Sukses

Pertama dalam Sejarah Amerika, Jenderal Kulit Hitam Terpilih Jadi KSAU

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang perwira Afrika-Amerika yaitu Jenderal Charles Brown Jr, terpilih sebagai Kepala Staf Angkatan Udara oleh AS pada Selasa 9 Juni 2020.

Liputan6.com, Washington D.C.-- Untuk pertama kalinya dalam sejarah Amerika Serikat (AS), seorang perwira Afrika-Amerika memimpin Angkatan Udara. Senat Amerika memilih Jenderal Charles Brown Jr sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dengan suara bulat 98-0.

Brown sebelumnya adalah komandan pasukan udara Amerika di Pasifik, yang bertanggung-jawab atas kegiatan Angkatan Udara di AS dan di Kawasan Indo-Pasifik.

Selain itu, Brown juga pernah bertugas sebagai wakil komandan Komando Pusat AS, yang megawasi kegiatan militer Amerika di Timur Tengah antara Juli 2016 hingga Juli 2018.

Sebelum tugas tersebut, Brown menjabat sebagai komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS.

Konfirmasi bersejarah Brown sebagai kepala staf Angkatan Udara itu terjadi di tengah protes yang dipicu ketidakadilan ras dan sosial yang berlangsung di AS, setelah warga kulit hitam bernama George Floyd meninggal saat ditahan polisi, seperti dikutip dari VOA News, Rabu (10/6/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Jenderal Charles Brown Jr

Jenderal Charles Brown Jr mengatakan dalam suatu video, "Saya berpikir tentang bagaimana pencalonan saya dapat memberikan beberapa harapan, tetapi juga datang dengan beban berat. Saya tidak bisa memperbaiki rasisme selama berabad-abad di negara kita, saya juga tidak bisa memperbaiki diskriminasi selama beberapa dekade yang mungkin berdampak pada anggota Angkatan Udara kita."

Video tersebut dibagikan oleh Pacific Air Forces @PACAF dalam laman Twitter resmi mereka. 

Brown juga menyampaikan dalam video itu, bahwa ia berharap agar kebijaksanaan dan pengetahuan dapat memimpin dalam "masa-masa sulit" ini, dan membuat perbaikan "sehingga semua penerbang baik hari ini dan besok menghargai nilai keanekaragaman, dan dapat melayani di lingkungan di mana mereka dapat mencapai potensi penuh."

Brown juga disebut sebagai "Pemimpin yang menginspirasi - berani, otentik, dan menyatukan"  oleh Senator Jim Inhofe, yang merupakan ketua Senate Armed Services committee.

Ia juga menyebutkan bahwa keahlian Brown dalam tugasnya di kawasan Indo-Pasifik akan menjadi aset karena militer mengalihkan lebih banyak fokusnya ke bagian dunia itu.

Konfirmasi pada jabatan Brown yang muncul pada Selasa 9 Juni itu disebut oleh Mantan Ketua Gabungan Kepala Staf, Laksamana (Purn.) Mike Mullen,  sebagai "langkah besar ke arah yang benar," tetapi ia khawatir tentang sekelompok pemimpin keturunan Afrika-Amerika yang menyusut dalam militer AS.

Mike Mullen mengatakan, "Saya meninggalkan sekitar delapan setengah tahun yang lalu, dan saya sangat khawatir bahwa kita telah mengalami kemunduran sejak saat itu karena jumlahnya tidak ada di sana."

Brown telah terbang hampir 3.000 jam dan 130 jam tempur selama lebih dari 35 tahun pelayanannya. Seorang pilot jet F-16 tersebut juga ditugaskan pada tahun 1984 sebagai lulusan terhormat dari program ROTC di Texas Tech University.

Pada 2 Maret 2020, Brown dicalonkan untuk menggantikan Jenderal David Goldfein, yang diperkirakan akan pensiun dalam beberapa pekan mendatang dari jabatan tertinggi Angkatan Udara AS. 

David Goldfein merupakan pilot komando lain yang menjabat sebagai wakil kepala staf Angkatan Udara, direktur staf Gabungan, dan komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS sebelum menjadi kepala dari badan militer negara tersebut. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.