Sukses

Kisah Tragis 5.000 Anjing dan Hewan Lain Mati di Kotak Pengiriman Tanpa Makanan

Diduga 5.000 hewan malang ini adalah hasil dari perdagangan hewan peliharaan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 5.000 hewan ditemukan dalam kondisi mati di kotak pengiriman. Mereka diduga dibeli secara daring.

Hewan-hewan tersebut ditemukan mati dalam kumpulan kotak kardus pengiriman yang sudah dilubangi.

"Rasanya seperti neraka. Seluruh tempat berbau bangkai yang membusuk,” begitulah cara seorang saksi menggambarkan adegan pekan lalu di stasiun Logistik Dongxing di China tengah, di mana setidaknya 5.000 anjing, kucing, kelinci, marmut, dan hewan lainnya ditemukan mati, seperti dikutip dari Peta.org, Jumat (9/10/2020).

Berikut adalah video dari instagram yang di posting oleh Peta mengenai keadaan hewan di lokasi tersebut:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diduga Dibeli Secara Daring

Hewan-hewan tersebut, menurut laporan, kemungkinan besar dibeli secara daring dan dimasukkan ke dalam kandang plastik atau logam yang dikemas dalam “kotak ekspres” dan diangkut seperti komoditas. Mereka ditinggalkan di kotak karton tanpa makanan atau air selama kira-kira seminggu sebelum ditemukan.

Berikut adalah postingan mengenai kotak kardus yang digunakan sebagai tempat hewan tersebut yang diunggah oleh CBSNews

 

Seorang saksi menuduh perusahaan logistik tersebut mungkin menolak untuk menandatangani pengiriman, dan miskomunikasi mungkin telah menyebabkan pengabaian yang memilukan itu.

3 dari 4 halaman

Beberapa Hewan Selamat

Dari lebih dari 5.000 korban, sekitar 200 kelinci dan 50 anjing serta kucing dilaporkan selamat. Bagi ribuan binatang lain yang tidak berhasil bertahan hidup, sungguh memuakkan untuk memikirkan rasa sakit dan ketakutan di saat-saat terakhir mereka — mereka pasti kelaparan, dehidrasi, dan tercekik

 

 

Meskipun tentu memilukan, di sisi lain tidak mengherankan juga bahwa perdagangan hewan peliharaan juga mungkin menjadi penyebab para hewan mati tersebut.

4 dari 4 halaman

Tidak Membeli Hewan, Tetapi Adopsi

Apa yang mengejutkan adalah, manusia masih melakukan pembelian terhadap anjing, kucing, atau hewan pendamping lainnya secara online. Padahal jutaan hewan-dari semua spesies, ukuran, usia, kepribadian, dan tingkat energi sudah duduk berada di tempat penampungan, berharap untuk diadopsi.

Banyak hewan-hewan yang diperdagangkan berakhir dengan kematian yang memilukan.

Anjing yang diterbangkan dari peternak di Yordania meninggal di gudang bandara di Chicago, seorang pria California membeli anjing Terrier Yorkshire berusia 12 minggu dari peternak Ohio dan anjing tersebut tiba di Los Angeles dalam keadaan mati di dalam kandang. Adapula tikus dan babi guinea yang sakit dan terluka di toko PetSmart, insiden di China ini tidak unik dan kejam.

Hewan yang akan didagangkan sebagai peliharaan menanggung ketakutan yang tidak terbayangkan sebelum dijual di toko, baik bagi peternak maupun toko hewan peliharaan, keuntungan adalah prioritas. Dan cara terbaik untuk mengambil tindakan adalah dengan menolak berbelanja di mana pun yang menjual hewan hidup bahkan membeli persediaan dari perusahaan seperti Chewy.com yang berbahaya bagi hewan.

Seolah-olah hewan yang mati dalam kotak kardus di fasilitas pengiriman bukanlah alasan yang cukup untuk menghindari perdagangan hewan peliharaan, ada krisis populasi hewan pendamping besar-besaran yang melanda dunia, dan itu mengakibatkan tempat berlindungnya penuh serta, hewan terlantar dan tunawisma yang berjuang untuk bertahan hidup. Jadi jika Anda berencana untuk menambahkan seekor anjing, kucing, atau hewan pendamping lainnya ke keluarga Anda, mohon untuk dadopsi saja dan jangan pernah untuk membelinya.

Reporter : Romanauli Debora

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini