Sukses

Bendung Corona COVID-19, Australia Denda Warga Keluar Rumah Mulai Rp 9 Juta

Angka penularan Virus Corona COVID-19 di Australia menurun dalam beberapa hari terakhir, tapi aturan untuk mencegah penyebaran meluas masih ditegakkan Australia.

Victoria - Meskipun angka penularan Virus Corona COVID-19 di Australia menurun dalam beberapa hari terakhir, aturan untuk mencegah penyebaran meluas masih ditegakkan Australia. Hampir semua negara bagian menerapkan aturan yang lebih ketat untuk pergerakan warga.

Mengutip ABC Indonesia, Senin (30/3/2020), jumlah warga di Australia yang dinyatakan positif tertular Virus Corona COVID-19 telah mencapai 4.159 orang. 18 di antaranya meninggal dunia dan lebih dari 240 orang dinyatakan sembuh.

Kemarin 29 Maret, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumkan aturan baru, yakni maksimal dua orang yang boleh bertemu atau berkumpul.

Kini setiap pemerintah negara bagian akan mulai menerapkannya, bahkan di sejumlah negara bagian akan ada denda yang melanggar aturan tersebut.

Warga diperbolehkan ke luar rumah, hanya jika untuk keperluan membeli kebutuhan pokok, keperluan medis yang darurat, pergi ke kantor atau sekolah jika tidak mungkin melakukannya dari rumah.

Denda dimulai dari AU$ 1.000 atau sekitar Rp 9.864.112.  (AU$ 1= 9.864,11)

Berikut uraiannya:

  • Victoria, dengan ibu kota Melbourne: denda langsung di tempat dengan lebih dari AU$ 1.600
  • Australia Selatan, dengan ibu kota Adelaide: denda senilai AU$ 1.000
  • Kawasan ibu kota Australia, dengan ibu kota Canberra: tahap pertama dengan edukasi dan peringatan, tahap kedua penjatuhan denda
  • New South Wales, dengan ibu kota Sydney: melibatkan kepolisian untuk penerapan aturan
  • Tasmania, dengan ibu kota Hobart: akan diterapkan oleh kepolisian, dengan ancaman ditangkap dan dijatuhi hukuman
  • Kawasan Australia Utara, dengan ibu kota Darwin: masih menerapkan aturan pertemuan dengan maksimal 10 orang
  • Queensland, dengan ibu kota Brisbane: denda langsung di tempat sebesar AU$ 1.300
  • Australia Barat, dengan ibu kota Perth: akan memperkenalkan denda langsung di tempat lokasi sebesar AU$ 1.000

Kasus di NSW Masih Tertinggi

Kepala negara bagian New South Wales, Premier Gladys Berejiklian mengatakan polisi di negara bagian tersebut akan mulai menerapkan aturan maksimal dua orang yang bertemu atau berkumpul pada Senin malam 30 Maret.

Dalam 24 jam terakhir sampai Senin pagi, terdapat 127 kasus baru di NSW sehingga keseluruhan kasus di sana adalah 1.918, tertinggi di Australia.

Terjadi penurunan, karena di hari Sabtu jumlah kasus baru COVID-19 ada 212 dan di hari Minggu menjadi 174.

"Kita sekarang di posisi yang memungkinkan mengontrol penyebaran semaksimal mungkin," kata Gladys.Kepala Bidang Medis di NSW, Kerry Chant mengaku senang dengan jumlah kasus yang menurun, namun masih ada kemungkinan angka penularan akan naik lagi.

"Kita senang namun juga masih harus berhati-hati, dan trend jangka panjang dari data ini yang lebih penting." kata Dr Chant.

Premier Berejiklian mengatakan pihak kepolisian akan dilibatkan dalam pengawasan aturan dimana hanya maksimal dua orang yang boleh bertemu atau berkumpul.

Sementara Kepolisian NSW mengatakan pihaknya tidak hanya ingin yang memaksa aturan dijalankan, tetapi harus bekerja sama dengan anggota masyarakat.

"Kita akan meminta publik untuk membaca peraturan baru dan tahu jika polisi akan berada di luar sana," ujar Mick Fuller, Komisioner Kepolisian NSW.

Victoria terapkan kebijakan tahap ketigaPremier Daniel Andrews mengatakan tahap ketiga pembatasan pergerakan dan pertemuan warga untuk mengatasi pandemi Virus Corona COVID-19 mulai diterapkan.

Hari Senin ada 56 kasus baru COVID-19, sehingga keseluruhan ada 821 kasus di negara bagian ini.

Daniel mengatakan Senin tengah malam, mereka yang melanggar aturan soal maksimal dua orang dalam bertemu akan dikenai denda langsung di tempat.

Daniel mengatakan pembatasan 'tidak lebih dari dua orang berkumpul' ini merupakan bentuk dari pembatasan tahap ketiga.

Dia juga mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya pembatasan lebih ketat lagi dalam pembatasan 'tahap keempat.'

"Sepanjang kita melihat adanya kasus positif baru setiap hari, kami harus mempertimbangkan langkah berikutnya." kata Andrews.

Penerapan pembatasan pergerakan orang diambil oleh pemerintah Australia adalah dengan tujuan memperlambat penyebaran Virus Corona baru yang sangat menular tersebut, selain juga mencegah rumah sakit kewalahan menampung pasien yang kritis.

Sejauh ini sudah empat orang meninggal di negara bagian Victoria, dengan 29 orang dirawat di rumah sakit, dan 4 diantaranya di Unit Gawat Darurat.

Kepolisian Victoria mengatakan sejauh ini mereka belum menjatuhkan denda kepada siapa pun, namun mengatakan sejumlah orang sudah mendapatkan peringatan.

Dalam pembatasan tahap ketiga ini, taman bermain di luar ruangan juga akan ditutup.

Yang masih boleh beroperasi adalah pusat perbelanjaan, sekolah, universitas dan bisnis yang dianggap penting, sepanjang pekerjanya menjaga jarak satu dengan yang lain.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Di Darwin, Masih Ada Warga yang Melanggar Aturan

Di negara bagian Kawasan Australia (NT) yang mencakup ibu kotanya Darwin, seorang pejabat mengatakan beberapa warga masih tidak mengikuti saran untuk tidak keluar rumah untuk urusan yang tidak penting.

"Virus itu tidak perlu siapapun. Besar kemungkinan banyak diantara kita yang akan terkena," kata Hugh Heggie, Kepala Bidang Medis NT.

"Saya prihatin dengan banyak warga yang tidak mengikuti aturan menjaga jarak."

"Saya tidak mau mengatakan ini, namun menurut saya, warga di sini masih belum mengerti mengenai langkah social distancing,"' katanya.

Kepolisian di NT sudah melakukan pengecekan terhadap mereka yang harus menjalani karantina selama 14 hari di rumah masing-masing.

Kegiatan perekonomian lokal tetap berjalan, dengan masih dibukanya pasar terbuka di Rapid Creek dan Nightcliff, akhir pekan walau pengunjung lebih sedikit.

Kawasan Australia Utara juga baru menerapkan karantina wajib bagi mereka yang datang dari negara bagian lain, yakni 14 hari di hotel.

Mereka yang datang setelah hari Jumat mendatang, akan diminta untuk membayar sendiri biaya hotel senilai AU$ 2.500.

Dr Heggie mengatakan kekhawatiranya adalah jika wabah tidak terkendali di sana, maka korban akan besar, karena banyak warga yang memiliki penyakit lain.

"Ini disebabkan karena kami memiliki komunitas yang rentan, dengan banyak yang memiliki kondisi medis, tingginya angka perokok dan yang lainnya," katanya.Di NT sejauh ini satu dari 15 pasien COVID-19 dirawat di Ruang Gawat Darurat di Rumah Sakit Royal Darwin.

Semua kasus positif di sana berasal dari mereka yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

 

3 dari 3 halaman

Kematian Pertama di Tasmania

Di negara bagian Tasmania, negara bagian yang wilayahnya terpisah dari benua Australia, seorang perempuan berusia 80 tahunan menjadi korban meninggal pertama karena Virus Corona COVID-19.

Premier Peter Gutwein mengkonfirmasi kematian perempuan tersebut, yang meninggal di Rumah Sakit North West Regional, hari Senin.

Berbicara dalam jumpa pers, Peter mengatakan warga di negara bagian tersebut tidak boleh menggangap enteng apa yang terjadi sekarang ini.

"Saya sudah mengatakan ini selama beberapa minggu bahwa ini serius, dan bahwa akan ada yang meninggal, dan sekarang Tasmania memiliki korban meninggal pertama," katanya.Dengan itu, angka kematian di Australia karena Virus Corona COVID-19 adalah 17 orang.

Di Tasmania sendiri sampai hari Minggu sudah ada 66 kasus, dengan tambahan 4 kasus baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.