Sukses

14-4-1988: Akhir Sengketa Kubu Afghanistan Pasca-Militer Soviet Angkat Kaki

Pada 14 April 1988, pasukan militer Soviet memutuskan untuk menarik diri dari Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejarah mencatat bahwa perwakilan dari Uni Soviet, Afghanistan, Amerika Serikat, dan Pakistan menandatangani perjanjian yang menyerukan penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan. 

Sebagai imbalan untuk mengakhiri pendudukan Soviet yang disengketakan, Amerika Serikat setuju untuk mengakhiri dukungan senjatanya untuk faksi-faksi anti-Soviet Afghanistan. Demikian seperti dilansir dari laman History.com, Senin (13/4/2020). 

Selain itu, Afghanistan dan Pakistan juga sepakat untuk tidak ikut campur dalam urusan masing-masing.

Sebelumnya pada 1978, kudeta yang didukung Soviet di Afghanistan memasang pemerintahan komunis baru di bawah Nur Mohammad Taraki. 

Namun, pada tahun 1979, kudeta kedua menggulingkan pemerintahan Taraki yang mendukung Hafizullah Amin, seorang pemimpin Muslim yang kurang disukai Soviet.

Pada Desember 1979, tank dan pasukan Soviet menyerbu Afghanistan, dan Amin pun terbunuh dalam kudeta yang didukung Soviet. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlawanan Gerilyawan Muslim

Meskipun mendapat keuntungan awal, tentara Soviet bertemu dengan perlawanan tak terduga dari gerilyawan Muslim, yang meluncurkan jihad, atau "perang suci," melawan para ateis asing.

Dipersenjatai oleh Amerika Serikat, Inggris, China, dan beberapa negara Muslim, muhajadeen," menimbulkan korban besar pada pihak Rusia.

Di Uni Soviet, kegagalan Tentara Merah untuk menekan gerilyawan, dan tingginya biaya perang dalam kehidupan dan sumber daya Rusia, menyebabkan perselisihan yang signifikan dalam Partai Komunis dan masyarakat Soviet.

Pada April 1988, setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan, pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian damai dengan Afghanistan.

Pada Februari 1989, tentara Soviet terakhir meninggalkan Afghanistan, tempat perang saudara berlanjut sampai perebutan kekuasaan Taliban di akhir 1990-an.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini