan sangat bangga, karena semua kerja keras kami selama bertahun-tahun telah diakui, tetapi itu bukan pekerjaan satu orang , atau satu organisasi saja. Penghargaan ini merupakan pengakuan bagi seluruh tim konservasionis berdedikasi, yang sebagian besar adalah orang Indonesia," ujar Dr. Singleton dalam pernyataan resmi SOCP yang disiarkan Kedutaan Besar Inggris, Selasa (13/10/2020).

SOCP juga bermitra dengan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

"Banyak rekan kami di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, saya merasa senang dan terhormat untuk bekerja sama sepanjang karier saya," ujar Dr. Singleton.

Dr Ian Singleton, pelestari orang utan asal Inggris. Dok: Kedutaan Besar Inggris

Singleton berkata akan terus fokus melindungi orang utan yang dipelihara secara ilegal, terjebak, dan terisolasi di area hutan yang terfragmentasi.

Salah satu lokasi proyek Dr. Singleton berada di Jantho dan Jambi. Lokasi itu digunakan untuk melepaskan orang utan di alam liar agar mereka bisa berkembang biak yang layak.

Kini, para orang utan pun sedang menghadapi bahaya COVID-19.

"Konsensus ilmiah menyatakan bahwa orangutan cenderung rentan terhadap infeksi oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 pada manusia, dan kami berkewajiban untuk menjaga keamanan tidak saja staf kami, tetapi semua orangutan juga,terutama ketika kita ingat betapa sedikit dari mereka di sana yang tersisa," jelas Ian.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Orang Utan Masih Terancam

Dr. Ian Singleton menjelaskan bahwa populasi liar orang utan di Indonesia masih sedikit. Orang utan sumatera jumlahnya hanya 13.400 ekor, sementara orang utan tapanuli malah hanya 800 ekor. 

"Kedua spesies ini terdaftar sebagai Critically Endangered dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN, dan orangutan tapanuli adalah spesies kera besar yang paling terancam punah di dunia," tegas Dr. Singleton. "Kami melakukan apa yang kami bisa untuk semua orangutan di Sumatera dan itu membutuhkan banyak kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak." 

Kedutaan Besar Inggris di Indonesia mengaku bangga atas kontribusi Dr. Singleton kepada hewan liar. Ini disebut sebagai dampak positif dari relasi antara Inggris dan Indonesia. 

"Kami di kedutaan senang bahwa pekerjaan Dr. Ian Singleton telah diakui melalui penghargaan ini. Dr. Singleton telah memberikan kontribusi yang sangat besar," ujar Dubes Inggris di Indonesia, Owen Jenkins dalam pernyataan resmi. 

"Melalui contoh Dr. Singleton, kita juga dapat melihat apa yang mungkin terjadi jika Kerajaan Inggris Raya dan Indonesia bermitra dalam jangka panjang; dan apa yang mungkin kita semua capai," lanjut Dubes Jenkins.

Dubes Inggris juga menyebut kemenangan Dr. Singleton datang tepat waktu karena berdekatan dengan peluncuran film dokumenter dari konservasionis David Attenborough. Dokumenter berjudul A Life on Our Planet itu turut membahas bird of paradise di Indonesia. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.